Mungkin, memang adakalanya kacamata itu dilepas; bukan untuk mengaburkan pandangan. Melainkan : untuk melindungi.
Pages
▼
Minggu, 31 Maret 2013
Melepas Kacamata
Jumat, 29 Maret 2013
coba-bintang-for
ternyata saya masih belum bisa memahami instruksi for dengan cepat -,-.
meski alhamdulillah, untuk kasus ini saya sudah mengerti (dan itu sampe bikin corat coretan kaya gitu segala --a)
*tapi ini baru satu kasus, fitri -,-
jadi kodenya gini,
#include<iostream>
using namespace std;
int main () {
int x, i, j;
cin >> x;
for(i=1; i<=x; i++)
{
for (j=1; j<=i; j++)
{
cout << "*";
}
cout<<endl;
}
system("pause");
return 0;
}
*nanti outputnya kayak gini
iya, ini masih sederhana banget kok...
meski alhamdulillah, untuk kasus ini saya sudah mengerti (dan itu sampe bikin corat coretan kaya gitu segala --a)
*tapi ini baru satu kasus, fitri -,-
jadi kodenya gini,
#include<iostream>
using namespace std;
int main () {
int x, i, j;
cin >> x;
for(i=1; i<=x; i++)
{
for (j=1; j<=i; j++)
{
cout << "*";
}
cout<<endl;
}
system("pause");
return 0;
}
*nanti outputnya kayak gini
iya, ini masih sederhana banget kok...
Kamis, 28 Maret 2013
Buku Tahunan Gycen; Membaca Kembali
"Dan, datanglah kembali kesini, katakan kepada kami, bahwa kalian sudah menjadi yang diharapkan madrasah, keluarga, agama, dan bangsa tentunya." --Pak Rapiq, kata-kata wali kelas |
"Nak, masih ingatkah kalian ketika kau belajar berjalan?" Ah, terima kasih telah mengajari kami berjalan, Pak --Pak Rapiq; lagi; dengan kata-katanya yang khas guru Bahasa Indonesia |
Hahaha, siapa sih Man? Cermati deh, Salman nulisnya KAMU, loh, bukan KALIAN, wkwkwk :D:D |
Deta kelebihan ATP itu...iya banget. Tapi nggak usah pake istilah ATP juga kali, Husnaaah :D:D haha :D |
bakat jadi pelawak, hahaha :D |
Manstap Ndin, Gycent, you're my inspiration <3 |
Dilhoooo aku ngebayangin cara ngomong kamu banget : "tapi menurut aku kamu bukan orang jahat kok" hahaha :D |
wush wush Puji, sampe bawa-bawa zaman Dinasti Abbasiyah |
Awi, Awi, kamu lagi galau ya Wi, haha. Nggak urusan pacar, rumah tangga, semua dibawa. |
Wush, kalu udah Syakir yang ngomong... mantaps Kir ! |
Haniiiii fotonyaa, haha |
Ini dia Degun; yang nggak disukai di IC : ngisi data BT --a |
Ariq to Sheila, kalimatnya penuh majas dan analogi. Sekali-kali jiwa jurnalnya keluar ya Riq :P |
Liat dan baca : SUKA SALMAN guess WHO ?! hahaha :D |
"Kalian tahu nggak sih? Yang namanya manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa sebagai sebuah makhluk yang teriat pada kenangan. Keterikatan tiap manusia dengan kenangannya bagaikan diikat dengan tali berwarna bernama emosi. Jadi emosi bisa berupa tali sepatu hitam gelap yang mengikat bangkitnya kenangan pahit bersama sedih, kecewa, dan tangis. Emosi juga bisa berupa pita merah muda yang mengikat kenangan bahagia bersama senyum, tawa, dan bahagia bahkan dengan perasaan ingin mengulangnya.
Kenangan di Insan Cendekia tidak ubahnya dengan kenangan yang lain. Tiap mereka terikat pada kita dengan emosi yang entah berupa apa. Kita sendirilah yang memutuskan":")
Salam saya untuk teman-teman Gycen dimanapun kalian berada, untuk seluruh civitas IC dimanapun semua berada, terima kasih atas kenangan selama tiga tahun ini. Butuh tempat yang sangat luas untuk mengabadikan tiap kepingan waktu bersama kalian semua. Terima kasih.
