Selasa, 30 Desember 2014

[Resensi#17] Assalamualaikum Beijing ! : Bahwa Cinta-Nya Memang Ada

Judul Buku          : Assalamualaikum Beijing!
Penulis                 : Asma Nadia
ISBN                      : 978-602-9055-25-2
Penerbit              : AsmaNadia Publishing House
Ketebalan           : 360 halaman
Ukuran                 : 13 x 20 cm
Harga                    : 54.000

Ini cerita tentang cinta. Cinta antara sepasang kekasih, cinta antara anak dan ibu, cinta antara sahabat, cinta antara hamba dengan Tuhannya serta agamanya.

Adalah Asma yang dalam perjalanannya ke China bertemu dengan Zhongwen, pemuda berahang kukuh yang memanggilnya Ashima, tokoh legendaris China yang mengajarkan makna cinta sejati. Pemuda yang amat penasaran dengan Islam. Pemuda yang lambat laun, menimbulkan ketertarikan di hatinya.

Ada pula Ra, yang harus berusaha bangkit dari patah hatinya karea ditinggalkan Dewa, tidak lama sebelum pernikahan mereka. Hubungan akrab yang terjalin selama empat tahun menguap tiba-tiba, tidak bermakna apa-apa, karena kesalahan yang dilakukan Dewa. Ra harus berjuang keras melawan patah hatinya. Sementara Dewa pada akhirnya harus menikahi wanita yang tidak ia cintai.

Asma kembali ke Indonesia. Sekar sahabatnya suka sekali meledek dan memprediksi bahwa Zhongwen adalah cinta sejatinya. Asma tak mengindahkan. Ia tetap berkomunikasi dengan Zhongwen yang makin tertarik dengan Islam. Sampai akhirnya Asma terkena APS yang membuat keadaannya kian melemah, dan menjadi jarang membalas email-email Zhongwen. Tanpa Asma tahu, Zhongwen lama-lama meragukan perasaannya pada Asma. Sekadar rindu, atau bahkan cinta?

Dewa dengan rumah tangga barunya yang tidak ia harapkan. Anita istrinya yang tengah mengandung besar tidak pernah mendapat perhatian. Yang ada di pikirannya hanya Ra, gadisnya yang masih ia cintai. Rencana untuk mendapatkan Ra kembali selepas kelahiran anaknya dan menceraikan istrinya. Tragis, memang.

Ra yang patah hati jadi meragukan keberadaan kisah cinta sejati. Ia paham betul fenomena istri yang kemudian ditinggal suami bahkan kisah cinta sepasang kekasih yang pada akhirnya pun tidak bahagia. Dibimbing sahabatnya, ia belajar Islam sedikit demi sedikit. Ia mulai paham kenapa perempuan harus menjaga diri dengan pakaian yang tertutup, juga kenapa dirinya harus membatasi untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis. Disamping menata hati, Ra juga mulai belajar menjaga diri.

Demi cinta, pasti akan ada yang berkorban. Dan novel ini pun demikian, akan ada orang-orang yang berkorban untuk menemukan cinta sejati mereka masing-masing….
***
Assalamualaikum Beijing ! bukan sekadar cerita cinta biasa. Buku ini adalah cerita cinta yang sarat akan makna kehidupan. Buku yang mendekatkan pembaca tentang bagaimana move on dengan mengaitkan aspek keilahiahan. Mengajarkan agar kuat dan tetap hidup dengan memberi manfaat, sekalipun sakit yang menjalari tubuh tega mendekat.

Membaca buku ini seperti menemukan jawaban atas pencarian. Pembaca akan dituntun tentang bagaimana Zhongwen kemudian menemukan Islam sebagai rumah untuk kembali. Bagaimana menghadapi sakit parah yang secara tidak langsung menjanjikan kematian. Serta bagaimana seseorang dapat berproses menjadi lebih baik lagi. Mengajarkan untuk kuat dan tegar dalam keadaan apapun.

Buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja maupun dewasa. Alur cerita yang mengalir dan mudah dipahami akan membuat pembaca cepat masuk ke dalam alur cerita. Budaya China yang ditambahkan sebagai pelengkap latar menjadi penambah wawasan tersendiri bagi pembaca. Nilai-nilai di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik tanpa terkesan menggurui. Sangat direkomendasikan untuk siapapun yang ingin bangkit dari patah hati serta bagi orang yang ingin bangkit dari rasa putus asa. Selamat membaca ^^ !


