Selasa, 30 Desember 2014

[Resensi#17] Assalamualaikum Beijing ! : Bahwa Cinta-Nya Memang Ada

Judul Buku          : Assalamualaikum Beijing!
Penulis                 : Asma Nadia
ISBN                      : 978-602-9055-25-2
Penerbit              : AsmaNadia Publishing House
Ketebalan           : 360 halaman
Ukuran                 : 13 x 20 cm
Harga                    : 54.000

Ini cerita tentang cinta. Cinta antara sepasang kekasih, cinta antara anak dan ibu, cinta antara sahabat, cinta antara hamba dengan Tuhannya serta agamanya.

Adalah Asma yang dalam perjalanannya ke China bertemu dengan Zhongwen, pemuda berahang kukuh yang memanggilnya Ashima, tokoh legendaris China yang mengajarkan makna cinta sejati. Pemuda yang amat penasaran dengan Islam. Pemuda yang lambat laun, menimbulkan ketertarikan di hatinya.

Ada pula Ra, yang harus berusaha bangkit dari patah hatinya karea ditinggalkan Dewa, tidak lama sebelum pernikahan mereka. Hubungan akrab yang terjalin selama empat tahun menguap tiba-tiba, tidak bermakna apa-apa, karena kesalahan yang dilakukan Dewa. Ra harus berjuang keras melawan patah hatinya. Sementara Dewa pada akhirnya harus menikahi wanita yang tidak ia cintai.

Asma kembali ke Indonesia. Sekar sahabatnya suka sekali meledek dan memprediksi bahwa Zhongwen adalah cinta sejatinya. Asma tak mengindahkan. Ia tetap berkomunikasi dengan Zhongwen yang makin tertarik dengan Islam. Sampai akhirnya Asma terkena APS yang membuat keadaannya kian melemah, dan menjadi jarang membalas email-email Zhongwen. Tanpa Asma tahu, Zhongwen lama-lama meragukan perasaannya pada Asma. Sekadar rindu, atau bahkan cinta?

Dewa dengan rumah tangga barunya yang tidak ia harapkan. Anita istrinya yang tengah mengandung besar tidak pernah mendapat perhatian. Yang ada di pikirannya hanya Ra, gadisnya yang masih ia cintai. Rencana untuk mendapatkan Ra kembali selepas kelahiran anaknya dan menceraikan istrinya. Tragis, memang.

Ra yang patah hati jadi meragukan keberadaan kisah cinta sejati. Ia paham betul fenomena istri yang kemudian ditinggal suami bahkan kisah cinta sepasang kekasih yang pada akhirnya pun tidak bahagia. Dibimbing sahabatnya, ia belajar Islam sedikit demi sedikit. Ia mulai paham kenapa perempuan harus menjaga diri dengan pakaian yang tertutup, juga kenapa dirinya harus membatasi untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis. Disamping menata hati, Ra juga mulai belajar menjaga diri.

Demi cinta, pasti akan ada yang berkorban. Dan novel ini pun demikian, akan ada orang-orang yang berkorban untuk menemukan cinta sejati mereka masing-masing….
***
Assalamualaikum Beijing ! bukan sekadar cerita cinta biasa. Buku ini adalah cerita cinta yang sarat akan makna kehidupan. Buku yang mendekatkan pembaca tentang bagaimana move on dengan mengaitkan aspek keilahiahan. Mengajarkan agar kuat dan tetap hidup dengan memberi manfaat, sekalipun sakit yang menjalari tubuh tega mendekat.

Membaca buku ini seperti menemukan jawaban atas pencarian. Pembaca akan dituntun tentang bagaimana Zhongwen kemudian menemukan Islam sebagai rumah untuk kembali. Bagaimana menghadapi sakit parah yang secara tidak langsung menjanjikan kematian. Serta bagaimana seseorang dapat berproses menjadi lebih baik lagi. Mengajarkan untuk kuat dan tegar dalam keadaan apapun.

Buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja maupun dewasa. Alur cerita yang mengalir dan mudah dipahami akan membuat pembaca cepat masuk ke dalam alur cerita. Budaya China yang ditambahkan sebagai pelengkap latar menjadi penambah wawasan tersendiri bagi pembaca. Nilai-nilai di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik tanpa terkesan menggurui. Sangat direkomendasikan untuk siapapun yang ingin bangkit dari patah hati serta bagi orang yang ingin bangkit dari rasa putus asa. Selamat membaca ^^ !


Minggu, 28 Desember 2014

Jarak dan Kereta

Keretamu perlahan-lahan akan berjalan pergi. Meninggalkan seluruh harapan, meninggalkan seluruh kenyataan.

Sebagaimana perasaanu ketika kereta kian mendekati stasiun sewaktu kamu baru sampai di tanah ini. Kamu yang mulai menghitung-hitung jarak yang kian mendekat. Kini kamu pun benar-benar mencermati, jarakmu kini kian menjauh. Kamu sedari tadi memandang ke segala arah. Sepanjang angkutan kota biru membawa dirimu. Mencari sosok seseorang yang sejak lama ingin kau jumpa tanpa janji yang dibuat-buat. Biar takdir yang pertemukan, katamu.

Nyatanya kamu tahu tak ada hasil tanpa usaha. Tapi kau masih berkutat pada prinsip itu saja. Prinsip itu saja. Sejak kakimu melangkah turun dua hari yang lalu di tanah ini, hatimu ribut berdoa soal pertemuan. Padahal kamu tahu, dua orang bertetangga pun kalau tidak diniatkan ketemu ya tidak ketemu. Kalau jam menyapu halaman dan menyiram bunga di teras rumah mereka berbeda, ya selesai sampai di situ. Jikalau mereka tidak sengaja bertemu, mungkin itu tersebab hal lain yang kita sebut skenario Tuhan.

Tidak ada kisah semenyenangkan Borno dan Mei yang tetiba Tuhan pertemukan di ruang tunggu klinik ketika mengantar Pak Tua. Apa kata takdir? Puluhan nomor telepon yang ditekan tidak akan mampu menghalangi langkah kaki Mei untuk melangkah ke klinik itu. Tuhan selalu punya rencana tak terduga.

Kamu bisa saja memilih nama itu dari kontak ponselmu. Mengirim pesan singkat. bertemu di manalah. Tapi lantas apa? Kalaupun bertemu lantas mau apa? Batinmu mengarang tentang memastikan keadaan. Sebagian yang lain menertawakan diri sendiri. Memangnya kalau sudah memastikan keadaan, lantas apa?
Kemudian kamu sadar, jangankan tak sengaja bertemu. Kamu sampai di tanahnya saja, kamu tidak memberi tahu. Jangankan ke orang itu. Bahkan pada media sosial pun tidak.

Kadang-kadang keinginan tidak sesuai dengan aturan. Sudah itu saja.


Suatu tempat, November 2013.
Mungkin pernah ada sedikit saja kesamaan yang terjadi ?

Senin, 08 Desember 2014

Repost; Kesedihan pada Ibu

"
Jangan suka mengungkapkan kesedihanmu pada ibumu
 Karena dia akan bersedih melebihi kesedihanmu

Memang rahimnya hanya 9 bulan mengandungmu
Tapi sepanjang hayat hati dan pikirannya untukmu

#Bahagiakan ibumu dengan baktimu
"
-dipos Leny Silviana Farida, di suatu grup WA

***
Ummi... :"
sungguh beribu maaf...

Minggu, 07 Desember 2014

Sajak Februari : Mencari

lihat tulisan dengan tinta oranyenya saja

*
Di dalam bis yang membawa banyak orang,
Kau cari aku hari itu.
Tapi kau tak tahu
aku telah mencarimu sejak pertemuan pertama kita
Mengapa kau sisakan peta buram yang sama
hingga aku tak pernah bisa menatap punggungmu

Di antara dinding dingin di sekitar kita
kau cari aku hari itu
tapi kau tak tahu
aku telah mencarimu bermusim-musim
dan selalu hanya pilu
yang memeluk dan membujukku
Pulanglah, kau sudah begitu lelah

kutipan dari : Sajak Februari, Helvy Tiana Rosa
*

terima kasih kelompok HAMKA : Setyani, Irkham, Atikah, Mbak Ines, Upi, dan lainnya *maaf kalo aku gahafal kelompok kalian*

aku pengen punya video sama rekaman suara musikalisasi puisi kalian. sungguh.

terima kasih PDKT FLP D. I. Yogyakarta Angkatan XVI

kalau mau baca puisi lengkapnya bisa lihat disini

***

dulu sekali, sepulang dari Kebun Raya Bogor dengan teman-teman @gradiator15, saya selintas memikirkan hal yang sama soal perjalanan di bus

anyone wants to accompany me?
:')

Sabtu, 06 Desember 2014

Rintik Kata-Kata


Hujan adalah rintik kata-kata yang turun di atas kita. Berbahasa sama di sepanjang aspal dan pertokoan. Kita, menerjemahkan rintik itu dengan arti yang berbeda.
Satu kata mewakili canda pintu musim penghujan. Satu kata mewakili romansa di teras kenangan. Kata lain menyesakkan air mata di jalanan.
~
Hujan adalah rintik kata-kata yang turun di atas kita. Berbahasa sama tentang zaman pijakan kita.
Bercerita tentang kelaparan malam dan esok hari. Berkisah tentang jualan yang tak habis hari ini. Atau esok, dimana bumi hanya mimpi-mimpi bau terasi.
~
Aku adalah lelaki di emperan toko itu.
Menikmati rintik kata-kata dan menuliskannya bersamamu.
Kutuliskan keroncong perut penambal ban.
Kutuliskan rintihan nyawa tukang becak yang meregang.
Kutuliskan air mata pengamen yang sakit ibunya.
Aku lelaki di emperan toko itu. Ingin kutampung rintik kata-kata dimukamu. Agar jelas kau lihat kisah-kisah berbeda itu sejati adanya.
Hujan adalah rintik kata-kata...yang bercerita tentang saudara kita.
(Rintik kata-kata/H.H-11-2014)


Puisi Mas Haris. Seminggu yang lalu. Saat hanya lilin yang menerangi ruangan. Saat teater Monolog Sunyi Mas Agus. Benar-benar memecah sunyi yang tercipta karena kami hanya mampu diam tercekat menatap panggung sebagai layar utama.

terima kasih Mas Halama Haris, saya, kami semua suka puisinya :'). Puisi ini dibacakan benar-bear saat hujan, dan entah mengapa gaya Mas Haris, yang duduk di kursi pinggir jendela benar-benar menggambarkan lelaki di emperan toko. Saya benar-benar berhasil memvisualisasikan lelaki di emperan toko yang benar-benar memperhatikan bahwa banyak realita sosial yang terjadi dari emperan toko...dan tentu dari rintik hujan yang seringkali membolak-balik perasaan dan merekam jejak banyak hal. Termasuk keluh, dan kadang sesak yang mendominasi perasaan. Juga barangkali menjadi jeda sejenak bagi orang-orang yang sedang rusuh isi hatinya.

Terima kasih FLP Wilayah Yogyakarta :'). Terima kasih telah membuat hujan kali ini...begitu bermakna :")

seharusnya ditulis hari H saat usai mendengar puisi Mas Haris.
Malam selepas Isya, 6 Desember 2014.

gambar dari sini

Toko Buku (Lagi)


Hari ini, aku baru menyadari : entah sudah berapa kali aku eprgi ke toko buku tanpa membeli buku apapun.
Dan kemudian tanpa sadar perasaan-perasaan itu membuncah. Hadir. Aku jadi berpikir pergi ke toko buku semacam upaya menghadirkan perasaan-perasaan itu lagi. Entahlah, aku tidak pernah secara sadar memikirkannya. Dan tidak pernah secara sadar perasaan itu terlintas di benakku.

Hari ini aku pergi ke toko buku dengan rencana untuk membeli. Buku apa biar kupikirkan nanti sesampai di sana. Bukan pilihan yang bijak sebenarnya karena aku tahu aku masih punya stok buku yang belum dibaca di box bawah ranjangku di asrama.

Tapi sampai sana. Entah, seluruh perasaan itu lenyap seketika. Padahal aku mengantongi voucher pemberian Fahri. Voucher seratus ribu. Maka bukan karena tidak ada uang atau harga buku yang ingin kubeli terlalu mahal untuk kujangkau karena adanya voucher itu.

Entahlah. Entahlah. Entahlah.

Aku memikirkan banyak hal : yang tiba-tiba bermunculan di kepala.

harga buku mahal sekali, ya

buku ini desainnya bagus

buku ini menarik

wah ini buku Rene Suhardono yang waktu itu ngisi seminar Kompas di UGM!

Buku Ollie yang itu belum ada ya? Masih 0 stoknya…

Seri buku Why…. Wah yang ini temanya menarik! Ah, satu saja harganya tujuh puluh lima ribu. Kapan aku bisa beli seluruh setnya?

eh ini buku yang popular dulu di asrama. Belum baca sampe sekarang L kapan ya bisa baca…

aaaah pengen beli serial supernovanya Dee yang masih kover lama. Ah Fit, buku yang sekarang aja masih banyak yang belum dibaca!

eh ini ada 99 Cahaya cover lama. Coba dulu Abi beli di sini, bukan cover film itu yang nantinya ada di rumah.

Waaaa ini buku cerita karyawan Microsoft yang mendirikan Room to Read. Aku baru tahu kalau pendiri Room to Read itu awalnya karyawan Microsoft. Amazing sekali dia memberantas buta aksara di belahan dunia *mupeng pengen beli*

Buku biografi Steve Jobs masih segini harganya. Dulu Arum pernah punya dan bikin pengen baca. Eh tapi kayanya kemarin di Toko Mizan yang di penerbit Bentang ada duadua serinya.

Wah ini buku biografi Hatta satu set sampai tiga buku *habis kagum gara-gara DT nonton MataNajwa tentang Hatta*

Aaaaah ada buku tentang Habibie yang warna-warni *tertarik*

Ah, kapan bisa beli dan disiplin baca banyak buku kayak gitu ya… L
.
.
.
Saya rindu zaman SD di mana saya sering sekali meluangkan waktu untuk baca buku…
.
.
.
Saya ingin jadi penulis
.
Dan untuk jadipenulis harus banyak baca. Saya tahu itu. Ahaha, baca Fit. Baca yang banyak. Liat tuh Kiki. Liat tuh Ditta. Lihat wawasan Mas “Multitalented” Dhama. Contoh Bang Bahtiar. Lihat tuh Andwi dengan bacaan 25 buku dan karyanya yang nyastra. Berguru sama anak-anak sastra. Masih ngimpi jadi penulis kalo bacaan cuma segini?

Mbak Arkandini bilang, kangen kan sama era Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia kala sastra islami tumbuh dan sedang pada puncak-puncaknya?

Belajar Fit. Kamu sudah banyak ketinggalan.

:”

ditulis di Rumah Cahaya, 
dengan banyak buncahan selepas dari Toko Buku dan Perpus Kota Jogja
pukul empat sore entah lebih berapa

Jumat, 05 Desember 2014

[Resensi#16] Kamu Bukan Bintang : Melejitkan Diri dengan Memahami Kesalahan Diri

Judul Buku          : Kamu Bukan Bintang
Penulis                 : Ragil Romly
ISBN                      : 979-1397-46-5
Penerbit              : Afra Publishing (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Ketebalan           : 176 halaman
Ukuran                 : 20,5 cm

Kamu Bukan Bintang, merupakan buku motivasi yang akan membawa penulisnya pada refleksi diri dengan cara khas sang penulis. Bagaimana penulis tidak ingin mengajarihal apa yang harus dihindari, namun lebih pada memandu pembaca agar enjadi seorang pribadi yang bahagia dengan menunjukkan sepuluh kesalahan yang digambarkan untuk membuka pikiran pembaca. Penulis akan mengawali buku ini dengan kisah yang akan membuat pembacanya menghargai usia dengan bersegera melakukan kebaikan yang disebut sebagai langah awal untuk menjadi dewasa sebelum memelajari kesalahan-kesalahan yang akan dibahas di buku ini.

Sepuluh kesalahan, sepuluh bahasan. Membahas soal kita : manusia yang masih sering berpikir gagal sehingga menimbulkan pikiran negatif yang justru menstimulasi diri untuk menghadapi kegagalan. Bertindak asal, bertindak tanpa perencanaan yang tanpa sadar menunjukkan harga diri. Tak berani mengkhayal, bicara soal pemimpi agar kemudian dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin. Berotak bebal, menilai berbagai masalah dapat diselesaikan dengan cara yang sama. Merasa kesal dan sering menyesal, lebih pada persoalan cara pandang agar tidak melulu menghadapi masalah dari satu sisi yang membuat kita melihatnya sebagai persoalan negatif.

Selanjutnya kesalahan bercita-cita dangkal, mengajak pembaca agar bercita-ita tinggi dan focus mencapainya dengan beraksi nyata. Tak berkeinginan kekal, harus dipahami bahwa tidak ada yang hilang ketika kita memberikan usaha terbaik pada hal-ha yang kita pahami. Berperilaku nakal, kesalahan yang sejatinya bermula pada kesalahan pola pikir. Berpihak netral, agar kita belajar untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya dan sesuai dengan kapasitasnya. Serta yang terakhir tak punya mental, poin yang membuat kita tersadar bahwa masing-masing diri kita merupakan penyembuh terbaik bagi diri sendiri.

Bahasa yang komunikatif serta berbagai cerita yang disisipkan pada tiap babnya akan degan mudah membuka  pikiran pembaca. Cerita yang disisipkan dapat mentransfer nilai pada pembaca dengan halus sehingga pembaca tersadar akan hal-hal yang terkandung dalam cerita. Ragil Romly dengan piawai menggiring pembaca denganbuku motivasi karangannya dengan model yang anti mainstream dengan kebanyakan buku motivasi lainnya. Kalau buku-buku motivasi lain biasa diisi dengan tips untuk mendapatkan kesuksesan, buku ini justru ada dengan membahas kesalahan apa yang sering dilakukan manusia dan bagaimana mengatasi atau menghindarinya. Buku yang cocok bagi segala usia, terutama-sebagaimana yang penulisnya katakan-bagi orang-orang yang merasa selalu butuh mencari bacaan dan training motivasi karena hal tersebut seumpama candu yang hanya penghilang rasa sakit sesaat bagi setiap pribadi.

Mango


thankyou Jeden a.k.a Zahratul Iftikar Jadna Masyhida
Somehow talk to 'died thing' is so...boring :""



Pelangi




halo @temaya_ , aku dapet foto pelangi yang jelaaas
ini motonya pas banget harinya sama kayak foto pelangi yang kamu pos di blogmu itu :')


Rabu, 12-11-14

Gunting

ini guntingnya unyu sekali nggak siiih :3 ?

Kedatanganmu


Hari itu kamu datang menjawab segala pertanyaan yang entah kapan dia simpan sejak lama. Aku tidak pernah tahu karena dia tidak pernah bicara. Dan seperti biasa, aku mengambil kesimpulan sendiri, karena aku mengamatinya dan tak berani menanyakan perasaannya.

Aku tahu sekali bahwa rasanya ia belum pernah sesemangat ini bertemu orang. Satu dua aku ajak bertemu dia tampaknya tidak sebahagia ini. Lalu ketika kemudian kamu datang, ia segera mengajak dan emosinya seolah melonjak-lonjak. Aku tahu ia berusaha mengendalikannya agar tak terlihat aneh di depan mataku. Dan aku akan tersenyum menyadari bahwa mungkin semua orang pernah merasakan hal yang sama : rindu bertemu seseorang tertentu.

Kamu datang. Dan ia hanya duduk diam dengan manis di sudut meja. Lalu satu dua ikut masuk dalam percakapan. Selebihnya diam. Kadang ia hanya bicara pada teman di kanan kirinya. Tapi itu sedikit. Ia lebih banyak diam. mengaduk-aduk jus isi gelasnya yang nampak hanya sebagai pemanis meja. Formalitas memesan bangku.

Pada waktunya ia angkat bicara, mengajakku pamit lalu kami berdua membelah jalanan. Ia bilang ada banyak hal yang ingin didiskusikan. Namun sayang waktu terlalu tega pisahkan. Pisahkan pertanyaan-pertanyaan dan biarkan ia menggantung tanpa jawaban. Tapi ia menggeleng, ia meyakinkan diri bahwa ia akan menanyakannya suatu saat nanti. Kemudian aku tergelak dalam hati. Membatin, "Ia tidak seperti aku."


gambar dari sini


perpustakaan kota Jogja,
5 Desember 2014

Rabu, 03 Desember 2014

Untung Ruginya Perjuangan

"Untung ruginya perjuangan harus dilihat dari untung ruginya Islam."
-Prawoto, Ketua Umum Partai Masyumi 
dipos M. Retas Aqabah di suatu grup WA

Senin, 01 Desember 2014

Mengenal Hatta

Baginya, kehebatan bukan untuk dirinya, tapi untuk memuliakan Tuhan. 
Hatta : ia tidak pilih kasih dengan Indonesia.
"Dibuang di manapun asal itu di Indonesia, aku bahagia."
#DialogTokoh-via-MataNajwa
14 November 2014
banyak hal menarik lainnya, saya jadi pengen baca biografinya :"

Orang yang Mimpinya Kecil

Orang yang mimpinya kecil itu betah libur.

*uh menohok banget*

#masih materi Pak Arief
karena resume L&L begitu panjang dan belum selesai
mengejar 1-23:59

Parameter Mimpi

3 parameter yang menunjukkan kualitas mimpi : People. Transformation. Contribution.

  1. Di dalamnya memiliki orientasi yang kuat terhadap orang lain, semakin luas dampaknya pada orang lain, makin berkualitas mimpi itu
  2. Sejauh mana mimpi itu punya nuansa keinginan dan punya nuansa transformasi perubahan mendasar : berkaitan nggak sih dengan melakukan perubahan besar? Adakah dorongan itu?
  3. Kontribusi : apakah dalam mimpi itu anda ingin bermanfaat buat orang lain? Memberikan sesuatu yang berarti. 
Hidup adalah sekadar seni untuk mempersiapkan kematian. Orang yang memiliki banyak keterbatasan akan berpikir bahwa waktu saya pendek sehingga ia akan bekerja lebih keras dari orang lain yang tidak punya keterbatasan.

Yang menentukan kita kayak apa itu bukan kejadian di luar kita. Keyakinan kita terhadap makna dari kejadian itulah yang menentukan kita jadi apa. Karena kita menganggap kita tidak bisa kita bilang tidak bisa. Anak muda gagal karena kebanyakan mikir. Energi dan waktu itu pakai buat kerja. Jangan dipakai mengingat, menimbang. Jangan pikirkan kalau gagal gimana? Pikirkan kalau berhasil gimana?

Kalau dibilang buat di 2015, kita harus bikin Indonesian New Leaders Summit 2015. Kemudian kalian tanya, “Bisa nggak ya Bang?” maka jawaban saya adalah, “Nggak bisa, pasti nggak bisa.”


Cita2 setinggi apapun kalau beliefsnya kacau ya jatuh. Maka kita harus mengetahui dahsyatnya keyakinan. Keyakinan positif bisa membuat orang biasa menjadi hebat. Keyakinan negatif bisa melumpuhkan orang yang paling hebat sekalipun. Hindari kebiasaan berdialog yang negatif terhadap diri sendiri

DR. Arief Munandar
Leaders and Leadership
8 November 2014

Quality of Leadership


The quality of leadership cannot be separated from the quality of leader.
Orang yang abai terhadap waktu, kualitas hidupnya akan rendah. 
Kenapa jaga quality of life? Karena tugas leader adalah menaikkan quality of life orang-orang yang dia pimpin. Makanya Stephen Covey bilang private victory precedes public victory
Hidup itu pilihan. Yang kita pilih mindsetnya karena kadang realita tidak bisa kita pilih. Mindset untuk menyikapi segala sesuatu itu yang dapat kita pilih.  
Mimpi merupakan bagian dari spiritual capital. Ia adalah lifegoal, tujuan hidup yang tanpa sadar mencerminkan keyakinan dasar dan sistem nilai. Tidak jadi masalah apa mimpi anda. Yang jadi masalah kalau anda tidak punya mimpi. 

Naikkan kualitas hidup kalian! 
Soal bangun, tahajjud, yang dicontohkan sosok pekerja keras yang satu ini,
Bapak Arif Munandar 
:")

perbaiki diri, Fit.

#resumetugasbulanan

Jika Manusia Tidak Pernah Melakukan Dosa

Jika manusia tidak pernah melakukan dosa pasti ia pernah memiliki keinginan untuk melakukannya. Jika ia tidak pernah memilki keinginan untuk melakukan dosa, maka ia pasti pernah lalai dari mengingat Allah. Jika ia tidak pernah lalai dari mengingat Allah, ia pasti tidak  mampu memberikan hak Allah sepenuhnya. 
--KIP, materi dari Ammah Intan, tentang Taubat
10 November 2014
#edisi kejar deadline tugas bulanan 1-23:59

liat aja, mungkin akan nyusul postingan-postingan berikutnya yang sayang jika hanya dibaca sendiri

karena tugas yang teralu banyak, harus dibagi manfaatnya
setidaknya .