Pages

Senin, 31 Agustus 2020

Tentang Ayah, Nak (3)

Nak, tersebab menjalani peran Ayah pun tentu berat ssekali. Kemarin ibu baca tulisan teman ibu. Bunyinya begini:

https://www.instagram.com/p/CEW4zLmMv6j/

Menjadi Ayah
.
Di film Marriage Story, ada scene pengacara perempuan yang menggebu-gebu bilang bahwa tuntutan pada ibu itu tinggi sekali, sementara ayah tidak. Ayah boleh absen, boleh buruk, boleh tidak terlalu peduli pada anak; sementara ibu tidak. Sedih sekali nontonnya..
.
"Banyak yang bilang membesarkan anak laki-laki itu tidak sesulit anak perempuan, tapi itu karena tidak banyak anak laki-laki dididik dengan benar." utas sebuah akun di Twitter beberapa waktu lalu
.
Iya, mendidik tentang besarnya peran dan tanggung jawab ketika ia menjadi seorang ayah itu sulit sekali. Seorang laki-laki tidak bisa memilih untuk hanya menjadi ayah sebagaimana ibu bisa memilih fokus pada perannya sebagai ibu. Seorang ayah harus tetap bekerja, memegang peran penting memberi manfaat untuk sekitar dan menjemput rezeki. Ia wajib menjadi penjaga yang paling baik dan sayang pada istrinya. Ia juga seorang anak yang wajib menyayangi dan merawat ibunya. Ia juga seorang kakak, adik, sahabat, dan bagian dari masyarakat. Di agama Islam, justru banyak sekali contoh pendidikan yang dilakukan oleh ayah: Lukman, Ibrahim, Umar, Ya'kub, Rasulullah.. Menggambarkan bahwa pendidikan anak ya tugas ayah juga, bukan ibu seorang. Visi pendidikan kuncinya di Sang Ayah
.
Melihat perjuangan suamiku setiap hari, aku belajar bahwa jadi ayah itu berat sekali, jika dijalani dengan mindset dan pemahaman yang benar tentang peran seorang ayah. Dan ketika pemahaman ini dimiliki oleh semakin banyak laki-laki, aku rasa tidak akan ada lagi perempuan yang harus begitu berjuang dalam mendapatkan hak-haknya atau merasa terpuruk menjalankan perannya sebagai ibu sendirian
.
.
Bismillah ya Ayah @rizaherzego. Terima kasih sudah berjuang menjalankan semua peranmu dengan sebaik-baiknya. You'll be our forever hero.

Ibu selalu berpikir bahwa Ayah banyak sekali menyembunyikan perasaannya. Walaupun sekaligus juga Ayah orang yang suka terang-terangan. Tapi kalau ditanya Ayah suka kesulitan jawabnya. Atau menjawab, ya biasa aja, atau jawawan singkat lain yang terang namun mengndang tanya seanjutnya bagi ibu, hehehe. Bingung ya? Ibu juga, hehehe...

Tapi biar bagaimanapun, sependek usiamu saat ini, Ayah adalah pahlawan terbaik untuk kita Nak. Yang menenangkan Ibu saat kalut. Yang menenangkan Kaisa saat menangis. Yang sayang sekali dengan kita sampai tak bisa rasanya ibu tulis satu-satu di tulisan ini. 

Semoga Allah jaga Ayah selalu, ya. Semoga Ayah selalu jadi pribadi yang lebih baik, semakin dekat dengan Allah, dan bisa menjadi imam keluarga yang membawa kita juga semakin dekat dengan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar