Pages

Kamis, 07 Desember 2017

7/12/2016 dan Hari-hari Setelahnya

Menjejak Desember; maka saya tidak lupa hari-hari kala itu.
Suatu hari setelah sekian lama disemangati oleh dosen untuk submit Desember, tapi sempat merasa terabaikan beberapa waktu. Suatu Selasa, saya ingin pergi dari keramaian orang-orang kontrakan (yang ramai berisikan 11 orang) untuk menenangkan diri dan memaksa berprogress.

Lalu saya nginap di rumah Afifah.
Tapi, apa yang bisa dilakuakn bocah semester sembilan yang kemampuan ngodingnya belum fasih dan tidak punya data yang hendak diolah. Menatap nanar muka layar sambil ngga tau harus gimana :"""

Malam itu, yang awalnya diniatkan akan begadang, jadi gagal karena saya stuck tidak tau harus gimana. Besoknya pagi-pagi pulang ke kontrakan dengan rasa-rasa sedih gimana gitu. di prodi deadline akhir submit naskah unttuk bisa sidang Desember (dengan kata lain juga wisuda Februari) adalah tanggal 9 (malah sempat ada gosip tanggal 2). Saya pulang tanpa harapan. Lalu sempat saling menyemangati dengan +Maryam Zakkiyyah lewat DM instagram itu, kira-kira pukul 7 pagi, setelah sebelumnya mengirim postingan chibird yg unyu dan cukup mendongkrak diri.

Sekitar pukul 9 dosen saya tiba-tiba mengirim pesan untuk bertemu jam 11. Saya iyakan dengan setumpuk perasaan bersalah sekaligus bertanya-tanya dalam hati, Ibu, mana datanya yang harus saya olah Ibuuuu hiks hiks. Karena data yang saya olah itu semacam data dari lab ibunya kala S3 dulu dan ngambilnya dari server ibunya. Tapi sampai hari itu belum dapat juga.

Pukul 11 saya ke gedung S2/S3, bertemu ibu dosen pembimbing. Kalimatnya tidak panjang, tapi sangat berarti. Intinya, saya harap Fitri bisa sidang bulan ini. Dibuat dulu naskahnya, nanti sambil kita susul dengan yang ada hasil penelitiannya.

I dont have any words. Saya ngga tau harus gimana. Tapi tentu saja harus dipatuhi. Ibu dosen sudah berusaha membuat saya bisa tuntas skripsinya secepat mungkin. Dosen saya merencanakan akan menyanggupi hadir di hari-hari terakhir pekan sidang agar saya tetap bisa mempersiapkan naskah sampai hari terakhir banget sidang.

Tidak ada 24 jam, keputusasaan saya Allah ubah dengan secercah harapan.

Lalu pekan-pekan panjang dimulai. Tahu rasanya ngumpulin berkas naskah yang akan disiap sidangkan tapi belum selesai :" ? Ah, kekhawatiran saya dari hari ke hari memuncak. Saya menyembunyikan berita ini dari sesiapapun karena terlalu takut diselamatin mau sidang, dibarakallahin, diledekin bentar lagi lulus, karena saya tahu seberapa nekat sederhana naskah saya yang sesungguhnya belum selesai itu.

Mana awalnya sempat ngga boleh submit karena kartu bimbingan saya dari awal emang dipegang dosen pembimbing dan hari H ngumpulin berkas ibunya bilang nanti saya susulin sementara petugas TU kayak gak yakin gitu :""

suatu masa saya sempat baru
terbangun dan kaget karena
ada pesan dari dosen.
Jam 2 pagi cobaaaa :""
Perjuangan dosen yang juga
seorang ibu yang punya bayi kecil :")
Waktu berjalan. Saya dan dosen saya berpacu bareng-bareng. Ada masa saya ngintilin dosen banget sembari beliau waktu itu juga bimbing beberapa anak S3, atau sesi tambahan presentasi tugass akhir matkul adik-adik tingkat (seperti yang diketahui bersama Desember adalah masa ujung dari suatu semester di mana pengumpulan tugas mulai mainstream). Ada masa bimbingan di tempat penitipan anaknya (Dek kamu sekarang dah bisa apa Dek :"). Ada masa saya ngintilin ibunya sembari ibunya mempersiapkan persiapan ransum buat anaknya :")). Ada masa saya nanya temen cara pikir suatu algoritma tapi tetep aja ngga mudeng. Di kampus, di angkringan deket aula yang dipake bulu tangkis warga sekitar :"""

Ada masa saya tertekan banget nangis-nangis. Ada masa saling menguatkan sama anak ssidang Desember (thanks Amel, Denis, Deni, Rilut, Erwin). Ada masa saya ngga bisa tenang tidur karena sekali nge-run program bisa 3 jam. Kayak gamau rugi habis selesai ngerun satu harus kelar ngerun yang lain. Ada masa saya tambah sering ke perpus teknik sampe perpusnya mau tutup (ini udah agak mulai dari sebelum submit itu sih). Lalu ngerjain di KPFT (terus ke-gap temen gycen :")))).


Ingat sekali H-1, saya telpon Ummi sambil nangis sore-sore. Udah ngga bisa dibendung lagi khawatir dan paniknya, nangis depan perpus teknik. Paginya saya nyerahin draft terakhir, harapannya bisa dikasih feedback mana yang diperbaiki, tapi malah dikasih feedback mana yang ditambahin. Ditambahin cobaaaa gimana gak mau nangis dari mana lagi saya nyari sumbernya. Print naskah buat besok aja bbelum kelar. Apalagi mikirin slide huhu.

Lalu salah satu yang paling diingat, Ibu saya akhirnya bilang minta doa sama teman-teman. Akhirnya H-kurang dari 24 jam itulah saya kabari 2 grup; Gycen Jogja dan Srikandi. Meminta doa setelah meenjelaskan kondisi. Muncul cuma buat itu doang. lalu ga buka wa lagi (sebelumnya juga saya ga buka2 WA sama sekali setelah sempat uninstal WA dan instal lagi krn khawatir dosen saya tiba-iba hubungi ke WA).

Malamnya saya sempat berniat print draft. Tapi ujung-ujungnya belum selesai juga. Di KPFT udah lebih dari jam 8 malam. Saya ngga mau pulang dari kampus terlalu malam karena khawatir pada banyak hal. Akhirnya malem itu secara mendadak saya nginep kontrakan Nikari (karena di sana ada printer jadi kalau mendadak butuh bsia sewaktu-waktu). Dengan perasaan gak enaaak banget sama teman yang belum sidang di kontrakan itu :")

Pada akhirnya malam itu saya masih saja belum bsai menyelesaikan apa yang harus diprint. Saya edit-edit slide, kebangun-tidur secara random. Pada akhirnya nebeng print yang halamannya landscape (karena kalau di rentalan mesti susah ngatur-ngaturnya). Jam 7 ngeprint 4 bundel naskah fix di fotokopian GOR klebengan (favorit :")) dan jam 11.30an baru selesai slidenya. Saya gak nafsu makan tapi terpaksa beli sarapan karena saya gak mau sakit mendadak karena gak ada makanan masuk. Saya paksa diri menahan malu minta bantuan temen (yang saya tahu dia antara sedih dan senang waktu saya akan sidang) minta bantuan beli roti dan susu buat saya konsusi mendekati sidang (karena sidang siang dan tentu saja agak akan sempat makan siang).

Bada zuhur ke kampus. Ke ruangan ibu dosen, dapet briefing macem-macem. Jam 1 kurang sudah  di ruangan sidang. Sempat ketemu temen yang geleng-geeng kepala karena saya masih benerin slide :")

Ada dua kekhawatiran besar menjelang sidang. Pertama, saya takut nggak lulus, karena sebelumnya emang ada yang nggak lulus sidang dan itu tentu rasanya sedih banget :'. Tapi ini yang kemudian saya pasrahkan benar-benar ke Allah bahwa apapun hasilnya semoga saya ikhlas, dan bisa jadi lebih baik lagi. Kedua, saya takut banet ditonton orang banyak. Jadi sidang di ilkom itu sifatnya terbuka dan orang bisa keluar masuk kapan aja. Selain itu mengganggu konsentrasi, bagi saya yang sungguh merasa minder dengan hal-hal ilmiah dan takut nggak lulus ini, hal tersebut sangat mengkhawatirkan.

Tahu, bagaimana Allah beri saya kejutan?
Dosen penguji saya tiba-tiba banget bilang, "Saya nggak suka ada yang keluar masuk di tengah sidang" Lalu beliau ke TU, minta kertas dan spidol, lalu nempel tulisan yang tidak boleh masuk jika sidang sudah dimulai. Ya Allah ini seumur-umur aku nonton sidang kaka tingkat atau teman pas ada bapaknya, ngga pernah aku tau sekalipun bapaknya nulis larangan nonton sidang kalo udah mulai :"
Jadilah waktu itu yang nonton hanya 2 orang; Farah dan Erwin :"))

once upon a time


Waktu berlalu. Tibalah saya pada hari ini. Setelah nyaris satu tahun berlalu sejak kejadian-kejadian itu :")

2 komentar:

  1. fiit..ingin nangis kebayang paniknya :"

    BalasHapus
    Balasan
    1. meluapkan apa yang terjadi setahun lalu, na :")
      terima kasih sudah mengirimkan doa-doanya ya <3

      Hapus