Semoga Allah merahmati, meridhai, dan senantiasa menjaga kita :)
28 Maret 2013;
*sayang sekali, di jurnal saya tahun lalu, tidak ada catatan untuk hari ini :")
keyword : insan cendekia serpong, gycentium credas disorator
Minggu, 24 Maret 2013
Kata Mereka
Maryam benar, saya butuh istirahat. Dan saya belum lakukan.
Ummi juga benar, saya butuh menjaga ketahanan dan kekuatan tubuh saya. Juga belum saya lakukan.
Maafkan saya ya tubuh :"(.
Ummi juga benar, saya butuh menjaga ketahanan dan kekuatan tubuh saya. Juga belum saya lakukan.
Maafkan saya ya tubuh :"(.
Surat untuk Dik Aina
Assalaamualaikum Aina :")
Hao Aina... kau apa kabar? Semoga selalu sehat ya Aina sayang. Aku rindu. Kau tahu, harusnya aku tulis ini seminggu lalu, selepas aku mengamati langit indah dini hari itu. Saat itu aku sudah menulis drafnya, hanya belum kurapikan--dan sungguh masih acak-acakan. Jadi aku pikir, karena kondisi hati minggu lalu, kutulis seolah-olah hari ini adalah hari Minggu kemarin, ya, 17 Maret 2013.
Halo Aina, apa kabar?
Malam ini, ah sebenarnya pagi tadi ya. Langitnya indah. Bintangnya banyaaak banget. Bagus. Bagus banget. Kamu harus lihat Aina, harus !
Apa langit ditempatmu juga seindah ini Aina?
Ah Aina, aku jadi ingat monologku habis kumpul divisi kemarin. Kau apakabar Dik? Mungkin kita sama-sama sibuk, ya. Dalam dunia dan kenyataan yang berbeda. Tapi kadang aku malu, Na. Terlebih ketika ingat senyum bahagiamu ketika dulu kita sama-sama mengajar di TPA itu. Kalau boleh jujur, aku sungguh ingin melakukannya lagi, Na. Bareng-bareng lagi kayak dulu. Celoteh anak-anak. Ribut siapa yang mau jadi imam. Pertanyaan konyol yang sebenarnya cerdas. Aku rindu banyak hal, Na.
Aina apa kabar? Apa kabar adik-adik bimbinganmu itu? Pasti hafalan mereka tambah banyak. Tahsinnya tambah bagus. Ngajinya tambah semangat. Aina apa kabar? Aku....rindu Na. Sungguh rindu. Rasanya medan juang kita kini jadi benar-benar berbeda, ya. Aku malu. Sementara urusan di sini banyak yang memikirkan dunia, urusanmu berkali-kali jauh lebih bermakna. Aku malu Dik. Malu sekali rasanya. Tiba-tiba aku menyadari ada beberapa segi yang hilang dari diriku satu per satu....
Aina, nanti kita sama-sama mengajar di TPA itu lagi, ya. Aku kangen. Aku kangen kamu, kangen TPA itu, dan kangen aku yang dulu....
Salam hangat, Na. Aku harap langit tempatmu berdiri juga menampakkan lautan bintang seperti yang kulihat jam 3-an pagi tadi.
Hao Aina... kau apa kabar? Semoga selalu sehat ya Aina sayang. Aku rindu. Kau tahu, harusnya aku tulis ini seminggu lalu, selepas aku mengamati langit indah dini hari itu. Saat itu aku sudah menulis drafnya, hanya belum kurapikan--dan sungguh masih acak-acakan. Jadi aku pikir, karena kondisi hati minggu lalu, kutulis seolah-olah hari ini adalah hari Minggu kemarin, ya, 17 Maret 2013.
Halo Aina, apa kabar?
Malam ini, ah sebenarnya pagi tadi ya. Langitnya indah. Bintangnya banyaaak banget. Bagus. Bagus banget. Kamu harus lihat Aina, harus !
Apa langit ditempatmu juga seindah ini Aina?
Ah Aina, aku jadi ingat monologku habis kumpul divisi kemarin. Kau apakabar Dik? Mungkin kita sama-sama sibuk, ya. Dalam dunia dan kenyataan yang berbeda. Tapi kadang aku malu, Na. Terlebih ketika ingat senyum bahagiamu ketika dulu kita sama-sama mengajar di TPA itu. Kalau boleh jujur, aku sungguh ingin melakukannya lagi, Na. Bareng-bareng lagi kayak dulu. Celoteh anak-anak. Ribut siapa yang mau jadi imam. Pertanyaan konyol yang sebenarnya cerdas. Aku rindu banyak hal, Na.
Aina apa kabar? Apa kabar adik-adik bimbinganmu itu? Pasti hafalan mereka tambah banyak. Tahsinnya tambah bagus. Ngajinya tambah semangat. Aina apa kabar? Aku....rindu Na. Sungguh rindu. Rasanya medan juang kita kini jadi benar-benar berbeda, ya. Aku malu. Sementara urusan di sini banyak yang memikirkan dunia, urusanmu berkali-kali jauh lebih bermakna. Aku malu Dik. Malu sekali rasanya. Tiba-tiba aku menyadari ada beberapa segi yang hilang dari diriku satu per satu....
Aina, nanti kita sama-sama mengajar di TPA itu lagi, ya. Aku kangen. Aku kangen kamu, kangen TPA itu, dan kangen aku yang dulu....
Salam hangat, Na. Aku harap langit tempatmu berdiri juga menampakkan lautan bintang seperti yang kulihat jam 3-an pagi tadi.
---untuk Dik Aina, di tempat berpijaknya di bumi sana.
Dunia yang Fana, Dunia yang Hina
Jabir bin Abdillah ra bekata,
“Rasulullah SAW pernah memasuki sebuah pasar yang di kiri-kanannya dipadati manusia. Ketika itu beliau melewati seekor kambing kuper (telinganya kecil) yang telah menjadi bangkai.
Lantas Beliau menenteng telinga kambing itu seraya berseru,
“Siapakah yang mau membeli kambing ini dengan harga satu dirham?”
Pengunjung pasar menjawab, “Sedikitpun kami tidak menginginkannya“.
Beliau bertanya lagi, “Apakah kalian mau jika anak kambing ini kuberikan cuma-cuma kepada kalian?”
Mereka menjawab, “Demi Allah, kalaupun anak kambing itu hidup, kami tidak akan menerimanya karena cacat, maka bagaimana kami mau menerimanya setelah menjadi bangkai?”
Mendengar hal ini Rasulullah saw bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah daripada bangkai kambing kuper ini dalam pandangan kalian” (HR. Muslim)
sumber dari sini.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS. Al Ankabut. 64)
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. (QS> Muhammad 36)
Sabtu, 23 Maret 2013
Mana Yang
Pada akhirnya kita akan tahu
majelis mana yang memuliakan
dan majelis mana yang menghinakan
kita punya hati nurani kok,
juga akal; untuk berfikir
ini tentang tujuan, misi, juga acuan dalam hidup.
Jumat, 22 Maret 2013
Selamat Malam Sabtu !
Selamat malam Sabtu semuanya ! Setidaknya malam sabtu dapat membuat lebih rileks barang sejenak. Saya tahu badan saya cukup lebih merasa lelah dari biasanya di minggu ini. Pulang lebih malam pada beberapa hari, ketiduran, and so on. Ah, saya jadi ingat surat pada Dik Aina yang belum jadi saya tulis. Baiklah, nanti saya tuliskan.
Selamat malam Sabtu, Maryam. Nanti kita rayakan kbersamaan malam dan hari Sabtu kita lagi, ya. Aku sungguh rindu :").
Tadi saya membaca-baca jurnal saya tahun lalu. Ada catatan di hari yang sama. Saya jadi mengingat-ingat lagi. Dulu biasanya malam Sabtu agendanya apa sih? Pas kelas tiga. Kalau pas kelas dua saya ingat : muhadharah, hehe.
Selamat malam Sabtu semuanya ! Apapun, entah mengapa saya menyenangi momen malam Sabtu. Minggu lalu saya ada kegiatan, minggu lalunya juga. Tak ada malam Sabtu yang saya lewatkan di kamar kosan. Setidaknya, malam Sabtu ini tidak berkegiatan formal.
Tapi saya harus menggarap laporan elektronika digital >.<
Selamat malam Sabtu semuanya !
Kapan-kapan kita lalui dengan hal yang lebih menyenangkan, ya, malam Sabtu :")....
Selamat malam Sabtu, Maryam. Nanti kita rayakan kbersamaan malam dan hari Sabtu kita lagi, ya. Aku sungguh rindu :").
Tadi saya membaca-baca jurnal saya tahun lalu. Ada catatan di hari yang sama. Saya jadi mengingat-ingat lagi. Dulu biasanya malam Sabtu agendanya apa sih? Pas kelas tiga. Kalau pas kelas dua saya ingat : muhadharah, hehe.
