Akhir-akhir ini saya sering bermimpi. Alasannya? Entah kenapa saya juga nggak tahu. Bahkan sejauh ini saya bukan orang yang sering dihampiri mimpi sebagai bunga tidur. Bermacam hal. Tentang seorang laki-laki dan ibunya. Tentang pertemuan-pertemuan lainnya. Tentang kakak kecil yang tiba-tiba mengisi kajian. Tentang banyak hal. Juga perbincangan yang saya harap suatu hari nanti bisa jadi nyata. Lagi-lagi harapan. Mimpi kadang representasi visual yang baik tentang harapan. Meskipun kemungkinannya tentu sama besar dengan representasi visual terburuk yang pernah membayang.
Beberapa mimpi dapat saya mengerti, lainnya tidak. Tapi saya rasa bermimpi secara berturut-turut nyaris setiap malam baru kali ini terjadi. Saya heran, ada apa gerangan. Entahlah, mungkin saja memang sebenarnya tidak ada apa-apa. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semoga :)
Pages
▼
Minggu, 30 Juni 2013
Ja(t)uh
"...karena di dunia ini yang berhak jatuh hanyalah hati..."
sebenarnya, baru Sabtu kemarin saya dikenalkan dengan buku ini, Mbak RJ tunjukkan bukunya tiba-tiba. Mirip-mirip dengan Fahd Djibran. Isinya kumpulan tulisan, prosa, puisi, cerpen. Dan lagi, tentang hati.
Mungkin saya termasuk orang yang suka berbicara tentang hati --ketimbang berbicara tentang politik dan nonfiksi. Parah? Mungkin. Passion? Ya mungkin juga. Setiap kita punya kecenderungan masing-masing. Walau ini artinya saya seharusnya memberi porsi belajar dan perhatian lebih terhadap hal-hal yang tidak saya sukai apalagi keduanya penting.
Sampai sekarang...saya belum baca buku ini *tapi pengen. Kemarin Mbak RJ cuma nunjukin aja kalau lagi baca buku ini. Hati banget. Galau banget. Bagus banget juga diksinya. Silakan kunjungi situsnya untuk ditengok :)
*gambar dari sini
Sabtu, 29 Juni 2013
Quotes dari Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin :")
"Sayang sekali, banyak sekali remaja yang salah mengerti terhadap nilai yang ada pada novel ini.... Bilang, Bang Tere, berarti kalau suka lebih baik bilang ya? Lebih baik disampaikan ya?
Karena Tania tidak akan pernah menjadi siapapun kalau dia bilang di detik pertama dia merasakan perasaan itu sehingga dia memacu dirinya untuk menjadi pantas bagi malaikat itu"
-- 6 Juni 2013, Tere Liye, sharingnya terhadap Novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"
Kamis, 27 Juni 2013
Selasa, 25 Juni 2013
Halo Koran
Halo koran, rupa-rupanya aku rindu. Lama sekali kita tidak jumpa.
Tidak, ini bukan tentang si buku, si kipas, si kuda, ataupun si jenggot berwarna, bukan, bukan itu. Partikel-pertikel yang kusebutkan barusan malah baru terlintas saat sudah mulai membenak.
Halo koran, kau tahu, aku rindu saat-saat itu, saat kami berebut membacamu, juga saat bergiliran terpaku di kaca itu, malam ini aku sadar satu hal;
lama sekali rasanya kita tak jumpa, tak bersitatap satu sama lain :")
Sabtu, 22 Juni 2013
Suraf dari Fahri
Kamis, 20 Juni 2013
Halo Akhir
Halo,
halo akhir; tempat peluk, tempat maaf, tempat bilang terima-kasih
halo akhir; tempat menyesal dan mengenang kembali
halo akhir; tempat mereka-reka ulang berbagai kejadian
sekarang pun akan jadi akhir,
mau akhir yang baik, kan, fitri?
#haha, saya aja ni mah yang cengeng -_____-. gak nangis kayak orang mewek kok, tetiba aja nangis, hehe. mulanya belajar sambil dengerin lagu, milih-milih lagu sampe akhirnya pengen denger lagu anak choir yang ngiringin prosesi wisuda, akhirnya....malah salah fokus, hehehe...
halo akhir; tempat peluk, tempat maaf, tempat bilang terima-kasih
halo akhir; tempat menyesal dan mengenang kembali
halo akhir; tempat mereka-reka ulang berbagai kejadian
sekarang pun akan jadi akhir,
mau akhir yang baik, kan, fitri?
#haha, saya aja ni mah yang cengeng -_____-. gak nangis kayak orang mewek kok, tetiba aja nangis, hehe. mulanya belajar sambil dengerin lagu, milih-milih lagu sampe akhirnya pengen denger lagu anak choir yang ngiringin prosesi wisuda, akhirnya....malah salah fokus, hehehe...
UAS
"Kita UAS masih minggu depan ya..."
"Iya, tanggal 24 baru mulai..."
"Padahal univ lain udah pada libur.."
"Iya temen aku ITB udah libur, Telkom juga..."
"Kakak kelas aku juga di UI udah libur..."
"ITB malah udah mau masuk, kali"
"Kakak kelas aku juga di UI udah libur..."
"ITB malah udah mau masuk, kali"
-______-
---percakapan senin lalu berempat, sepulang shalat maghrib di perpusat (shalat disana bukan karena abis belajar, tapi abis rapat di rektorat--")
hohoho, selamat uas buat minggu depan, ditunggu cukup lama, nyataya ya belum siap juga.
ao belajar fit *hush, hush*
*iya FK emang lebih lama ujiannya, tapi kan sistemnya bedaaaa....
*iya FK emang lebih lama ujiannya, tapi kan sistemnya bedaaaa....
Rabu, 19 Juni 2013
Quote
"Pernah denger quote 'fall seven times, wake eight times?'
Itu nggak berlaku buat jatuh yang sering disebut jatuh cinta, ya..."
bukan berarti kamu nggak boleh jatuh cinta berkali-kali. Adakalanya cinta itu dimaknai serius :P, dengan jalan yang benar tentunya #hihihi, cerita hari ini
Itu nggak berlaku buat jatuh yang sering disebut jatuh cinta, ya..."
bukan berarti kamu nggak boleh jatuh cinta berkali-kali. Adakalanya cinta itu dimaknai serius :P, dengan jalan yang benar tentunya #hihihi, cerita hari ini
Senin, 17 Juni 2013
Repost: Merapikan Hati
http://diptatanaya.wordpress.com/2013/06/15/merapikan-hati/
Ah, kak Nay .... :"
Iya ya Kak, bener banget...
Berhenti, dan menolehlah pada hal-hal yang kamu tinggal di belakang .
Ah, kak Nay .... :"
Iya ya Kak, bener banget...
Berhenti, dan menolehlah pada hal-hal yang kamu tinggal di belakang .
Bumi dan Langit
Halo Bumi, dan halo juga langit.
Halo dua yang jauh jaraknya tapi diam-diam sebenarnya saling membutuhkan.
Kalau tidak ada langit, maka Bumi bernaung pada siapa?
Dan kalau tidak ada Bumi, maka pada siapa langit memberikan kebermanfaatannya sebagai pelindung?
Halo Bumi, dan halo juga langit.
Halo, dua yang seringkali menjadi inspirasi kisah klise cinta.
Dua hal yang bertolak belakang, namun diam-diam memperhatikan.
Satu sama lain, ya satu sama lain.
Kau tahu, sedikit banyak, kisah cinta -meski sungguhan pura-pura- mengingatkan suatu kisah lama.
Meski itu bukan tentang Bumi-Langit.
semestinya, tidak ada yang boleh galau, hihihi :P
#tenang aja, ini bukan kayak pernyataan orang yang lagi tiba-tiba jatuh cinta kok *takut ada yang salah kira -_-*
Halo dua yang jauh jaraknya tapi diam-diam sebenarnya saling membutuhkan.
Kalau tidak ada langit, maka Bumi bernaung pada siapa?
Dan kalau tidak ada Bumi, maka pada siapa langit memberikan kebermanfaatannya sebagai pelindung?
Halo Bumi, dan halo juga langit.
Halo, dua yang seringkali menjadi inspirasi kisah klise cinta.
Dua hal yang bertolak belakang, namun diam-diam memperhatikan.
Satu sama lain, ya satu sama lain.
Kau tahu, sedikit banyak, kisah cinta -meski sungguhan pura-pura- mengingatkan suatu kisah lama.
Meski itu bukan tentang Bumi-Langit.
semestinya, tidak ada yang boleh galau, hihihi :P
#tenang aja, ini bukan kayak pernyataan orang yang lagi tiba-tiba jatuh cinta kok *takut ada yang salah kira -_-*
Jumat, 14 Juni 2013
Untuk Aya
Malam ini malam Sabtu, malam favoritku sejak di bangku SMP dulu.
Malam ini malam Sabtu, tapi sungguh aku seperti lupa rasanya bagaimana malam Sabtu menjadi malam favoritku.
Halo Aya, apa kabar percakapan? Aku senang melihat senyum bahagiamu di kepingan foto-foto itu. Berjuta cercah harapan dan pengetahuan baru dalam setahun terakhir, bukan? Sekian banyak daftar mimpimu yang aku yakini kau mampu untuk meraihnya. Ah Aya, aku rindu melewati malam bersama cerita-cerita kita.
Aya, malam Sabtu selalu menjadi waktu yang menyenangkan bagi kita, ingat? Juga 24 jam ke depannya. Ah, terus terang aku bingung mau menulis apa. Biarkan saja jemariku menekan bebas tuts-tuts keyboard ini, ya Ya. Selagi aku masih bisa mengetik normal, tidak seperti cerita-cerita untuk hari yang kurun waktunya kurang dari 24 jam lagi.
Kembali ke sapaan awal Ya. Kau tahu, belakangan aku selalu iri padamu. Entah, tapi banyak hal yang rasa-rasanya ingin kudapatkan. Apakah aku bodoh telah merasa iri? Sesungguhnya ya. Ah Ya, sesungguhnya aku sadar apa yang ku-iri-kan pernah kumiliki beberapa tahun silam. Kau juga. Bedanya kau kini memilikinya kembali-nyaris sempurna kurasa-. Dan aku belum. Doakan ya Ya. Sungguh sangat tidak nyaman sekali berada dalam kondisi seperti ini. Tidak ada yang mengerti benar-benar apa yang sesunguhnya ingin kembali kumiliki itu. Tapi menceritakannya pada orang lain? Sungguh itu bukan pilihan. Ada banyak keluh nanti jika dilakukan. Ah, sementara solusi belum juga ditemukan.
Aya, apa sabar ada batasnya? Apa usaha maksimal bisa didefinisikan? Kalau definisi, iya aku tahu itu tergantung persepsi. Masalahnya, persepsi yang tak seragam seringkali menimbulkan kelahi. Meski hanya di dalam hati, aku tahu gurat wajah dan sapa selalu punya arti tersendiri. Lalu bagaimana kabar hati jika kita tak pernah mengutarakan perasaan. Bisakah protes tanpa bersinggungan dan melakukan klarifikasi untuk mengoreksi?
Entah Ya, aku pikir selama ini bisa. Tapi mungkin semua masih kekanakan. Terlalu kecil untuk dibilang bisa memahami. Terlalu ego untuk mau mengalah duluan. Dan terlalu peduli sampai akhirnya keterusan dipikirkan. Aya, aku tahu aku salah juga. Tapi dalam kacamataku, ada juga dewasa bernama 'penerimaan' bukan?
Aya, aku letih jika terus begini. Keadaan berkata 'Ya' yang dibatasi bertahun lalu tidak berlaku di sini. Aku ingin bernafas-tidak untuk sejenak, tapi untuk jangka waktu yang lama. Membaca lebih banyak buku, menghadiri kajian-kajian keislaman, menghafalkan kembali baris-baris mukjizat itu secara total. Ah, aku ingin menyapa 2014 Ya jadinya. Cih, kekanakan sekali ya aku Ya. Maafkan Ya, ternyata aku belum bisa jadi teman yang kuat yang kau pikirkan selama ini.
Terimakasih Ya sudah membaca. Aku rindu mendekapmu erat, sungguh. Kalau kau bingung dengan uraian panjangku di surat ini, aku cuma bisa minta maaf Ya. Kau tahu, aku seringkali ingin bisa menyampaikan maksudku tanpa bercerita. Kenapa? Karena bercerita membuat dadaku lebih sesak saat mengatakannya. Dan bercerita membuatku malu terhadap lawan bicaraku. Maaf ya Ya.
Malam ini malam Sabtu, tapi sungguh aku seperti lupa rasanya bagaimana malam Sabtu menjadi malam favoritku.
Halo Aya, apa kabar percakapan? Aku senang melihat senyum bahagiamu di kepingan foto-foto itu. Berjuta cercah harapan dan pengetahuan baru dalam setahun terakhir, bukan? Sekian banyak daftar mimpimu yang aku yakini kau mampu untuk meraihnya. Ah Aya, aku rindu melewati malam bersama cerita-cerita kita.
Aya, malam Sabtu selalu menjadi waktu yang menyenangkan bagi kita, ingat? Juga 24 jam ke depannya. Ah, terus terang aku bingung mau menulis apa. Biarkan saja jemariku menekan bebas tuts-tuts keyboard ini, ya Ya. Selagi aku masih bisa mengetik normal, tidak seperti cerita-cerita untuk hari yang kurun waktunya kurang dari 24 jam lagi.
Kembali ke sapaan awal Ya. Kau tahu, belakangan aku selalu iri padamu. Entah, tapi banyak hal yang rasa-rasanya ingin kudapatkan. Apakah aku bodoh telah merasa iri? Sesungguhnya ya. Ah Ya, sesungguhnya aku sadar apa yang ku-iri-kan pernah kumiliki beberapa tahun silam. Kau juga. Bedanya kau kini memilikinya kembali-nyaris sempurna kurasa-. Dan aku belum. Doakan ya Ya. Sungguh sangat tidak nyaman sekali berada dalam kondisi seperti ini. Tidak ada yang mengerti benar-benar apa yang sesunguhnya ingin kembali kumiliki itu. Tapi menceritakannya pada orang lain? Sungguh itu bukan pilihan. Ada banyak keluh nanti jika dilakukan. Ah, sementara solusi belum juga ditemukan.
Aya, apa sabar ada batasnya? Apa usaha maksimal bisa didefinisikan? Kalau definisi, iya aku tahu itu tergantung persepsi. Masalahnya, persepsi yang tak seragam seringkali menimbulkan kelahi. Meski hanya di dalam hati, aku tahu gurat wajah dan sapa selalu punya arti tersendiri. Lalu bagaimana kabar hati jika kita tak pernah mengutarakan perasaan. Bisakah protes tanpa bersinggungan dan melakukan klarifikasi untuk mengoreksi?
Entah Ya, aku pikir selama ini bisa. Tapi mungkin semua masih kekanakan. Terlalu kecil untuk dibilang bisa memahami. Terlalu ego untuk mau mengalah duluan. Dan terlalu peduli sampai akhirnya keterusan dipikirkan. Aya, aku tahu aku salah juga. Tapi dalam kacamataku, ada juga dewasa bernama 'penerimaan' bukan?
Aya, aku letih jika terus begini. Keadaan berkata 'Ya' yang dibatasi bertahun lalu tidak berlaku di sini. Aku ingin bernafas-tidak untuk sejenak, tapi untuk jangka waktu yang lama. Membaca lebih banyak buku, menghadiri kajian-kajian keislaman, menghafalkan kembali baris-baris mukjizat itu secara total. Ah, aku ingin menyapa 2014 Ya jadinya. Cih, kekanakan sekali ya aku Ya. Maafkan Ya, ternyata aku belum bisa jadi teman yang kuat yang kau pikirkan selama ini.
Terimakasih Ya sudah membaca. Aku rindu mendekapmu erat, sungguh. Kalau kau bingung dengan uraian panjangku di surat ini, aku cuma bisa minta maaf Ya. Kau tahu, aku seringkali ingin bisa menyampaikan maksudku tanpa bercerita. Kenapa? Karena bercerita membuat dadaku lebih sesak saat mengatakannya. Dan bercerita membuatku malu terhadap lawan bicaraku. Maaf ya Ya.
