Pages

Kamis, 27 Desember 2012

Ada dan Tiada

Sebenarnya ada dan tiadanya kau di sini hanya dibatasi oleh satu hal, oleh terwujudnya ragamu di depanku, nyatanya vektor tiga dimensi wujudmu di depanku, di depan mataku, sehingga tertangkap oleh mataku hingga otakku menerjemahkan : kau ada, secara nyata, di depanku. ---bagaimanapun juga kita selalu bisa menghadirkan orang lain di hati kita~

Saat itulah kita bisa benar-benar menatap--dari dekat ataupun hanya sekedar dari kejauhan; merasakan--dengan senyata-nyatanya--merasa lega atas adanya seseorang di sisi kita--disekitar kita.

*itu kata-kata lama yang selalu muncul di benakku setiap kali aku merindukan--atau bertemu dengan seseorang--atau juga merindukan untuk bertemu dengan seseorang; ah tidak, tidak seseorang, tapi banyak orang lebih tepatnya. Seringkali aku memikirkannya, dan sudah teramat gatal untuk menuliskannya. Dan malam ini, kau sempurna membuatku menuliskannya, Inda.

-------

Kau tahu, dua jam menunggumu kulewati dengan banyak kekecewaan. Tidak, aku tidak kecewa kau akan datang sedikit malam. Aku hanya kecewa karena ini pertanda bahwa setiap detik yang terlewati bermakna sejumlah itu pulalah detik berhargaku yang nantinya akan hilang tanpa adanya kau. Karena semakin malam kau datang tidak akan menambah jam perjumpaan kita bukan? Aku kecewa karena itu. Tapi aku tahu, kau pasti lebih bahagia dapat jauh melanglang buana di Jogja sini, pergi ke mana pun kau suka dan kau mau.

Dan tiga puluh menit itu jawabannya. Kau tahu, sungguh lega akhirnya aku bisa juga berjumpa dengan kau. Betapa lega rasanya melihat kau masih seceria dulu, masih dengan celoteh riangmu, masih manis, cantik, dengan senyum semangatmu yang selalu ada--jika kau ceria (aku tak pernah lupa wajah sembab sambil menangismu di tangga kala itu :P). Kau tahu, aku rindu itu semua, sungguh rindu. Aku rindu pelukan sambutanmu, dan rasanya ingin menangis bahagia saat benar-benar aku bisa memelukmu lagi :")

Di tiga puluh menit itu jugalah aku benar-benar menndengar suara riangmu, suara bahagiamu, suara pamermu, suara gerutu kesalmu terhadap orang yang dulu sering kau puja-puja itu. Hahaha, Inda, aku sungguh rindu semuanya, tahukah? Aku lega kau benar-benar menikmati kehidupanmu sekarang--dan aku tahu kau pasti selalu begitu. Aku bahagia mengenalmu, Inda. Kau tahu, tadi di jalan pulang, aku sungguh bertanya-tanya dan bersyukur. Aku bahagia radarku bisa menemukanmu sebagai salah satu orang yang kusayang, yang aku rindukan. Aku bahagia kau mau banyak berbagi denganku--orang yang terkesan stagnan, dan cupu seperti yang kau bilang tadi. Ah, kau yang ramah, riang gembira, dan aku tahu--kau dicintai banyak orang. Kau yang sungguh berjiwa petualang. Kau yang pantang menyerah dan keras berusaha. Inda, aku tahu dalam banyak hal kita sungguh berbeda, banyak hal yang aku peduli--dan kau tidak; juga sebaliknya, dan aku bahagia kau selalu mau menerimaku seperti bagaimana aku adanya. Aku berterimakasih Inda, sungguh sangat berterimakasih :")

Kau tahu Inda, aku benar-benar lega melihatmu masih baik-baik saja. Kau tahu, dibalik semua pujianmu tadi, aku sungguh berbeda sama sekali. Aku sedih sebenarnya. Aku benar-benar jauh dari pikiranmu, jauh dari kata-katamu, sungguh jauh dari apa yang kau bayangkan. Aku sungguh tak baik-baik saja. Sungguh tak seperti pikiranmu. Tapi aku---rasanya tadi tak punya waktu untuk menjelaskan. Inda, aku sungguh merindukan waktu-waktu berharga kita...

Inda, tiga puluh menit itu sungguh tak sanggup mengcover semuanya. Aku justru belum cerita apa-apa bukan, sadarkah kau? Kau tahu, aku bawa banyak hal yang sungguh aku mau cerita padamu. Kau bahkan tak sempat tanya aku bawa apa tadi di tas bukan--bahkan mengapa aku sampai bawa ransel segala? Kau tak sempat tanya apa yang tadi aku tulis, sesaat sebelum kau datang. Meski ada yang hilang, aku sungguh masih punya sesuatu untuk ditunjukkan. Kau tadi lama meledekku, berkata apa saja sesuka hatimu. Aku mau menyangkal lama, tapi aku tahu itu tak akan merubah banyak hal. Tenang saja, aku tetap akan mendengar walau kau meledekku sampai akhir pertemuan kita. Sayangnya, kau jadi tak tahu kisah lengkapnya sekarang, kan? Tidak seperti berbulan-bulan lalu....

Tapi Inda, aku bahagia lihat kau tadi terus ceria. Aku bahagia tahu kau masih bisa terus celoteh seperti biasanya. Aku rindu kau, dan malam ini kau datang membayar itu semua. Malam-malam panjang kita nampaknya memang sudah tak ada lagi ya kini? Ah Inda, aku rindu berada lagi di malam-malam yang panjang itu. Saat di mana kita merasa ini hanya masalah aku dan kau, hanya tentang kita--dan cerita-cerita tanpa ujung itu (setidaknya sampai saat ini kisah kita masih belum menuai ujungnya kan?).

Inda, terima kasih sudah datang...terima kasih sudah menyempatkan diri berkunjung. Tiga puluh menit itu......

Terima kasih untuk edelweissnya,
itu bunga yang terindah yang pernah kumiliki sampai saat ini :")

--mmc-nya error ngga bisa dipindahin ke laptop fotonya :"(

Terus melangkah ya Inda, jelajahi dunia !
Aku menyayangi kau--yang terus bersemangat dalam banyak hal (terus terang aku iri :"))


1 komentar: