Aku, juga pengen punya anak lima, wkwkwk. Aku lupa waktu itu aku bilang apa, tapi sepertinya kurang lebih begini (setelah aku juga mengatakan ingin punya anak lima). "Kalau percaya sama rezekinya Allah, kalau persoalannya ngebiayain (bukan kesehatan atau faktor yang lain), mestinya sih nggak keberatan Bid."
Lalu kami tertawa bersama.
Aku lalu cerita tentang Rias. Jadi Rias ini adik kelas ketemu di FLP. Angkatan 2013 yang sudah meniqa tengah tahun kemarin (eh Rias anak purwokerto aku jadi inget Hannan). Waktu itu aku baca blognya di sini. Ceritanya adalah ketika ia dan suaminya ke dokter kandungan untuk USG calon bayi mereka. Lalu Rias ini merasa bersalah karena biayanya ternyata lumayan. Tapi suaminya menenangkan dia dengan bilang bahwa itu rezekinya si calon anak, bukan milik Rias atau suaminya.
.
Ini sederhana, tapi bener juga.
Aku juga jadi ingat, kemarin seorang teman posting biaya TK di Bintaro yang katanya didapet dari twitter, in total dua tahun biayanya perbandingan 4 TK semua di atas 40 juta. Terus dia bilang lagi, dia share itu di grup sma, ada yang bales; Takut ga bisa nyekolahin anak juga termasuk menghina Tuhan."
Satu setengah tahun lalu waktu aku cerita ke Faizah temenku Aliyah, waktu aku takut cemas dan khawatir, dia bilang, Fit, kayak nggak punya Allah aja....
Jadi kepikir sama hal-hal yang menggelayuti pikiran. Ada Allah Fit, tenang saja. Kalau kata Ima, melanjutkan postingan sebelumnya, berdoa ke Allah tuh minta dititipi dan ditemani. Titipin masalahnya ke Allah sama minta Allah temenin diri ini melewati masalahnya.
Atas semua hal, ada hal yang nggak bisa Allah lakukan. Ialah mengingkari janji. Allah nggak mungkin mengingkari janjiNya. Maka, kalau rezeki itu adalah janji Allah. Tugas manusia tinggal percaya, sambil menjemputnya dengan usaha-usaha terbaik dalam koridor syara'
Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal mawla wa ni'man nashir
*quote mirip-mirip pernah saya pos di sini
seri bergantung -3 antara tentang skripsi atau nyampur dikit sama obrolan film searching ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar