Setelah mengantar K (yang tidak mau sarapan), saya mampir di rumah seseorang untuk mengantar pesanan. Sebentar saja. Tetapi di jalan pulang kok aku tiba-tiba kepikiran kayaknya orang yang kutemui tadi kok nggak keliatan fit ya, kayak lagi ga enak badan. Ah, sayang gak sempat ngobrol lebih lama, sesalku.
Lalu aku terpikir soal diriku dan peranku. Aku, temanku tadi, dan banyak orang mengalami kisah kehidupan yang baru selepas punya anak. Kalau yang mau aku bahas secara spesifik dari sisi sepi dan pertemanan. Kadang, aku berharap punya teman dekat yang selain bisa ketemu fisik, sefrekuensi dalam banyak hal. Bisa jadi tempat cerita sekaligus tempat saling dukung, dalam hal-hal yang bersifat keseharian. Hidup itu lucu, kadang terburu-buru ketika kita sangat butuh melambat. Kadang sangat lambat hingga rasanya bosan. Aih.
Lalu terputar soundtrack lagu Jumbo di kepalaku. Triggernya baju anak temanku tadi gambar Jumbo. Aku ingat saat parade sekolah dan anak-anak menyanyikan lagu OST Jumbo yang hits itu. Aku ingat ketika aku menangis mengingat kegagalanku di LPDP beberapa hari sebelumnya. Bukan gagalnya rasanya yang buatku nangis. Aku tahu keputusan besar ini ingin kupasrahkan sepenuhnya sama Allah mau dikasih apa. Tapi yang lebih bikin sedih sebenarnya adalah, ketika aku (rasanya) mengorbankan banyak hal sepanjang persiapan seleksinya. Terutama, waktu, emosi, turbulensi yang tidak sederhana untukku yang masih belajar jadi ibu, dari anak balita.
Tangisan kedua adalah membayangkan jika anakku mengalami kegagalan yang terasa besar perjuangannya. Pasti nggak mudah. I can feel that. Bahkan aku nangis lagi nulis ini. Di usiaku sekarang yang sudah berkepala tiga, kegagalan terasa sedih somehow bukan karena gagalnya itu sendiri. Tetapi karena kita tahu perjuangannya yang berat dan nggak mudah, bahkan harus mengorbankan koneksi sama orang-orang yang kusayangi.
Meski mungkin kalau anak-anak yang merasakannya, ada momen-momen ketika mereka ya merasa sedih karena tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Ya gakpapa juga perasaan itu. By time i feel it goes change, at least in my family.
Lalu pikiranku sampai pada teks-teks lagu yang indah. Yang diksinya kaya, menyampaikan perasaan dengan kepiawaian yang tak mudah dilalui oleh banyak musisi. Kadang, aku bercita-cita bisa mampu menulis yang menggerakkan hati banyak orang. Ah, mungkin bukan kadang, tetapi sering. Makanya kalau denger teks yang indah tuh aku kagun sama penulisnya.
Balik lagi soal menjalani peran sebagai ibu. Sayangnya sama anak yang luar biasa nggak bisa dinafikan punya sisi kesepian yang ... apa ya, kalau buatku mungkin sulit dideskripsikan. Kadang, sepi tapi keberatan juga gabung rame-rame yang pure ngobrol doang pas anak nggak di rumah. Karena jujur itu waktunya ngerjain banyak hal yang sulit saat anak di rumah. Tapi, di waktu yang sama aku ingn sekali punya temen sesama perempuan yang bisa bertukar cerita kehidupan, ahaha. Meski kadang , bahkan akhir-akhir ini sering, aku juga sulit gabung sama hal-hal kayak gini dengan seluruh tanggung jawab yang masih harus aku jalani. Yah begitulah hidup. Syukuri, husnuzon. Somehow memang begitu. Semoga Allah terus temenin. Ya Allah temenin ya Allah yaaa huhuhu.
Bayanganku muncul juga gimana kalau lolos dan harus menjalani PDT. Apa yang akan aku jalani. Pilihan apa yang nantinya kami pilih untuk keluarga kami? Yah, somehow aku berpikir lagi kalau gak lolos yaudah, kami bisa menjalani kehidupan sebagaimana biasa. Meyakini kalau itu keputusan terbaik Allah. Sekarang sih mikir gini. Nanti? Entah heuheuheu. Semoga Allah kuatkan dan mampukan menjalaninya dengan penuh kebaikan dan prasangka baik terhadapnya.
Mental loadku 10 menitan perjalanan banyak kali ini ya Rabb. Di jalan, aku merasa juga sih, memproses banyak hal tuh kemampuan yang dibutuhkan saat dewasa, tapi rasanya belum pernah kupelajari dengan baik. Dan memang ... ya lama juga aku gak nulis huhuhu. Mungkin dulu aku bertahan dengan menumpahkan pikiran ke tulisan, ya. Semoga habis ini better teruss. Kemarin habis dengar lagu Ruang Baru nya siapa tuh ya namanya, Bersandi (?), moodku low banget sampe aku nyari trigger yang bisa bikin aku ketawa dan happy karena aku butuh mood itu buat ngejar deadline. Lirik dan nadanya bagus, tapi ternyata bikin aku sedih dan melow banget, huhu.
I can admit that i feel (bit) lonely.
Bit to say, somehow it;s feel a bit, and in another time it is not.
However in many times, i think i can;t feel it as my day is too rush.
Ya Allah, temenin aku, ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar