Pages

Rabu, 12 September 2018

everything was just being okay .


everything was just being okay .

ada beberapa kalimat yang sering saya katakan pada diri sendiri belakangan ini. semua baik-baik aja, atau juga, aku gakpapa-seperti jawabanku ketika seorang tanya apakah aku sakit hari itu menjelang shalat zuhur.

Dua kalimat itu barangkali sugesti sekaligus menyembunyikan diri sendiri.

sesungguhnya, aku benci saat-saat diriku seperti ini. begitu gelisah tak tau sebabnya. Atau mungkin tau, tapi alam bawah sadarku enggan mengakuinya. Atau juga tau, tapi tak tahu harus bagaimana. i feel being childish dan sesungguhnya aku malu sekali seperti ini :"

lalu efek sampingnya aku perlu berusaha lebih keras untuk konsentrasi, merespon obrolan, mengontrol emosi. berusaha keras untuk menahan tangis jika di depan orang atau sebaliknya, berusaha mengeluarkan tangis saat kondisi sepi tapi justru sulit sekali ledakan dalam diri ini dikeluarkan. seperti yang kukatakan tadi, aku benci saat diriku seperti ini. beberapa kali tertangkap mual mau muntah oleh teman atau ibu. kayaknya bukan karena sakit perut, lebih ke karena ada pikiran.

i am being unproductive today. lalu aku mencari wajah senyum di folder-folder foto. berharap menemukan satu untuk kupasang foto profilku guna mensugesti diri agar tetap bersyukur sehingga memunculkan bahagia yang lega; daripada aku pasang foto objek yang malah mendukung unstableku. di tengah mencarinya, aku ingat kata-kata temanku. kalau lagi sedih, coba ingat betapa banyak sebenarnya senyum yang pernah tercipta. tapi pada akhirnya aku gak ganti foto profil juga. Haha gak konsisten ya.

aku malu temanku pernah bilang aku jarang mengeluh. Mungkin tulisan ini buktinya. Aku selemah itu dan malah healing dengan menulis ini. mungkin saat ia bilang sesuatu yang dia lihat yang mana gak aku lihat (kadang kita butuh cermin kan untuk menilai diri sendiri). dan mungkin aku juga melihat apa yang gak ia lihat. membingungkan ya? entahlah. maaf ya teman jika penilaianmu ternyata mengecewakan. being introvert is so difficult when you wanna someone knowing you so well without telling something. aku selalu khawatir memulai cerita. khawatir diberi respon negatif mungkin. padahal respon negatif sekalipun adalah pembelajaran yang mungkin baik bagiku...

everything shall pass. semua akan berlalu, dan barangkali waktu adalah teman terbaik untuk melaluinya. dan Allah pasti ngasih sesuatu di waktu yang terbaik menurutNya.
dua hal itu juga yang kubisikkan akhir-akhir ini.

hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. 

*monmaap netijen jika merasa tidak nyaman dengan isi ini silakan beritahu saya untuk membuat blog ini privat atau silakan tidak mampir ke sini.

don't worry, i am really okay :)

2 komentar: