Banyak sekali hal yang terjadi menuju 30. Mungkin juga karena 8 April ke 30 setelah aku lahir ini terjadi setelah libur lebaran, yang artinya banyak bertemu orang, keluarga, dan juga (masih) memperjuangkan hidup, lebih tepatnya pekerjaan khususnya untuk suami.
Yang jelas, kalau di-trace back, air matanya banyak. Khususnya persoalan finansial. Fakta bahwa lebih dari satu setengah tahun mencari pekerjaan tetap (untuk suami) somehow terasa perih, Allah dengan baik hati memberi kami peluang-peluang di antara masa pencariannya. Walau terasa tidak sestabil itu, mengusahakan pelunasan hutang, dan penuh deg-degan kala 'kosong proyek', kami semua hidup dengan baik saat ini, insya Allah. Allahumma baariik. I just realize setiap nulis sesuatu yang berbau reflektif belakangan ini, mostly tulisannya tidak selesai karena memang sesulit itu atau semengundang air mata itu sehingga nanti jadinya ndak selesai, huhu.
Growing as an adult, a daughter, a wife, a mother, and a learner is sometimes difficult. Belakangan memperjuangkan hal-hal yang kadang di tengah jalan terlintas, apa nyerah aja? Diuji dengan hal-hal yang somehow bisa dilihat sepele, tapi dengan kacamata yang lain in my opinion sangat penting untuk stabilitas rumah tangga (selain hal finansial). Mendewasa ternyata rumit dan nggak mudah. Mudik ke dua keluarga, menuntut skill adaptabillity dan flexibility yang rupanya masih sulit buatku di tahun ke-6 pernikahan ini. Bener-bener kek chitato, life is never flat. Terlebih, kami menjadi satu-satunya yang sudah berumah tangga dan punya anak dari kedua belah pihak keluarga (dan dalam keadaan unemployed), terasa sekali bahwa kondisinya sangat berbeda dengan persepupuan lainnya. Ada masa-masa aku ngerasain perih yang sulit dilukiskan oleh kata-kata. Walaupun demikian, biidznillah, kami yakin bahwa pintu rahmat Allah masih sangat banyak terbuka untuk kami, insya Allah.
Kehidupan terus berjalan. Kami menebak-nebak apa yang akan terjadi di April ini, dan kehidupan at least 6 bulan ke depan. Hal-hal yang diperjuangkan akan bermuara di mana? Hal-hal yang diupayakan, akan sampai di tahap apa? Ke mana tulisan ini akan menemui akhirnya? Awalnya hendak kutulis semalam untuk kusebut menuu=ju. Namun rupanya Kaisa tiba-tiba ngompol dan demam, membuatku perlu super menyesuaikan diri hingga tidur tak keruan. Badan rasanya tak nyaman bahkan hingga saat ini. Sesuatu yang mudah saja untuk dirangkum sebagai: namanya juga jadi ibu.
Aku punya banyak harap tentu di usia yang baru ini. Tiga puluh artinya tiga dekade. Aku masih ingat betul perasaanku 10 tahun lalu, bulat di usia 20 rupanya hidup terasa jauh berbeda. Sampai dulu kupesankan ke adik-adikku, bahwa setelah usia 20 hidup gak sesederhana itu. Jujur aku deg-degan dengan episode di dekade selanjutnya ini. Ke mana Engkau akan bawa hidup kami, ya Rabb?
(Mungkin) bagian satu, selesai sampai sini dahulu.