Pages

Kamis, 31 Maret 2016

"Aku Habis Baca Blog Kamu..."

ke kampus, ketemu Chris yang lagi jalan dari arah ruangan sidang (meski dia ngga abis sidang di ruangan sidang karena paralel sidangya sama orang lain) bareng temennya (atau saudara mungkin? soalnya mirip) yang bawa ssebuket besar bunga.

Aku yang sudah berbelok, membalik arah, menyalami.

"Selamat ya Chris..." tersenyum, tulus. Ah, luar biasa teman-teman yang sudah pendadaran ini.
"Iya makasih ya.... Eh aku kemarin baca blog kamu, lho!"
Kaget. "Tau dari mana alamatnya?" Sejujurnya saya dan Chris tidak terlalu dekat. Kami beda kelas, bukan sekadar beda kelas A dan B tapi reguler dan kelas internasional.
"Kemarin aku cari-cari tentang skripsi. Eh nemunya ke blog kamu. Bagus kok isinya."
*blushing* "Ya ampun, itu isinya macem-macem campur-campur. Hahaha...." mbatin : lah kok ya searching skripsi nyambungnya ke situs ini wkwk 
"Tapi bagus kok isinya." tersenyum, meyakinkan, tulus juga.
"Mau pulang ini Chris?"
"Iya, mau telpon orang tua dulu."
"Oooh oke. Sekali lagi selamat yaa."
"Iya makasih yaa."

Sejujurnya nggak nyangka aja kalo ada yang sampai hinggap di rumah tulisan ini. Yang issinya berantakan, campur-campur, ngga dipiketin tiap hari dalemnya. Kadang ngga sekali dua kali. Suka kaget juga kalo Riri tiba-tiba japri. Kalo Hamidah tiba-tiba bilang aku suka baca blog Kakak. Kalo Tea bilang, Fit aku kaget baca blog kamu yang.... Kalo...hmmm yaudah itu aja sih *emot tutup mulut pake maskernya WA*

Ah, selamat S. Kom dan mengerjakan revisi Chris. Sayang tadi aku ngga bisa dateng ke pendadaranmu.

Bonus foto pasca pendadarannya Miki (yang saya juga ngga dateng karena ada kelas pada jam yang sama). Foto dipos di sini karena kata-kata dalam posternya :v

Chris yang depan, ketiga dari kiri


Selasa, 29 Maret 2016

Blog : Membaca Tulisan Kalian

Ada 21 tulisan baru di dashboard blog sejak terakhir kali saya membuka internet; yakni kemarin sore sekitar pukul 4 lebih 15. Entah kenapa rasanya bahagia aja baca tulisan itu meski tentu saja gak satu-satu saya baca semua. Saya bisa menahan diri tidak buka facebook, wa, atau line. Meskipun pada akhirnya saya buka fb karena di sanalah dosen pembimbing biasa kasih broadcast buat bimbingan (pernah dong saya baru tahu 2 jam sebelum padahal pas itu saya diminta presentasi --"). WA pernah sampe 10 harian lebih nggak buka, terus buka-buka wa-nya expired dan playstore saya rusak haha. Line akhirnya dibuka karena pas itu DL proposal skripsi dan saya harus tau kabar terbaru tentang sidang proposal dan pendadaran-pendadaran itu, jadilah saya buka line pc. Tapi kalau blog, saya tetep aja buka tiap hari-_-. Susah banget nahan diri ngga buka blog. Makanya kalo lagi bete dan buka blog tapi ga ada postingan baru jadi sedih aja karena ga ada hiburan, haha. Semoga nggak ganggu skripsi :')

Setelah saya pikir-pikir, masing-masing orang punya mainannya sendiri yang dpantengin at most. Semacem ada yang suka banget sama medsos, social addict lah pokoknya. Macem adek saya yang kalo gak line-an ya path-an. Farah yang suka stumbleupon dan quora-an (Far, i can't wondering how being girl like you ><). Tumblring juga tulisannya biasanya bagus-bagus, tergantung follow apa sih. Atau macem temen yang suka banget sama fanfiction, kebahagiaan dia adalah saat ada notif tentang ff-nya atau ada yang bikin tulisan tentang artis favoritnya. Saya jadi paham rasanya pas pagi ini buka blog, soalnya terakhir buka blog sebelum ini cuma ada sedikit tulisan barunya. Blogging membahagiakan karenaa di sini saya bisa follow dot-com, blogspot, wordpress, juga tumblr. Baca blog orang yang saya kenal membuat saya merasa bertemu dalam tulisan, mendapat kabar, dan membuka peluang komunikasi. Baca orang yang saya follow tapi belum pernah ketemu di dunia nyata membuat saya mendapatkan inspirasi baru, atau bahkan hiburan semacam cerita anak (however, i still love this kind of writing :)).

bonus deh, tulisan terakhir yang saya baca sebelumnya adalah tulisan ini, wkwk :)

Senin, 28 Maret 2016

Sabar Bukan Tentang

Karena katanya, sabar bukan tentang seberapa lama kamu menunggu, tapi seberapa banyak kebaikan yang kamu lakukan saat menunggu.
-in any context
via tumblr kak mutia
dengan backsong playlist pertamanya tumblr masi

kangen nulis agak banyakan yang gak repost :")

Kamis, 17 Maret 2016

Hm,

hem. barangkali ada sesuatu yang tertinggal . . .

Rabu, 16 Maret 2016

Yang Pertama

bagaimana rasanya jadi yang pertama, Fauzi?

-pasca pendadaran Fauzi, Ruang Sidang Ilmu Komputer
yang bahkan ruang sidangnya sudah kehabisan kursi sebelum dosen penguji datang
yang sidangnya disaksikan oleh segini banyak orang

semoga ilmunya berkah dan manfaat :")
tidak hanya buat diri sendiri tapi juga buat sekitar :")


bonus quote ah, bukan buat Fauzi doang tapi buat semuanya :

”Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.”
(Tan Malaka) 
bonus satu yang pendadaran siangnya :
yang mana orangnya? 
yang pegang bunga itu di tengah~

Senin, 14 Maret 2016

#1st 2012 Tripel S.Kom Soon

couldn't be more proud of you all
esp. Fauzi dan Rian yang temen sebimbingan, yang kadang pernah aku tanyain, kamu buka file skripsi tiap hari? terus dijawab, ya iyalah Fit. terus saya rasanya jiper, pengen merayap diem-diem, hahaha. jadi habis ini kelas bimbingan tanpa kalian? kalian kehilangan obrolan kita loh! hahaha *naon sih Fit :v

juga ada Miki temen seangkatan yang digadang-gadang dari awal semester bakal pendadaran pertama. at least kamu anak IUP pertama yang pendadaran Mik.

eh, ada kak dete juga, kaka kelas dari jaman smp

semoga ilmunya berkah dan manfaat ya teman-teman dan kakak-kakak :")

#ceritadiharideadlinepengumpulanproposal
*ngomong tripel soalnya ada di cara kerja BLAST :P*

credit photo to Haydar  *padahal tadi saya moto di kampus tapi belum selengkap ini jadwalnya*

Minggu, 13 Maret 2016

Jangan Sampai Doa Kita Tidak Dikabulkan Karena

"Jangan sampai kita menjadi orang yang berdoa tapi tidak Allah kabulkan karena kita mendiamkan kezhaliman." 
(Pamulatsih, 2016)

Kamis, 10 Maret 2016

Guru Sejati

"Guru sejati adalah ibu dan ayah. Sekolah sejati adalah rumah."
//nemu dinotes hp, lupa nyatat pas apa

Penting Bagi Kita (Para Calon Ibu)

"Penting bagi kita mengetahui kepribadian orang-orang besar : Rasul, para sahabat, para ahli agama, cendekiwan, negarawan, serta tokoh-tokoh lainnya yang kamu favoritkan.
.
.
.
Dan darinya kita melihat ibu-ibunya : bagaimana mereka mendidik anak-anaknya."

Terpicu dari Kalimat Mbak Intan, sekitar awal Februari
semoga Allah menguatkan dirimu Mbak :")
#sayakangenulispanjangT^T 

Kamis, 03 Maret 2016

#randompost:soal dunia kuliah kini dan nanti

Hari ini, ada dua agenda akademik yang saya ikuti. Yang pertama sosialisasi kegiatan lab Sistem Cerdas (SC) *terusingetmemey* dan yang kedua adalah zemi, istilah Jepang yang dosen kami sebut untuk pertemuan rutin mingguannya ketika S3, yang kami sadur untuk sebutan pertemuan bimbingan kami.

