Pages

Jumat, 05 Mei 2017

Jakarta dari Balik Jendela

Jakarta adalah rumah-rumah pinggir yang dilihat dari jendela kereta sekaligus bangunan tinggi menjulang gagah yang dilihat dari jendela bus kota. Jakarta adalah banyak cerita yang tersimpulkan dari dua jendela itu.

-Jakarta, 5 Mei 2017
Terlintas di kereta kedua hari ini
Ditulis di kereta keempat hari ini
//masih hutang satu tulisan fit tentang Jakarta

Impact Doing The Best

"Doing the best itu impactnya banyak, dan kadang bukan dari kacamata yang mampu kita pandang saat ini."
-Kak Jay, 5 Mei 2017
pekan lalu pas CEO Talk di MeetUp Badr

Saya menuliskan ini pada catatan di Google Keep sewaktu meetup. Suka lupa ya sama Allah akan menilai segala usaha kebaikan. Sekecil apapun. Dan kita masih suka menilai balasan yang harusnya Allah beri dari kacamata materi saja. Lupa sama nikat-nikmat lainnya. Ya Allah, mampukan kami menjadi hambaMu yang terus penuh syukur....

Senin, 01 Mei 2017

Doa Air Zam-zam

Fatih : "Mbak ini ada air zam-zam", sambil nunjuk oleh-oleh Himmah yang belum saya minum itu.
Saya : "Iya nih Dek dikasih temen."
Fatih : "Mbak, boleh gak Mbak kalo nanti Mbak Fitri minum, Fatih minta sedikiiiit aja satu tetes."
Saya : "Biar doanya dikabulin ya Dek? Emang Fatih mau doa apa?"
Fatih : "Fatih mau berdoa biar Allah kasih rezeki yang banyaaa banget ke Palestina, ke Suriah, ke Rohingnya, pokoknya ke negeri-negeri muslim." Besoknya dia cerita kalau kemenangan itu termausk ke rezeki, makanya mintanya rezeki.
Saya : "Terus mau doa apa lagi?"
Fatih : "Fatih mau doa...semoga semua dosa berubah jadi pahala."
Saya : *terharu, meski yang terakhir lucu juga mintanya, tapi minta kan gratis ya? "Nanti kita minum airnya sama-sama ya..."
Fatih : "Mbak kita boleh nggak sih Mbak minta buat dunia?"
Saya : "Boleh dong Dek, waktu Mbak Fitri minta doa biar lulus, itu buat dunia 'kan?"
Fatih : "Oh, iya juga ya Mbak..."
Saya : *dalam hati * Ya Allah Dek, seumur Kamu bahkan nanya boleh nggak doa buat dunia? Aku seumurmu malah mungkin doanya buat dunia aja :"

redaksi mungkin agak berbeda (karena keterbatasan ingatan), tapi insya Allah konten overall sama

5 Weeks Behind (3)

Hm, harusnya sih 6 weeks behind. Tapi ini udah kepiirannya dari pekan lalu.

Khusus postingan inni pengen cerita soal pertemanan aja sih.

Di tempat baru di Cibinong-Depok ini, sesungguhnya saya tidak punya daily friend sebelumnya.
Sekolah SMP-SMA di lingkungan asrama dan kuliah di Jogja membuat saya kalau pulang suka bingung mau pergi ke mana ata janjian ama siapa. Ada tapi jauh, atau mager, atau ya momen tertentu aja. Paling di rumah juga ya main-main aja sama adik di rumah. Makanya jarang keluar dan kalaupun keluar kalo ada kebutuhan aja. Maka aktvitas tetap selama di rumah adalah dengan daily routine pulang pergi ke kantor Badr, dan ini untuk pertama kalinya setelah hal rutin di rumah saya adalah sekolah SD, wkwkwk.

Di Badr, kebanyakan anak UI. Founder Badr juga alumni Fasilkom UI 3-3nya, yang dua orang satu angkatan, yang satunya jauh lebih senior. Dan sekarang keluarga di Badr sudah hampir 40 orang. Lama-lama saya jadi penasaran sama pertemanan kakak-kakak di Badr, penasaran sama kehidupan kampusnya dulu, juga misalnya eh ternyata Kak ini kenal Kak ini, dsb, hehehe. Penasaran sama asrama apa aja yang ada di sekeliling UI, penasaran sama lingkungan sekitar, penasaran sama kultur kampus UI, dan hal-hal  yang pernah membesarkan Kakak-kakak yang saya kenal di Badr.

Terus kalo abis tau certa pertemanan, misalnya. Saya jadi flashbck ke kampus saya dulu (berasa dah lama --"). Sama juga ketika tau pola organisasi, pola oh Kakak ini dulunya saingan pas di kampus?,  pola oh ternyata Kakak ini dulunya udah temenan?, pola oh Kakak itu pasangannya anak UI juga? Fakultas apa?. atau Eh ternyata ada juga yang sama temen SMA-nya. Wkwkwk gakpentinglah ini sebenernya. Tapi penasaran aja.

Penasaran karena tempat sekolah/kuliah adalah salah satu tempat yang berkontribusi membesarkkan orang-orang yang saya kenal (dan juga kita) hari ini. Budaya sekitar, budaya pertemanan, kultur kampus/sekolah. Dan akan memberi efek juga mana yang memberi kita kesan paling dalam dari seluruh cerita hidup kita, bahkan yang akan berdapak bagi kehidupan setelahnya.

Dan di hari terakhir SxI kemarin, saya sempet bilang salah satu teman (yang sebelum-sebelumnya banget sempat bilang Kalian kok mau sih temenan sama aku, aku kan galak...). Saya bilang, "Terima kasih ya sudah mau temenan sama aku.... :') Karena kalo boleh jujur, saya semacam nggak punya temen di sini. Maksudnya lebih ke yang bisa saya temui dan ajak ngobrol setiap hari, ajak diskusi, dan lain sebagainya. Soalnya pulang ke rumah dan dateng ke Depok tu kayak adaptasi sama lingkungan baru :"").

Terima kasih ya Allah atas pertemuan-pertemuan ini :")