Selamat malam Sabtu semuanya ! Apapun, entah mengapa saya menyenangi momen malam Sabtu. Minggu lalu saya ada kegiatan, minggu lalunya juga. Tak ada malam Sabtu yang saya lewatkan di kamar kosan. Setidaknya, malam Sabtu ini tidak berkegiatan formal.
Tapi saya harus menggarap laporan elektronika digital >.<
Selamat malam Sabtu semuanya !
Kapan-kapan kita lalui dengan hal yang lebih menyenangkan, ya, malam Sabtu :")....
Selasa, 19 Maret 2013
Dekat
Barangkali kita selalu butuh itu, Kalia. Apa gunanya kita bisa berada dalam jarak sekian senti tapi hal ini belum juga kita rasakan esensinya. Masihkah kau belum mengerti, bahwa ada ikatan yang lebih dari sepotong hati yang seharusnya bisa sama-sama kita hadirkan. Baiklah, mungkin kau sudah; pada dimensi yang lain. Dan aku belum.
Kalia, aku tak tahu sebagaimana penting 'dekat' ini bagimu. Tapi bagiku ia selalu penting. Mungkin sama seperti cinta jika ia didefinisikan dengan kata-katamu berhari-hari lalu. Entahlah, aku masih belum mengerti apa kau memaknainya dengan artian yang sama denganku atau tidak.
Kalia, semoga esok lusa aku bisa merasakannya, ya.
Untuk Kalia, dalam arti sebenarnya--meski seolah terlihat berbeda.
Kalia, aku tak tahu sebagaimana penting 'dekat' ini bagimu. Tapi bagiku ia selalu penting. Mungkin sama seperti cinta jika ia didefinisikan dengan kata-katamu berhari-hari lalu. Entahlah, aku masih belum mengerti apa kau memaknainya dengan artian yang sama denganku atau tidak.
Kalia, semoga esok lusa aku bisa merasakannya, ya.
Untuk Kalia, dalam arti sebenarnya--meski seolah terlihat berbeda.
Senin, 18 Maret 2013
April ~ via Fahd Djibran
Saya cuma senyum baca judulnya, suka juga baca untaian katanya. ini linknya kalau mau baca klik di sini. Cuma suka, bukan lagi menceritakan isi hati kok *takutnya ada yang nyangka saya lagi sepemikiran sama isi postingan itu --".
Well, saya suka nama April. Bagaimanapun juga, bukan karena ia adalah bulan lahir saya. Lebih dari itu, April selalu bagus kalo dipake buat jadi nama orang dibandingkan yang lainnya, hehe :P.
Well, saya suka nama April. Bagaimanapun juga, bukan karena ia adalah bulan lahir saya. Lebih dari itu, April selalu bagus kalo dipake buat jadi nama orang dibandingkan yang lainnya, hehe :P.
Kamis, 14 Maret 2013
Kutipan : Hati--dan Janji
Halo Blog, apa kabar? Cerita sedikit, malam ini langit malam cukup mendung. Tadi ada sedikit hujan rintik.
Oh iya, malam ini kebetulan main ke tumblrnya Maryam di http://maryamzk.tumblr.com/ .
Ada postingan yang bikin inget aku sama temenku *dan ini bukan tentang diriku kok. sekali-kali kan saya nulis buat orang juga, hehehe B)
Sebenarnya no offense buat siapa-siapa. Saya cuma pengen ngajak kita sama-sama mikir tentang hal ini. *sebenarnya ada temen yang saya ngarep banget baca ini dan dia pikirin baik-baik. Yah semoga aja sih. Saya jadi ingat percakapan saya tentang pacaran dengan seseorang *yang malah membahas itu dengan berat--a, hehe. Ayo semua, mari belajar untuk menjaga hati--dan tahu bagaimana menentukan pilihan dalam bersikap :D !
Oh iya, malam ini kebetulan main ke tumblrnya Maryam di http://maryamzk.tumblr.com/ .
Ada postingan yang bikin inget aku sama temenku *dan ini bukan tentang diriku kok. sekali-kali kan saya nulis buat orang juga, hehehe B)
juga ini“Bagi lelaki shalih, ketika ia jatuh cinta pada wanita, pilihannya hanya 2: segera meminangnya atau mempersilakan lelaki shalih lain yang menjemputnya. Karena baginya, tidak pantas bermain dengan hawa nafsu dan janji yang tak pasti.”
— (via kurniawangunadi)Nadhif Fa’izunSource: farahmafaza
“Hati itu seperti angin, mudah berubah. Anak Adam seringkali berjanji soal hati, menyemai harapan yang ditumbuhsuburkan. Padahal semua juga tahu, waktu merubah banyak hal, termasuk urusan hati. Hati-hati merawat hatimu dan hati-hati di sekitarmu.”
— (via kuntawiaji) Source: paperslife
Sebenarnya no offense buat siapa-siapa. Saya cuma pengen ngajak kita sama-sama mikir tentang hal ini. *sebenarnya ada temen yang saya ngarep banget baca ini dan dia pikirin baik-baik. Yah semoga aja sih. Saya jadi ingat percakapan saya tentang pacaran dengan seseorang *yang malah membahas itu dengan berat--a, hehe. Ayo semua, mari belajar untuk menjaga hati--dan tahu bagaimana menentukan pilihan dalam bersikap :D !
Selasa, 12 Maret 2013
-entah-
sejujurnya, aku juga nggak tahu kenapa aku tergerak buat nulis setelah skimming beberapa blog terupdate yang muncul di home, setelah nginep di tempat nikari, setelah begitu banyak hal masuk dan keluar dari pemikiran.
dan sejujurnya, isi blog ini cuma curhat. nggak penting, sumpah.
----
Entah berapa banyak hal yang hilang, yang pergi, yang mungkin nggak akan didapat lagi. Juga entah bagaimana untuk membicarakan berapa hal yang harusnya didapat, yang seharusnya dilakukan, yang diinginkan. Entah kapan keluh menjadi peluh dengan rasa semangat yang besar. Entah kapan rasa yang ditunggu-tunggu datang. Entah kapan perasaan yang bisaa mengubah banyak hal itu datang. Entah, entah.
Saya tahu, saya tak boleh menunggu.
Dan entah kapan niat terealisasi laksana si kecil Adam di pinggir gerbang sekolah, di pinggir-pingir jalan--dengan kotak sol sepatu yang nyaris selalu ia bawa setiap hari.
Ada yang hilang, saya tahu. Dan saya juga tahu bahwa saya harus segera menemukannya.
Entah kapan sapa menjadi bahagia. Entah kapan yang dirindu benar-benar ada. Entah kapan wajah pemikir menjadi senyum yang banyak bercerita. Banyak hal, ya. Terlalu banyak.
Aku jadi ingat, saat kau bilang maaf. Aku sama sekali tidak merasa kau bersalah. Tapi aku kangen kamu yang meledek, bercerita banyak hal, baiklah. Tak boleh. Coret. Lupakan.
Atau jangan-jangan ada jalan pikirmu yang belum sanggup aku tebak.
Ah, jadi keluar jalur lagi dari hal-hal apa yang ingin saya randomkan.
Banyak kebiasaan yang tak lagi biasa. Banyak gurat wajah yang hilang. Tak ada lagi tiang sandaran selepas rutinitas kita. Tertawa, terbahak, tapi juga bersedih untuk hal-hal yang sama.
Hilang.
Saya kecewa untuk beberapa yang belum bisa berdisiplin. Kemudian saya? Menjadi sama saja. Bisakah untuk hal-hal yang -mungkin- sama-sama kita merasa "males" begini kita tetap menjaga etos? Apa masih belum juga sadar? Ah, tiba-tiba saya teringat dan merasa malu pada Ayah.
Ada rasa yang menampar ketika tahu, ingat, dan mencari tahu. Kemudian sesal tiada guna. Buat apa? Belum tentu semuanya sama seperti alam pikir, alam imaji, kan? Aku letih, aku letih selalu melihat dan becita--jika dengan cara seperti ini. Sungguh. Kalau saja bisa, maka sungguh dulu akan kulakukan. Demi paparan pijakan yang lebih sempit dari tempat sekarang.
Ada yang terlupa, ada yang tersia, ada yang tak lagi ada, ada yang mengembara entah kemana *kuharap cepat balik--semoga saja, ada yang hilang--dan mungkin sungguh tak pernah ada lagi, ada kalimat pengharapan yang ketika sudah terkabul ternyata ya 'hanya begitu saja?'
----
Untuk banyak hal disekeliling saya. Tarik nafas yuk Fit, pejamkan mata, berpikir mendalam.
dan sejujurnya, isi blog ini cuma curhat. nggak penting, sumpah.
----
Entah berapa banyak hal yang hilang, yang pergi, yang mungkin nggak akan didapat lagi. Juga entah bagaimana untuk membicarakan berapa hal yang harusnya didapat, yang seharusnya dilakukan, yang diinginkan. Entah kapan keluh menjadi peluh dengan rasa semangat yang besar. Entah kapan rasa yang ditunggu-tunggu datang. Entah kapan perasaan yang bisaa mengubah banyak hal itu datang. Entah, entah.
Saya tahu, saya tak boleh menunggu.
Dan entah kapan niat terealisasi laksana si kecil Adam di pinggir gerbang sekolah, di pinggir-pingir jalan--dengan kotak sol sepatu yang nyaris selalu ia bawa setiap hari.
Ada yang hilang, saya tahu. Dan saya juga tahu bahwa saya harus segera menemukannya.
Entah kapan sapa menjadi bahagia. Entah kapan yang dirindu benar-benar ada. Entah kapan wajah pemikir menjadi senyum yang banyak bercerita. Banyak hal, ya. Terlalu banyak.
Aku jadi ingat, saat kau bilang maaf. Aku sama sekali tidak merasa kau bersalah. Tapi aku kangen kamu yang meledek, bercerita banyak hal, baiklah. Tak boleh. Coret. Lupakan.
Atau jangan-jangan ada jalan pikirmu yang belum sanggup aku tebak.
Ah, jadi keluar jalur lagi dari hal-hal apa yang ingin saya randomkan.
Banyak kebiasaan yang tak lagi biasa. Banyak gurat wajah yang hilang. Tak ada lagi tiang sandaran selepas rutinitas kita. Tertawa, terbahak, tapi juga bersedih untuk hal-hal yang sama.
Hilang.
Saya kecewa untuk beberapa yang belum bisa berdisiplin. Kemudian saya? Menjadi sama saja. Bisakah untuk hal-hal yang -mungkin- sama-sama kita merasa "males" begini kita tetap menjaga etos? Apa masih belum juga sadar? Ah, tiba-tiba saya teringat dan merasa malu pada Ayah.
Ada rasa yang menampar ketika tahu, ingat, dan mencari tahu. Kemudian sesal tiada guna. Buat apa? Belum tentu semuanya sama seperti alam pikir, alam imaji, kan? Aku letih, aku letih selalu melihat dan becita--jika dengan cara seperti ini. Sungguh. Kalau saja bisa, maka sungguh dulu akan kulakukan. Demi paparan pijakan yang lebih sempit dari tempat sekarang.
Ada yang terlupa, ada yang tersia, ada yang tak lagi ada, ada yang mengembara entah kemana *kuharap cepat balik--semoga saja, ada yang hilang--dan mungkin sungguh tak pernah ada lagi, ada kalimat pengharapan yang ketika sudah terkabul ternyata ya 'hanya begitu saja?'
----
Untuk banyak hal disekeliling saya. Tarik nafas yuk Fit, pejamkan mata, berpikir mendalam.
Kamis, 07 Maret 2013
Hakikat
"Kata dia kalo nutup aurat yang bener itu badannya lurus, terus kalo kaya gini gue apa dong?"
#kutipan percakapan -entah-siapa-nggak-kenall yang aku denger di mushala milan, kira-kira dua minggu yang lalu. Sayang banget nggak denger lengkap.
Minggu, 03 Maret 2013
Terimakasih :")
Terimakasih, hujan. Terimakasih sudah datang--rintik, tidak deras, dan telah menjadi teman yang baik di perjalanan pulang. Kadang-kadang aku butuh kau.
Terimakasih telah menemani monolog-monolog yang seharusnya menjadi dialog. Yang entah kapan akan tersampaikan. Atau...malah tidak akan tersampaikan sama sekali. Ah, semoga bisa tersampaikan, ya. Juga untuk detil satu gambar yang entah kapan bisa kudapatkan. Selalu, rasanya akhir-akhir ini aku selalu ingin punya gambar itu. Dan tersenyum, berharap suatu saat juga jadi nyata.
Terimakasih untuk hari ini. Terimakasih untuk banyak hal yang entah mengapa akhir-akhir ini hanya terungkap lewat lima kata yang tersusun menjadi dua kalimat pendek. Aku tahu banyak hal yang buram. Tapi setidaknya, ada hal yang tetap bisa membuat tersenyum. Bukankah tetap indah? Untuk tidak memaksa, dan tidak juga dipaksa.
Terimakasih untuk lingkungan sekitar, yang membuatku banyak mengenang hal yang selalu istimewa. Buatku dan kalian mungkin arti istimewa punya definisi berbeda. Tapi aku sungguh senang mensyukuri dan mengingat semua hal istimewa itu--meski satu dua berbeda dengan milik kalian. Terimakasih.
Terimakasih telah menemani monolog-monolog yang seharusnya menjadi dialog. Yang entah kapan akan tersampaikan. Atau...malah tidak akan tersampaikan sama sekali. Ah, semoga bisa tersampaikan, ya. Juga untuk detil satu gambar yang entah kapan bisa kudapatkan. Selalu, rasanya akhir-akhir ini aku selalu ingin punya gambar itu. Dan tersenyum, berharap suatu saat juga jadi nyata.
Terimakasih untuk hari ini. Terimakasih untuk banyak hal yang entah mengapa akhir-akhir ini hanya terungkap lewat lima kata yang tersusun menjadi dua kalimat pendek. Aku tahu banyak hal yang buram. Tapi setidaknya, ada hal yang tetap bisa membuat tersenyum. Bukankah tetap indah? Untuk tidak memaksa, dan tidak juga dipaksa.
Terimakasih untuk lingkungan sekitar, yang membuatku banyak mengenang hal yang selalu istimewa. Buatku dan kalian mungkin arti istimewa punya definisi berbeda. Tapi aku sungguh senang mensyukuri dan mengingat semua hal istimewa itu--meski satu dua berbeda dengan milik kalian. Terimakasih.
Jumat, 01 Maret 2013
Malam dan Bintang
Malam ini aku terhenyak melihat langit.
Bulan pucat, malam pekat, tanpa gemintang.
Malam yang suhunya saya rasa lebih hangat dari biasanya.
Ternyata udah lama ya, nggak menikmati malam dengan cara seperti dulu. Inget kutipan di blog Maryam yang bunyinya begini :
Saya rindu banyak hal. Rindu berlama-lama menatap langit, rindu perbincangan malam--dan perbincangan yang lbeih panjang pada malam Sabtu dan Minggu. Banyak hal yang bisa diutarakan. Tentang hati, perasaan, asa, mimpi, keinginan, atau hanya sekadar cerita konyol tadi di sekolah.
Saya pengen punya loteng, atau ruangan kayak kamarnya Arnold di film Hey Arnold!, Di mana saya bisa menatap bintang, menatap langit lebih lama, dan terasa dekat--sambil menghempaskan segala perasaan dan beban.
Haha, abaikan, abaikan.
Selamat malam Sabtu!
*jadi inget postingannya Izzah
Bulan pucat, malam pekat, tanpa gemintang.
Malam yang suhunya saya rasa lebih hangat dari biasanya.
Ternyata udah lama ya, nggak menikmati malam dengan cara seperti dulu. Inget kutipan di blog Maryam yang bunyinya begini :
Bahagia ada ketika pulang dari masjid selepas Isya'.. berjalan beriringan, selangkah-demi-selangkah, menikmati bintang.. menikmati semilir angin.. menikmati genggaman erat sahabat.. sambil berbincang, ringan, mengenai dunia, mimpi-mimpi, masa depan..Udah lama saya nggak berjalan pulang Isya; bareng temen, menatap indahnya langit malam. Kadang penuh bintang, kadang cuma satu-dua, kadang juga ngga ada sama sekali. Tapi saya selalu menikmati saat-saat itu. Pun dengan langit shubuh yang nyaris selalu lebih cemerlang dibanding malamnya. Kerlap, kerlip, cemerlang.
Saya rindu banyak hal. Rindu berlama-lama menatap langit, rindu perbincangan malam--dan perbincangan yang lbeih panjang pada malam Sabtu dan Minggu. Banyak hal yang bisa diutarakan. Tentang hati, perasaan, asa, mimpi, keinginan, atau hanya sekadar cerita konyol tadi di sekolah.
Saya pengen punya loteng, atau ruangan kayak kamarnya Arnold di film Hey Arnold!, Di mana saya bisa menatap bintang, menatap langit lebih lama, dan terasa dekat--sambil menghempaskan segala perasaan dan beban.
Haha, abaikan, abaikan.
Selamat malam Sabtu!
*jadi inget postingannya Izzah