Yang pertama, sosialisasi kegiatan lab SC.
saya tidak menyangka kalau kumpul ini adalah kumpul S1 sampai S3-walaupun tadi kalo ga salah ga ada anak S3nya. Tapi tadi anak S2nya banyak banget. Anak 2012 aja cuma 4 orang --a. Selain tabrakan sama kuliah, mungkin sosialisasinya kurang dan cukup ndadak juga sih. Tapi bukan itu fokus saya. Pagi ini ketika menjelang masing-masing orang berkenalan, saya yang kalo di kampus selatan (yang notabene isinya mayoritas anak S1) udah merasa tua langsung merasa bocil dan butiran jasjus *ehsebutmerek* di antara kakak-kakak S2 itu.

Terus yang saya garisbawahi sih...kuliah itu butuh passion ya :"

Sampai detik ini, saya belum pengen ambil kuliah S2. ya belum pengen aja, belum ada kecenderungan hati #apasih. Terus saya memandang kagum aja sama kakak-kakak S2 di sini, apalagi kalo niat banget ngasih usulan buat kegiatan lab setahun ke depan. Melihat betapa dunia S2 itu sepertinya lebih akademis dibanding anak S1 yang masih demen aja main ama anak hima wkwk. Saya jadi inget kan kata Tere Liye, harusnya kita tuh bahkan udah kepikiran ide skripsi sejak hari pertama kita masuk kampus. Mungkin lebay emang, tapi saya pikir ada benernya juga. Itu bisa jadi sesuatu yang menjadi ketertarikan awal kita kenapa milih prodi tersebut buat kuliah. Kalau dalam perjalanannya berubah, it doesn't matter.

Kuliah butuh passion, karena kalau bicara tridharma perguruan tinggi, penelitian, pengabdian, dan pendidikan itu sangat tidak main-main. Bayangkan, semester ini saja ada 229 orang yang mengambil mata kuliah Tugas Akhir, di mana saya adalah mahasiswa urutan ke-200 yang mengambil mata kuliah ini. It means, jika berjalan linear (sayangnya kemungkinan besar tidak) akan ada 229 karya ilmiah baru hasil penelitian (wow!). Passion akan menggerakan setiap individunya mengerjakan karya ilmiah dengan suka cita. Sehingga mahasiswanya ini tidak terlalu banyak yang ditahan di kampus dan hanya memenuhi tempat parkir saja :". Lebih baik lagi, jika penelitiannya adalah penelitian yang membawa kemaslahatan ummat. Sayang, godaan di luar skripsi barangkali lebih dominan mengganggu ornang-orang lemah macam saya *mohonbantudoa*.

Kemudian yang kedua, pasca zemi.
Kelas tinggal isi 6 orang dengan saya. Dan teman saya nanya, kamu mau ngapain Fit habis kuliah? Hahaha, its common question di usia senja perkuliahan ini yah. Saya sih cuma ketawa terus bilang, mau ke GSP, wisuda. Setelah bilang ini pertanyaan mengerikan, tentunya :P.

Terus saya yang nggak mau rugi ini nanya balik dong, kan saya nggak mau rugi :P. Temen sya ketawa.. Saya bilang, lha iya Mam, resiko nanya itu ditanya balik. Eh sekarang saya lupa tadi temen saya bilang apa.

Setelahnya kami terlibat dengan obrolan teman-teman lain. Bilang mau maganglah, nyobain daftar S2 dululah, riset di Jepang lah, macam-macam yang dibahas. awalnya ngga ngikutin sih. sampai kemudian saya tertarik sama kutipan ini :
"Tapi ngga mau ah kalo kerjaan ngoding. tapi terus ngga tau lagi mau kerja apa dong?"
Saya ngebatin, adalah, mesti ada.
Faktanya we know designer, system analyst, business analyst, data analyst, digital media planner, atau bahkan teller bank pun bisa alumni komputer, hehe. Nggak mesti developer, kan? kalo emang ngga mau...

"Aku juga. Kok bayanginnya kerja kayak gitu tuh depan komputer terus...."

"Iya sama. Ngapain juga kan ngerjain kerjaan orang. Ngoding depan laptop mulu."

Terus saya jadi inget Ust. Fadli reza pernah bilang dalam suatu kelas kepemimpinan. "Jangan sampai kita hidup itu menghidupi mimpi orang lain. Tapi lupa menghidupi mimpi sendiri."

Terus saya sampein aja pesan itu. Ah ternyata pada jadi baper dan mikirin kata-kata itu juga. Ya meski gatau sih sampe sekarang masih dipikirin apa ngga. Saya juga sekarang-sekarang ini mikir hal itu kok. Soal mimpi sendiri dan apakah nanti saya akan mengerjakan mimpi orang lain#nggamaudong. Tapi...untuk masa depan yang belum pasti, mari kita mengusahakan segala hal baik saat ini juga untuk perencanaan masa depan :")

manatsemangats!
#endingnyanggabagusbanget ya :"


Rabu, 02 Maret 2016

Tentang Menerima

di tengah koneksi yang kian tidak stabil, alih-alih membuka referensi jurnal untuk daftar pustaka, koneksi menghubungkan saya lebih cepat dengan tumblrnya Kak Azhar. Lama juga nih ngga buka tumblrnya Kak Azhar btw. Tulisannya tentang saling mengenal sebelum pernikahan. Biasa aja sih awalnya mah. Eh terus saya tertegun dibagian paragraf akhir.

Kadang-kadang kita suka terkejut gitu kan yah sama hal yang kita udah tau.

Kutipan itu berbunyi begini :
Daripada kita habiskan waktu bertahun-tahun untuk saling mengenal, padahal itu tidak menjamin apa-apa kecuali peluang untuk melakukan dosa, lebih baik kita membangun kesiapan untuk menerima. Sehingga siapa pun yang kelak menjadi teman kita dalam membina rumah tangga, apakah kita sudah begitu mengenalnya atau baru sekadar tahu nama, ia akan bahagia karena kesediaan kita menerima ketidaksempurnaanya. Bahwa di dalam diri kita ada jiwa yang begitu lapang, yang siap menampung berbagai cerita, mimpi, amarah, keluh, kesah, luka dan air mata. 

Saya jadi inget, dalam suatu perjalanan, saya pernah nanya ke Abi.
"Bi, titik apa yang membuat seseorang merasa siap menikah?"

Terus Abi jawab, "Saat dia sudah bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain."

At that time, saya merasa biasa aja. Palingan cuma ngebatin, ooh kalo versi Abi orang siap menikah itu saat dia sudah bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Udah. Selesai. Titi. Gitu aja. Nggak pake pemaknaan dan pendalaman apapun pas itu mah.

Tapi malam ini, waktu saya baca tumblr Kak Azhar, saya jadi semacam ngeh. Bahwa kesiapan menerima adalah suatu kesiapan yang besar. Yaelah, jangankan sama seseorang yang akan mengisi sisa usia kita, bahkan sama temen maen aja kadang ngga sependapat, kadang tengkar, kadang main aja kita cocok-cocokan *ngaku deh plis-_-. Barangkali kita, atau baiklah, saya, belum punya hati seluas samudera untuk menerima seluruh orang yang pernah saya kenal di kehidupan saya.

Maka, menerima menjadi suatu akta kerja yang begitu hebat kali ini kedengarannya. Karena dalam tulisannya juga, beliau menyebutkan bahwa pernikahan selalu memaksa sifat buruk kita keluar satu per satu, membongkar aib-aib yang telah lama kita simpan, sehingga pelan-pelan kita sadar kita tak punya apa-apa lagi untuk disembunyikan.

Terusnya, saya jadi kepikir juga kata Ummi.
Liburan kemarin, dalam suatu obrolan soal menikah, terjadilah percakapan soal persiaapan sebelum menikah.
"Menikah itu perlu perisapan. Kalau soal masak, nyuci, beres-beres rumah, itu mah gampang Mbak belajarnya. Belajar mengalahkan ego, menerima orang lain, itu yang benar-benar harus dipersiapkan. Karena nggak semudah itu lho mengalahkan ego." yah kira-kira begitulah kata Ummi, walaupun redaksinya mungkin berubah, hehe.

Hohoho, ternyata belajar menerima seseorang itu sesuatu banget yah :")

#udahgituaja #cumasharing #bukanpengenikahsekarang

[Repost] Key Points of Research Process

"The key points of research process are detailed planning, bold execution and logical consideration. These are important for not only research but also other works. 
Another important thing is to get the self-confidence that you completed the research process. In Japanese universities, there are few chances that students experience heavy intellectual or physical loads, if they do not perform research work satisfactorily. The students who did not study hard cannot stand the load of competitive works after graduation. I wish students to acquire both physical and intellectual strength."

-Tanaka Sensei, via Blog Salman, teman SUPER saya yang sudah hampir wisuda S1 di Tohoku University, yang sudah punya paper publish international

nemu ginian di tengah ngerjain proposal (yang so lama banget udah sebulan kok nggak kelar-kelar itu rasanyaa... :"""))

#mangatsemangats!

Selasa, 01 Maret 2016

Semoga

"semoga segala ujian perasaan Allah jaga agar selalu dalam ketaatan"