Minggu, 16 Juni 2019

Celoteh Fatih

*Ngomongin kloter haji*
"Temen abi pengumuman kloter tanggal 30 Juni."
"Wah lama, ya."
"Kemarin bi, waktu aku sama Ummi ke tempat Bu Ai, ada orang yang datang juga, cerita juga kalau belum keluar jadwal kloternya. Terus beliau ....(berlanjut cerita)"
"Emang tau Mbak, nunggu kloter haji itu paling lama. Fatih rasa nunggunya itu sampe setahun gitu saking lamanya." Fatih yang bilang.
"Ha? Emang Fatih paham kloter haji?"
"Fatih itu kalau nunggu kloter manasik haji itu lama lho Mbak. Bisa sampai setahun."
Hoalah...kloter manasik haji taaa maksudmu le le ckck.
Lalu dilanjutkan dengan dia cerita sistem manasik haji di sekolah dia, antri dari anak TK. Antrian waktu dia kelas tiga. Antrian waktu kelas empat.
"Dek, emang satu kloter berapa kelas?"
"Hmm setengah kelas."
Pantesan aja itu sih dek lama antriannya.
"Pas kelas tiga itu, sampe ekor antriannya nggak keiatan mata gitu, sepuluh detik kemudian baru jalan lagi. Tapi waktu kelas empat enggak lho Mbak, lebih cepet jalannya. Habis kloter sebelumnya jalan, terus langsung jalan lagi."


*Bahas biometrik."
Jadi demi membebaskan adikadik dari membajak hp umi uat main game, aku sarankan umi pasang kunci yang pake sidik jari. Diapply kan ya.
Eh, mbuh piye carane, Fatih bisa tau password angkanya lalu dia masuk dan...dafarin sidik jari dia dong.
"Ummi aja nggak ngerti, dibantuin Mbak Fitri. Kamu kok ngerti sih Dek?"
"Anak akhir zaman ini."
"Dek, kalau kamu kayak gini, anakmu nanti kekmanaa?"
Kan kalau anak, tiruannya bsia makin canggih yak. Kayak peribahasa yang guru dan murid ituloh.
Abi udah ingetin jangan sampe keliatan, tapi ya kan ya, namanya anak jaman sekarang. Kayaknya dia emang udah terlalu canggih sih. Selama kita bahas, bahasa dia udah nyebut biometrik, mengambil sidik jari pakai plastik bukan kresek, dsb.

*Ummi kedinginan.*
Udah lama banget Ummi gak kedinginan. Lalu tadi tiba-tiba kedinginan lagi, gigil banget gitu.
"Ummi, rasakan pelukan anak." (ngomongnya ala-ala superhero).
"Ayo, zammiluni zammiluni" (itu isi ceramah Hanan Attaki yang  Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam pulang dari gua hira abis dapat wahyu dari Malaikat Jibril, terus ngomong zammiluni zammiluni biar diselimutin oleh Khadijah. Si Fatih mengajak Fahri menyelimuti Ummi. Ini tu selimutannya sampe yang kayak bikin bukit gitu lho, karena segala hal yang ada di kasur akan ditumplekin. Ya selimut, ya bantal, ya guling, semua disusun biar anget.
"Mi, sini fatih pegang pipi Ummi. Walau tangan Fatih juga dingin, tapi tangan Fatih itu menyerap dingin karena sering cuci tangan." sungguh aku taktau hubungannya ._.
"Mi, Fatih kasih koyo mau nggak mi? Biar panas." yha dek, masa pake koyo di pipi karena kedinginan._.
"Mi mau pake hot n cream gak biar anget?" *itu merk semacam konterpen
"Abi, eh Mas Fahri. Eh Mas Fahri atau Abi siapapun yang bersedia (bahasanya ckck), tolong casin bantal panas buat umi." Ini kerasa banget dia peniru ulung. Ini biasanya Umi yang minta tolong kalau Fatih mulai batuk-batuk, sesak, dan asmanya kambuh
Ummi, udah kayak gimana gitu, menahan dingin sambil ketawa gegara Fatih.

*Kemarin-kemarin*
Jadi Fatih lagi main patahan antena radio.
Entah nemu dari mana. Sampai dia nempelin patahan antenanya di rubik terus bikin gerakan memutar kayak Abang arum manis.
"Fatih pengen deh jualan arum manis." sambil tangannya gaya muter-muter bikin arum manis.
"Kenapa dek?"
"Nanti Fatih bisa kasih pesen ke anak-anak yang beli."
"Emang Fatih mau kasih pepsen apa?"
"Eh, kamu baca buku Tere Liye, ya." Katanya nagsih contoh sambil bersuara pelan malu-malu.
Ketawa dong aku. Jualan arum manis biar bisa mempengaruhi anak-anak untuk baca buku Tere Liyye Betapa sederhana ingin dia.
"Iya lah Mbak, Fatih tuh udah baca sekian buku Tere Liye." Fahri yang bilang. Nyebut angka, tapi karena gak yakin akhirnya diitung ulang.
Setelah itung ulang, Fatih udah baca 21 buku Tere Liye. Sekarang lagi baca Sunset bersama Rosie. Sebenernya Umi agak berat gitu dia baca yang judul itu.
"Apa yang Fatih tangkap dari buku itu?"
"Ada bom tau Mbak."
"Ih, itu bener lho dek bomnya. Beneran waktu itu ada bom bali."
"Iya, kan kasihan ya. Banyak orang yang ikut meninggal padahal nggak bersalah. Kayak Natan." Malah nyebut nama tokoh novel.
Lalu jadi bahas kejadian itu sejenak.


Fatih, seminggu terakhir bikin gemes banget. Kata-katanya banyak. Cerewet abis. Semua dikomentarin. Obrolan apa aja pengen ikut serta.Vocabnya banyak. Penasarannya sampe bikin dia belajar persilangan golongan darah di perjalanan pulang mudik dan sistem periodik unsur kimia. Terus dia kaget kalau ternyata sistem persilangan golongan darah itu baru dipelajarin SMP. Kek masih lama banget gitu. Lalu nanya, yang materi kelas lima aja ada nggak? Mumpung jarang-jarang ini Fatih bosen mau belajar. Celetukan soal kambingmen tadi waktu Fafa telpon. Pernah aku nanya sinonim suatu kata ke orang rumah, dia duluan yang jawab. Bener lagi. MBTI anak ini apa yak wkwk.

Dek, kamu aku jadiin sovenir mau ga? Biar banyak orang merasa bahagia dengan adamuuu di sekitar mereka <3 p="">

Tidak ada komentar:

Posting Komentar