Pages

Sabtu, 09 Juni 2012

Selamat Datang, Dunia Sesungguhnya

Hai, perkenalkan aku seorang siswi sebuah sekolah berasrama,
eh salah, lebih tepatnya alumni satu minggu dari sebuah sekolah berasrama, dan sebentar lagi akan menjadi seorang mahasiswa (amiiin).


Enam tahun aku mengenyam pendidikan di sekolah berasrama, enam tahun aku hidup di lingkungan yang sangat baik, sangat teratur, sangat homogen -setidaknya meskipun mulanya heterogen, akan ada sistem yang menghomogenkan semuanya-, enam tahun aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya sekolah di luar lingukungan asrama, tidak pernah merasakan lingkungan yang tidak memiliki sistem dan aturan.
Ya, enam tahun, meski di dua sekolah yang berbeda.


Dan satu minggu ini, selepas satu minggu pula aku resmi menjadi alumni sekolah berasrama, aku berkomunikasi dengan banyak orang: teman yang aku kenal semasa aku dijenjang dasar dan menengah (ingat, aku kenal  bukan selalu berarti teman seangkatanku, bisa kakak kelas, adik kelas, bahkan bisa jadi bukan teman satu sekolah). Dan ya.....aku mendengar cerita-cerita mereka, tidak hanya mereka, juga teman-teman lain yang mereka tahu.


Banyak hal yang terjadi, sungguh banyak. Dari hal paling pahit yang pernah kudengar sampai hal yang amat manis. 


Dan aku bercerita di sini tidak untuk membuka aib. Aku hanya ingin menulis seraya belajar memahami : bahwa banyak hal yang akan terjadi di kehidupan selanjutnya. Kehidupan 6 tahun berasrama mungkin mengukungku untuk tahu bahwa hidup ini hanya berisi hal-hal baik, islami, dan teratur. Tapi, ya...inilah,


i-n-i-l-a-h : Selamat Datang di Dunia Sesungguhnya . Karena di dunia sesungguhnya, semua akan bergantung pada diri kita masing-masing. Seberapa bijak kita menghadapi dunia luar dengan beribu kemungkinan kejadian di luar sana.


Ada seseorang yang kukenal terjebak hutang, hutang menumpuk di sana sini. Kemudian dia tutup dengan perbuatan uang yang ternyata bukan haknya. Kemudian akhirnya mengaku, lalu melunasi setengahnya. Ditagih untuk melunasi, akhirnya dilunasi dengan uang yang -lagi-lagi- bukan haknya. Dan begitu berjalan terus, kemudian punya kekasih dan memanjakan kekasihnya juga dengan sesuatu yang bukan haknya. Uang yang bukan haknya pun digunakan juga untuk kebutuhan-kebutuhan tersier, kebutuhan mewah yang sebenarnya tak dipenuhi pun tak akan mengundang masalah. Ah, kadang dunia begitu membutakan untuk suatu kebahagiaan. Seterusnya begitu. Meminta maaf, mencari pinjaman, bukan untuk berubah ke arah lebih baik. Semua sampai saat ini sama saja. Ah, aku tak bisa cerita terlalu panjang.


Ada pula teman yang melupakan sifat jujurnya, mencari-cari kunci jawaban ujian nasional. Lupa ia pernah lama dibekali ilmu agama. Entah kemana sifat-sifat, akhlak mulia yang pernah ditanamkan.


Ada yang kemudian mengumbar auratnya, meninggalkan shalat lima waktunya, lupa bahwa Allah tempat mengantungan segalanya, dan akhirnya berbuat sesuatu yang tak semestinya.


Ada yang kemudian pacaran tiada batas.


Tapi ada juga, yang sekalipun kondisi ekonominya terbatas namun tetap selalu berbaik hati. Tetap selalu berusaha membantu teman-temannya semampu ia, tetap mengamalkan apa-apa yang telah ia pelajari semasa sekolahnya dulu. Tetap menjadi orang yang berhati lurus, dalam kesederhanaannya.


Ya, semua itu mungkin cuma sedikit gambaran. Yang jelas, di luar sana, di dunia yang sesungguhnya tantangan, godaan, semua akan lebih banyak, lebih nyata. 


Orang-orang yang aku rasakan perubahan drastisnya kini, sebagian, dulu juga orang-orang yang baik. Tapi terkadang, banyak faktor yang bisa memengaruhi. Maka amatlah penting membentengi diri sendiri, punya keteguhan hati yang baik, mantap, dan sesuai dengan aturan main yang telah Allah berikan. Sungguh penting memiliki sifat-sifat mulia, memahami dan mengamalkan. Sekolah sebaik apapun tidak akan menjamin semua lulusannya akan terus bisa menjadi insan-insan mulia yang dapat mengamalkan semua nilai yang telah diajarkan dan dipahami.


Dan dunia sesungguhnya, bukanlah dunia yang dibatasi dinding asrama, telah tersistem dengan baik, dan terkungkung oleh lingkungan yang sangat baik, seperti yang kurasakan 6 tahun kebelakang. 


Maka, selamat datang, dunia sesungguhnya...! 
Semoga aku dan kami semua dapat menghadapimu dengan baik, menyikapimu dengan bijak, dan tetap bisa menjadi orang-orang berhati lurus yang dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik lagi...amiiin :)
Bismillah~


Wallahu 'alam bish shawab.

4 komentar:

  1. Salam Kenal, Fitri :) Selamat Datang di Dunia Sesungguhnya. Semoga kita bisa tetap berada di jalan yang sama, dengan ketuusan dan kelurusan hati yang sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga, Maryam. Amiiiin, semoga suatu saat ketika kita bertemu lagi, kita tetaplah menjadi 'kita' yang (lagi-lagi) kita kenal masing-masing saat kita masih satu sekolah dulu :')

      Dan lebih baik, tentu akan lebih baik pula.
      Sama-sama saling mengingatkan, ya maryam :)

      Hapus
  2. Semangat ya Fitri!!!!!!!
    Dunia luar nggak akan jadi masalah kok selama kamu bisa "Stay on your track" :3
    Aku juga masih berjuang untuk bisa tetap jadi aku selama di IC.
    Tapi tetap memang bakal kaget.
    Ayo sama2 berjuang! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaaaa Kak Suciiii.... kangeeeen >.<

      Iya kak, makasih semangatnyaaa^^
      Ya, semoga aku nantinya bisa tetep jadi aku selama di IC, bahkan kalo bisa jadi lebih baik :)

      iya kak, sama-sama berjuang :)!

      Hapus