Ada Rindu
Ada Santika. Ada keping rindu yang menyeruak. Dan bukan perasaan yang lekat namanya jika hadir tanpa alasan. Semua punya alasan. Jika kita tidak tahu, atau terlalu malu ntuk mengakuinya, maka Tuhan selalu tahu.
Kemudian kau bertanya, Kau kenapa?
Aku? Hahaha, kau tahu Santika, belakangan ini aku sering menertawai diri sendiri dibalik tangisan pilu sesungguhnya.
Dalam hidup, ada banyak yang datang dan pergi. Semua meninggalkan bekas dan sisa terhadap rasa.
Kesan untuk tetap menyenangi dan menyemai perasaan cinta, pada apapun.
Beri aku alasan untuk merasa cinta, Santika. Aku kembali tersenyum getir. Aku selalu benci keadaan ini, keadaan di mana alasan sulit sekali untuk ditemukan.
Kau menggeleng. Aku tahu dari dulu kau juga belum bisa membantuku menemukan jawabannya. Entahlah.
Kau tahu Santika, aku rindu saat di mana aku dapat melihat bulan dan bintang pada waktunya. Tidak kepagian seperti hari ini, dan bahkan hal yang seharusnya muncul lebih pagi malah (terpaksa) kuakhirkan. Aku benci Santika. Aku benci pada mereka yang tak mau mengerti. Aku benci pada mereka yang masih tak mau mengerti juga. Bukankah urusan ini seharusnya mereka tahu?
Atau aku yang terlalu naif pada kehidupan dunia?
Entahlah, mungkin sampai kapanpun jawabannya tak juga ditemukan. Hei bukankah ini memang sedari dulu? Kakak di kereta itu sudah bilang, kan?
Kemudian kau bertanya, Kau kenapa?
Aku? Hahaha, kau tahu Santika, belakangan ini aku sering menertawai diri sendiri dibalik tangisan pilu sesungguhnya.
Dalam hidup, ada banyak yang datang dan pergi. Semua meninggalkan bekas dan sisa terhadap rasa.
Kesan untuk tetap menyenangi dan menyemai perasaan cinta, pada apapun.
Beri aku alasan untuk merasa cinta, Santika. Aku kembali tersenyum getir. Aku selalu benci keadaan ini, keadaan di mana alasan sulit sekali untuk ditemukan.
Kau menggeleng. Aku tahu dari dulu kau juga belum bisa membantuku menemukan jawabannya. Entahlah.
Kau tahu Santika, aku rindu saat di mana aku dapat melihat bulan dan bintang pada waktunya. Tidak kepagian seperti hari ini, dan bahkan hal yang seharusnya muncul lebih pagi malah (terpaksa) kuakhirkan. Aku benci Santika. Aku benci pada mereka yang tak mau mengerti. Aku benci pada mereka yang masih tak mau mengerti juga. Bukankah urusan ini seharusnya mereka tahu?
Atau aku yang terlalu naif pada kehidupan dunia?
Entahlah, mungkin sampai kapanpun jawabannya tak juga ditemukan. Hei bukankah ini memang sedari dulu? Kakak di kereta itu sudah bilang, kan?
Selasa, 11 Juni 2013
Anak-anak Adalah Mesin Fotokopi Terhebat
Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat.
saya berkaca pada Fatih, aidk bungsu saya, yang akhir-akhir ini dengan semangat menyanyikan suatu yel-yel jargon perjuangan. Mana dia tahu apa arti sebaris kalimat bahasa arab itu. Tapi peduli apa, mungkin baginya, kalimat itu terdengar keren.
Tapi sekali lagi, anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat.
Maka mengajarkannya dengan arahan yang benar dan jelas, juga sesuai apa yang Allah perintahkan akan besar sekali dampaknya bagi kehidupan selanjutnya. Mengajarkan shalat, lama-lama akan jadi kebiasaan. membiasakan menyetel senandung asmaul husna, murattal, al-ma'tsurat, lama-lama hafal.
Saya ingat, dulu waktu SD harus menghafal An-Naba, Fafa adik pertama saya bisa menghafalnya penuh, tanpa melihat Al Quran sedikitpun. Masih duduk di bangku TK ia saat itu.
Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat.
Itu pula yang menjadikan alasan sepasang suami istri mencari seorang pengajar untuk kedua anaknya. Teman saya, NH (memang panggilannya demikian) beberapa kali dalam seminggu pergi ke rumahnya malam-malam. mengajari pelajaran sekolah, mengajari mengaji. Sepasang suami istri itu tidak mau mencari sembarangan pengajar. Yang mereka cari adalah seseorang yang juga kuat agamanya. Agar apa? Jelas agar anak-anaknya bisa turut menguasainya :)
Maka, jadilah contoh yang baik di depan anak-anak. Kita tidak pernah terbayang bagaimana proses mengingat dan diingat membenak di kepala maisng-masing mereka. Mereka belum pernah membayangkan ini benar dan ini salah. Mereka hanya melihat, kemudian mengikuti. Maka dari itu, pengertian yang baik selalu bermakna banyak :)
gambar dari sini
gambar dari sini
saya berkaca pada Fatih, aidk bungsu saya, yang akhir-akhir ini dengan semangat menyanyikan suatu yel-yel jargon perjuangan. Mana dia tahu apa arti sebaris kalimat bahasa arab itu. Tapi peduli apa, mungkin baginya, kalimat itu terdengar keren.
Tapi sekali lagi, anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat.
Maka mengajarkannya dengan arahan yang benar dan jelas, juga sesuai apa yang Allah perintahkan akan besar sekali dampaknya bagi kehidupan selanjutnya. Mengajarkan shalat, lama-lama akan jadi kebiasaan. membiasakan menyetel senandung asmaul husna, murattal, al-ma'tsurat, lama-lama hafal.
Saya ingat, dulu waktu SD harus menghafal An-Naba, Fafa adik pertama saya bisa menghafalnya penuh, tanpa melihat Al Quran sedikitpun. Masih duduk di bangku TK ia saat itu.
Anak-anak adalah mesin fotokopi terhebat.
Itu pula yang menjadikan alasan sepasang suami istri mencari seorang pengajar untuk kedua anaknya. Teman saya, NH (memang panggilannya demikian) beberapa kali dalam seminggu pergi ke rumahnya malam-malam. mengajari pelajaran sekolah, mengajari mengaji. Sepasang suami istri itu tidak mau mencari sembarangan pengajar. Yang mereka cari adalah seseorang yang juga kuat agamanya. Agar apa? Jelas agar anak-anaknya bisa turut menguasainya :)
Maka, jadilah contoh yang baik di depan anak-anak. Kita tidak pernah terbayang bagaimana proses mengingat dan diingat membenak di kepala maisng-masing mereka. Mereka belum pernah membayangkan ini benar dan ini salah. Mereka hanya melihat, kemudian mengikuti. Maka dari itu, pengertian yang baik selalu bermakna banyak :)
Adik #1
"Mbak, Fatih udah tua tau Mbak," kata Fahri dari ruang tamu.
"Lho, kenapa emang?"
"Ini Fatih kumisan habis minum susu."
:")
#anak-anak, #fahrifatih
"Lho, kenapa emang?"
"Ini Fatih kumisan habis minum susu."
:")
#anak-anak, #fahrifatih
Senin, 03 Juni 2013
Buat Ariq
Thanks Ariq,
happy to know this font, your own font :")
http://www.dafont.com/gycentium-popwell.font?text=Tentang+Kita
happy to know this font, your own font :")
http://www.dafont.com/gycentium-popwell.font?text=Tentang+Kita
Ariq--on the left side |
Cerita -tengah- Malam : Tentang Setahun Lalu
Halo, sudah malam. waktu saya memulai untuk nulis sudah pukul 23.50 di jam laptop saya. Ah, besok ujian praktikum elektronika digital dan saya harus menyelesaikan proposal acara. Alhamdulillah LPJ dikerjain sama partner saya. Terimakasih :)
Sejujurnya, saya belum kepikiran pengen nulis apa kalo dihubung-hubungin sama hari ini. 2 Juli. Tepat setahun sejak peristiwa sakral itu diadakan prosesinya di GSG. Ah, benar. saya nggak akan beranjak ambil modem kalau nggak karena nggak sengaja nemu video itu.
