Pages

Selasa, 24 Mei 2016

Rindu, Menunggu

debu jalan adalah bumbu
yang kau kenakan sambil lalu
dalam gemetar dan semburat bisu
senantiasa kau kecup walau kelu

irama waktu geletar pilu
masih menunggu
kala rindu mulai hasilkan candu
ketika bercerita hanya bisa pada langit-langit pengantar tidurku

gedung oranye,
tengah badan yang tidak nyaman
24 Mei 2016 sekitar pukul delapan

Senin, 23 Mei 2016

Nasri7 #SemingguTerakhir...

ada yang aku sayang,
namanya : kalian


Tinggal 7 hari lagi loh kita di asrama, hmm baper yah 😢
Yuk kita liat-liat file-file lama, saat kamu begitu lucunya, saat aku begitu jahatnya, saat kita begitu bahagianya. Boleh juga kalau ada pesan yang belum tersampaikan, kisah-kisah heroik sampai memalukan yang belum diceritakan, ataaau sekedar sesi haha hihi bareng orang-orang aneh yang 22 bulan ini seatap bareng kamu 😴Dateng yak malam ini, di jam biasa di tempat biasa 😊Kutunggu kehadiranmu, enggak juga sih, biar jatah coklatmu bisa buatku 🙈~Tata Program Nakula Srikandi~

habis ini pinjem buku, copy film, nitip oleh-oleh, pinjem abc, xyz, def, pqr, apapun;
.
.
ngga semudah : besok pas tahsin, nanti pas kajian, pas apel aja, nanti aku rapat di nakula kok sekalian aja, etc. etc.

credit picture to : ibnufajri
temen dari jaman gmif.yang dua taun sefakultas tapi kok baru liat muka ini di gmif.yang pas mau daftar ppsdms katanya jarang baca tapi baca bukunya langsung malcolm apa gladwell gitu, yang pas dikasitau lolos ppsdms gayakin dan bilang, "yang bener Fit?" terus "webnya ngga bisa dibuka" terus "akhirnya aku jadi santriiii....!"

Senin, 16 Mei 2016

Yang Kreatif Akan...

"Yang kreatif dan bersemangat, akan menulis, mementaskan teater, membuat film, memanggungkan musik. Dan tak cari musuh di media sosial," 
(Goenawan Mohamad)

terkait Goenawan Muhammad, saya memang baru baca satu esainya, dan saya suka. Sila tengok di sini *terus jadi pen cari bukunya. Ada yang mau kasih suggestion beli di mana atau kasih pinjeman?

Minggu, 15 Mei 2016

/gi.sen.jog.ja/

/gi.sen.jog.ja/
tempat di mana kamu merasa Jogja menjadi nyaman karenanya
tempat kamu bisa jadi diri sendiri
tempat di mana kamu bahagia ada di tengah-tengahnya
di mana kamu ngga usah ngerasa malu kalo mau nambah makan
di mana yang keren di kampus bisa guling-guling gak jelas
di mana rabu besok udah tiga yang wisuda
di mana ada yang sidang skripsi minggu depan

Jogja yang nyaman itu yang ada kaliannya :) !

//bada kumpul di rumah Imaw, maaf ya kak kalau tampang dan raga saya kelelahan sekali. terima kasih buat segala jamuan dan bantuannya :)
sengaja gakpake foto

Rabu, 11 Mei 2016

Ngga Papa Patah Hati

"Aku nggak papa (mbak) Fit kalau patah hati berkali-kali. Urusan suka sama orang, urusan apalah yang lain. Tapi jangan sampai aku patah hati sama urusan mimpi dan cita-citaku. Termasuk soal penelitian."

*ada mbak yang dikurungin untuk mengaburkan ini siapa orangnya dan angkatan berapa.

Semangat ya! Semoga Allah memudahkan dan menguatkan jalanmu ke Swedia :'). Kalo kata Ummi, ketika usaha kita udah-wawancara dsb, sekarang ruhiyahnya harus terus dikuatin. Semoga ini jadi jalan Allah memberi peluang-peluang kebaikan dan perbaikan untukmu ya :')

Terima kasih telah menginspirasi ;) #SaudaraSampaiSurga

Selasa, 10 Mei 2016

Being Sister

Kemarin, ditengah keterteparan saya siang-siang, ternyata rumah lagi heboh sama berita SNMPTNya Fafa. Sampe-sampe kalau kata Ummi di telepon, adik bungsu saya si Fatih yang kelas 1 esde bingung ini Fafa kenapa sih udah mana teriak-teriak terus nangis.

Actually, kejadian ini pun yang turut mengaduk-aduk emosi saya yang sedang naik turun ini seminggu belakangan (sebagai mana saya bilang di sini). Kalau saya boleh bilang, ini termasuk nikmat yang boleh jadi juga ujian. Bayangkan, adek saya milih jurusan di luar Jawa Barat (yang katanya kalo undangan yang diprioritasin adalah orang lokal daerah domisili) dan bahkan dia lintas jurusan zzz. Saya yang tahu pahitnya ditolak undangan dan harus belajar mandiri ngerasa ini rezeki banget si Fafa. Apalagi pas tahu kabar teman-teman asrama yang adiknya belum dapat pilihannya.

Sebagai anak IPA, rezeki dia keterima di Sastra Arab. Padahal dia SMA di negeri dan udah lama banget ga belajar Bahasa Arab. Dan sebagai anak Jawa Barat, rezeki banget keterima di UGM; d mana siang tadi di sekolahnya yang ketauan dapet undangan UGM baru dua orang. Saya sejujurnya envy sih, tapi itu mah udah lewat lah, no matter. rezeki dia, entah lewat pintu mana dan doa mana yang mengantarkan ke sana :"

Pada berita bahagia tersebut, setidaknya ada hal-hal yang bermunculan di kepala saya related to this.

Pertama, saya jadi menyadari bahwa jarak empat tahun dengana adik saya means waktu dia masuk sini saya harusnya udah lulus :'. Udah gitu aja, yang ini mah ngga usah dibahas panjang.

Kedua, saya jadi inget videonya Anies Baswedan yang dishare di webnya Alfath (saya ngga nemu link asli tulisannya). Video ini tentang belajar dan #ehem bagi saya aja cukup menohok. Nanti saya share lah buat Fafa.

Ketiga, pada tiitk ini saya merasa fungsionalitas saya sebagai kakak benar-benar berperan. Bayangkan saja, saya tidak pernah ada pada satu fase hidup bareng Fafa. Terajhir bareng ya waktu SD, saya kelas 6 dan dia kelas 2. Tapi sekolah kami berbeda. Kemudian saya SMP dan dia SD. Saya SMA dan dia pun masih  SD dan mulai menjejak SMP. Saya kuliah dia SMP-SMA. Tidak banyak peran saya dalam keseharian Fafa sebenarnya. Kecuali jadi temen ngobrol dan dengerin curhatan ala kadarnya tentang keseharian, bukan yang heart to herat yang secret-secret gitu wkwk. Ya kalo dia ada tugas seklah yang bantuin Ummi. Kalau nyari barang yang ikut repot Ummi. Pokoknya its always Ummi yang direpotin.

Terus, pada titik ini saya ngerasa Fafa akan ke Jogja buat urus daftar ulang bla bla bla. Cari kosan bla bla bla. Cari barang buat ospek bla bla bla. Somehow saya merasa Ummi pasti akan nitipin Fafa ke saya dan memercayakan hal itu. Ketika saya dulu ke Jogja juga sebenernya mah sendiri dari rumah, tapi bareng-bareng temen SMA jadi lebih mudah. Ini Fafa belom pernah naik kereta jarak jauh tanpa orang tua. Pada titik ini saya merasa fungsionalitas saya sebagai kakak akan mulai berperan. Sebenernya saya takut gengs, soalnya kayak memegang peran orang tua ketika posisinya jauh. Dan banyak hal terkait itu. Tapi ya emang harus dijalani sih. Kadang saya juga belum bisa kebayang Fafa hidup jadi anak kosan gitu *jahat*. Tapi life must go on. Yakinlah adek saya kelak bisa. Minta tolong bantu doa ya!

saya sama fafa. lupa jaman kapan-2016.

Haflah Kesayangan :')

Sampai semalam tadi, haflah masih jadi topik hangat yang diomongin di asrama putri. Entah karena pesonanya, karena perjuangannya, karena bahagianya, karena ke-bareng-barengannya, ke-amazingan-nya, atau kesederhanaannya. Tapi yang jelas, bicara soal haflah masih menjadi kebahagiaan tersendiri buat kami-kami yang susah move-on ini. Terbukti, video haflah masih diputer dan ditonton bareng-bareng semalem.

Ada yang membahagiakan soal haflah. Saya juga bingung kalau ditanya apanya. Bahagia saja. Senang saja. Sayang saja. Rasanya menyenangkan memperjuangkan haflah bareng temen-temen. Kalau via Ara dari Kholqi, haflah itu yang membuktikan kekompakan kita.

Saya yang masuk tim naskah (meski dari awal menolak mentah-mentah kalau ditawarin buat bantuin tim awal Ara-Kholqi) merasakan kejumudan banget-banget pas rapat nentuin alur dan apa yang akan dibawa. Rapat berkali-kali yang ujung-ujungnya bahkan bisa melupakan secara tiba-tiba konsep kemarennya. Belum lagi pelurusan-pelurusan ketika konsep udah difloorin. Dan karena ada urusan yang mengharuskan saya pulang, saya kepikiran banget ini gladi haflah kayak apa, pengen liat bangetlah intinya.

Dan sampailah Jumat itu. Ketika siang tadinya mau kumpul tapi kayanya terlalu mendadak. Ketika yang putri istirahat, ternyata yang putra latihan *terharu*. Sorenya pas kumpul lagi, saya baper ngeliat lingkaran ini kumpul. Semacam ada perasaan sedih karena menyadari kalau ini kumpul akhir-akhir. Karena abis ini, alasan apa yang reramean bakal bikin kita kumpul lagi?

Kemudian latihan per scene. Bangga dan haru rasanya liat temen-temen yang ngebela-belain tampil padahal sakit, rela jadi pengganti padahal baru dibriefing, kompakin gerakan, padahal mah itu gerakan apa banget (thx to AKBri48 ;), you made it awesome guys). Juga saya merasa sangat berutang ketika tau perjuangan tim kostum yang detil dan bahkan tim perkap yang sangat prepare. Saya kagum banget waktu tau keseriusan Ifdhal ngumpulim anak perkap dan minta keseriusan mereka, "Tolong sini sekarang semuanya fokus, aku minta sekarang aja kita fokus bareng-bareng...." :"

Juga terharu kalau ingat penampilan Jogja yang sebenernya mah sederhana. *brb terimakasih pada daster yang dipake pemain X)

Karena saya nggak ikut gladi akhir-akhir yang it means gladi yang lebih matang daripada yang saya liat, saya cukup takjub liat tampilan stage panggung awal. Saya (yang jarang ngestatus ini) sampe pengen ngepos sesuatu dan akhirnya terposkan di line sesaat sebelum tampil. Entah ya, rasanya sayang banget sama seluruh kerja keras dan anak-anak ini. Dan karena tampil terakhir serta sudah liat penampilan yang lainnya, saya ngeposnya dengan berupaya membesarkan hati. Intinya, apapun yang terjadi di panggung, kita udah bareng-bareng menikmati prosesnya dari awal. Saya tahu persis kita belum pernah ngukur waktu penampilan (yag mestinya cuma 12 menit), beberapa hal belum serapi regional lain, dan saya tau kalo unsur budaya (sebagaimana tema haflah adalah tentang budaya nusantara) belum sekental regional lain karena memang lebih ke meaning soal fenomena masa kini yang mau diselipkan. Saya merasa pesimis sebenernya pas liat tampilan haflah awal-awal. Yasudahlah, maka saya mikir pokoknya apapun yang terjadi di panggung, ini hasil kerja kerasa dan kebareng-barengan kita bersama. Apapun yang terjadi, let it flow. Usaha maksimal bareng-bareng ini sudah membayar semuanya bukan?

Daaaan. Ketika Ibnu Fajri selaku ketua oprec turun panggung setelah mengambil penghargaan untuk Jogja yang indeks pendaftarnya paling tinggi. Pengumuman haflah adalah hal paling mengharukan-membuat bangga-bahagia-dan tidak terdefinisi lagi. Saya inget banget ada yang langsung sujud syukur pas denger bahwa Jogja adalah haflah terbaik :")


Ibnu Fajri, someone behind all about the sound (baca : DJ-literally DJ)


Dan haflah actually nggak berakhir sampai disitu aja. Grup putri yang masih aja bahas soal banyak hal yang terjadi di haflah, dari yang cuma di panggung sampai yang filosofis. Dari pertanyaan retoris yang bagi saya itu bermakna, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang ingin menjaga satu sama lain di antara keluarga Nasri7. Semacam : koe ki koncoku, yo ojo sampe koyo ngono juga *hahaha bahasa saya amburadul banget :P

Karena kalian semua, matter :")

This Last Week

Satu minggu terakhir saya tidak di Jogja. Terhitung sejak Sabtu 30 April sampai Ahad 8 Mei. Kalau diingat-ingat, ini rekor terlama ada di Bogor-Depok-Jakarta lebih dari seminggu dalam rekam jejak nyaris dua tahun terakhir.

Ada banyak hal yang terjadi, termasuk keriwehan dan kenaik-turunnya emosi. Kebahagiaan, kenyataan rempong, bingung memutuskan sesuatu, bete-bete lucu, bahagia, kumpul, sayang, ngga mau pisah, bangga, sekaligus takut.

Dalam seminggu.

Many things happen. Dari jaman pulang, lama nunggu kereta, ke wisuda adik tanpa abi, ngobrol panjang sama Ummi, main sama fatih (yang sedih banget gegara kangen sama Abi (yang lagi ngga di rumah) padahal pengen main catur atau ular tangga dianya-bahagia anak kecil yang sangat sederhana, ya?). Main ke IC setelah-mungkin 2-3 tahunan ngga kesana. Dikirimin data dan ada DL ketika saya ngga bawa laptop selama pulang itu. Urus form online yang abisnya tanggal 6 (sampe akhirnya nitip temen). HAFLAH SUPER KEREN, kesayangan! NLC2016; SaudaraSampaiSurga untuk RK7, esp. rasa bangga-sayang-haru sama RK3Jogja. Berita adik yang lolos SNMPTN-perasaan amaze yang reflek juga dan membuat saya jadi merasa, saat inilah fungsionalitas saya sebagai kakak benar-benar bekerja (bcs saya sama dia sejak SD selalu hidup di dua dunia berbeda). Ah iya, juga baper-baperan masalah susah mengontrol kemelankolisan saya soal kenang-mengenang hiks.

--Everything will be okay in the end. If it's not okay, it's not the end.

Nanti yang bisa saya tumpahkan saya tumpahkan, ya. Tapi barangkali tulisan mini atau sekadar foto. Kalau nyamah ngga usah dibaca, kan saya udah bilang ini mah writing like no one's watching.

Rabu, 04 Mei 2016

Nonton Pagi Ini dan Parenting

Saya ngga sengaja nonton Indonesia Morning Show di Net.TV pagi ini selepas nyalamin adek sekolah dan Ummi yang pergi beli nasi kuning. Tertegun dan amaze dengan paparan Bu Elly Risman tentang usia yang terlalu dini bagi anak untuk masuk sekolah. Sayang, ngga ngikutin dari awal *nyesel*. Saya jadi tau bahwa usia ideal masuk SD sebenernya tujuh tahun(an). Sebelum itu, adalah waktu terbaik untuk main bersama ayah-ibunya. Jangan mikir fasilitas, karena tubuh ibu adalah fasilitas terbaik. Kita bisa bercerita dengan memperagakan bentuk tubuh. Fasilitas juga adalah sesuatu yang dibuat bersama-sama, tidak mesti berupa benda yang dimiliki dan sudah jadi bagaimana rupanya.

Masa kecil anak bisa hilang. Mungkin kita nggak nyadar efek waktu dininya. Tapi di masa depan, efek ini boleh jadi terasa. Kita bisa ngeliat berapa banyak anak-anak yang sudah dewasa tapi masih kayak anak-anak. See? *terus si pembawa acara ngangguk-ngangguk (dan saya reflek iri sama pembawa acara karena dia tiap pagi dapet ilmu baru dari acara kayak gini hehe). Iya yah, banyak orang yang udah gede tapi sifatnya kayak anak-anak. Yang belum serius dalam dunia profesionalnya lah, bahkan juga yang kalo ngamuk kayak mana. Bahkan orang di struktur yang cukup tinggi di pekerjaannya (bahkan struktur kenegaraan -yang tadi sempat disebut), juga ada yang sifatnya masih kayak anak-anak. Bu Elly bilang, bisa jadi masa kanak-kanaknya itu ada yang hilang. Tercuri. Dan tidak ada yang bisa mengganti masa kanak-kanak.

Tadi juga dibahas soal keteraturan dalam bermain, empati yang lebih penting diasah pada usia 0-8 dibanding kognitif, dan lain sebagainya.

Banyak banget ya yang belum diketahui soal parenting. Ini penting karena menyiapkan generasi masa depan, yang juga berarti menyiapkan generasi bagi agama dan bangsa. Pengen cari videonya nanti kalo udah ada. Bahkan juga video-video Bu Elly Risman yang lain.

Jadi inget diskusi novel Sabtu Bersama Bapak sama diskusi pagi hari sama Ummi kemarin :")

di antara sekian banyak hal terlintas yang pengen ditulis,
malah ini yang beneran ditulis (padahal mah reflek)

Rumah, 7.29
sore nanti mangkat NLC :"