Barusan setelah saya rasa cukup ngedit proposalnya, saya berniat untuk nyari video. Sederhana saja, cuma rekaman video hasil wawancara orang sebenernya, dan lagi, laptop saya kalau habis di hibernate soundnya nggak mau nyala, alhasil, emang namanya juga diniatin nyari doang *it's not to listen*, yasudah saya teruskan saja. Apalagi saya lupa dulu ngasih nama foldernya apa.
Seinget saya videonya gelap-gelap gitu. Karena modenya emang video sementara pas wawancara saya nggak enakan gitu kalau mengarahkan kamera ke wajah narasumber. Jadi kamera saya arahkan ke bawah, dan -mungkin- dulu hasilnya gelap. Waktu lihat video yang gambarnya gelap gitu, langsung saya tarik ke windows media player.
Ah, ternyata itu video waktu kelas XII Kalau nggak salah pas kita makan-makan di 'mushala' samping gedung F. Pas banget videonya video pas Gian nyanyi, Sofyan sama Faqih kalau nggak salah yang ngegitar. Lagunya ?
ehem, buat Gordon. Ada Pelangi di Matamu, kalo nggak salah.
Cepat ya setahun berlalu.
Ah, IC selalu menjadi tempat yang sering sekali dijadikan bahan obrolan dan bahan yang dirindukan bersama.
Kadang-kadang saya benci menjadi perindu :")
Terimakasih IC, terimakasih Gycen.
Terimakasih telah menjadi spesial :")
bahkan Allah saja masih memberi saya topik untuk bercerita di periode 2 Juni ini. (Kalau nggak ada ide saya biasanya ya nggak ngepost apa-apa--sekalipun ada momen tertentu : hanya ingin meresapinya dalam hati : dalam diam : sendiri (sebenernya ingin ada teman)). Terimakasih ya Allah :")
Saya sayang banget sama kalian. Juga rindu. Banget.
Sejujurnya, saya belum kepikiran pengen nulis apa kalo dihubung-hubungin sama hari ini. 2 Juli. Tepat setahun sejak peristiwa sakral itu diadakan prosesinya di GSG. Ah, benar. saya nggak akan beranjak ambil modem kalau nggak karena nggak sengaja nemu video itu.
Barusan setelah saya rasa cukup ngedit proposalnya, saya berniat untuk nyari video. Sederhana saja, cuma rekaman video hasil wawancara orang sebenernya, dan lagi, laptop saya kalau habis di hibernate soundnya nggak mau nyala, alhasil, emang namanya juga diniatin nyari doang *it's not to listen*, yasudah saya teruskan saja. Apalagi saya lupa dulu ngasih nama foldernya apa.
Seinget saya videonya gelap-gelap gitu. Karena modenya emang video sementara pas wawancara saya nggak enakan gitu kalau mengarahkan kamera ke wajah narasumber. Jadi kamera saya arahkan ke bawah, dan -mungkin- dulu hasilnya gelap. Waktu lihat video yang gambarnya gelap gitu, langsung saya tarik ke windows media player.
Ah, ternyata itu video waktu kelas XII Kalau nggak salah pas kita makan-makan di 'mushala' samping gedung F. Pas banget videonya video pas Gian nyanyi, Sofyan sama Faqih kalau nggak salah yang ngegitar. Lagunya ?
ehem, buat Gordon. Ada Pelangi di Matamu, kalo nggak salah.
Cepat ya setahun berlalu.
Ah, IC selalu menjadi tempat yang sering sekali dijadikan bahan obrolan dan bahan yang dirindukan bersama.
Kadang-kadang saya benci menjadi perindu :")
Terimakasih IC, terimakasih Gycen.
Terimakasih telah menjadi spesial :")
bahkan Allah saja masih memberi saya topik untuk bercerita di periode 2 Juni ini. (Kalau nggak ada ide saya biasanya ya nggak ngepost apa-apa--sekalipun ada momen tertentu : hanya ingin meresapinya dalam hati : dalam diam : sendiri (sebenernya ingin ada teman)). Terimakasih ya Allah :")
Saya sayang banget sama kalian. Juga rindu. Banget.