Minggu, 28 Desember 2014

Jarak dan Kereta

Keretamu perlahan-lahan akan berjalan pergi. Meninggalkan seluruh harapan, meninggalkan seluruh kenyataan.

Sebagaimana perasaanu ketika kereta kian mendekati stasiun sewaktu kamu baru sampai di tanah ini. Kamu yang mulai menghitung-hitung jarak yang kian mendekat. Kini kamu pun benar-benar mencermati, jarakmu kini kian menjauh. Kamu sedari tadi memandang ke segala arah. Sepanjang angkutan kota biru membawa dirimu. Mencari sosok seseorang yang sejak lama ingin kau jumpa tanpa janji yang dibuat-buat. Biar takdir yang pertemukan, katamu.

Nyatanya kamu tahu tak ada hasil tanpa usaha. Tapi kau masih berkutat pada prinsip itu saja. Prinsip itu saja. Sejak kakimu melangkah turun dua hari yang lalu di tanah ini, hatimu ribut berdoa soal pertemuan. Padahal kamu tahu, dua orang bertetangga pun kalau tidak diniatkan ketemu ya tidak ketemu. Kalau jam menyapu halaman dan menyiram bunga di teras rumah mereka berbeda, ya selesai sampai di situ. Jikalau mereka tidak sengaja bertemu, mungkin itu tersebab hal lain yang kita sebut skenario Tuhan.

Tidak ada kisah semenyenangkan Borno dan Mei yang tetiba Tuhan pertemukan di ruang tunggu klinik ketika mengantar Pak Tua. Apa kata takdir? Puluhan nomor telepon yang ditekan tidak akan mampu menghalangi langkah kaki Mei untuk melangkah ke klinik itu. Tuhan selalu punya rencana tak terduga.

Kamu bisa saja memilih nama itu dari kontak ponselmu. Mengirim pesan singkat. bertemu di manalah. Tapi lantas apa? Kalaupun bertemu lantas mau apa? Batinmu mengarang tentang memastikan keadaan. Sebagian yang lain menertawakan diri sendiri. Memangnya kalau sudah memastikan keadaan, lantas apa?
Kemudian kamu sadar, jangankan tak sengaja bertemu. Kamu sampai di tanahnya saja, kamu tidak memberi tahu. Jangankan ke orang itu. Bahkan pada media sosial pun tidak.

Kadang-kadang keinginan tidak sesuai dengan aturan. Sudah itu saja.


Suatu tempat, November 2013.
Mungkin pernah ada sedikit saja kesamaan yang terjadi ?

Senin, 08 Desember 2014

Repost; Kesedihan pada Ibu

"
Jangan suka mengungkapkan kesedihanmu pada ibumu
 Karena dia akan bersedih melebihi kesedihanmu

Memang rahimnya hanya 9 bulan mengandungmu
Tapi sepanjang hayat hati dan pikirannya untukmu

#Bahagiakan ibumu dengan baktimu
"
-dipos Leny Silviana Farida, di suatu grup WA

***
Ummi... :"
sungguh beribu maaf...

Minggu, 07 Desember 2014

Sajak Februari : Mencari

lihat tulisan dengan tinta oranyenya saja

*
Di dalam bis yang membawa banyak orang,
Kau cari aku hari itu.
Tapi kau tak tahu
aku telah mencarimu sejak pertemuan pertama kita
Mengapa kau sisakan peta buram yang sama
hingga aku tak pernah bisa menatap punggungmu

Di antara dinding dingin di sekitar kita
kau cari aku hari itu
tapi kau tak tahu
aku telah mencarimu bermusim-musim
dan selalu hanya pilu
yang memeluk dan membujukku
Pulanglah, kau sudah begitu lelah

kutipan dari : Sajak Februari, Helvy Tiana Rosa
*

terima kasih kelompok HAMKA : Setyani, Irkham, Atikah, Mbak Ines, Upi, dan lainnya *maaf kalo aku gahafal kelompok kalian*

aku pengen punya video sama rekaman suara musikalisasi puisi kalian. sungguh.

terima kasih PDKT FLP D. I. Yogyakarta Angkatan XVI

kalau mau baca puisi lengkapnya bisa lihat disini

***

dulu sekali, sepulang dari Kebun Raya Bogor dengan teman-teman @gradiator15, saya selintas memikirkan hal yang sama soal perjalanan di bus

anyone wants to accompany me?
:')

Sabtu, 06 Desember 2014

Rintik Kata-Kata


Hujan adalah rintik kata-kata yang turun di atas kita. Berbahasa sama di sepanjang aspal dan pertokoan. Kita, menerjemahkan rintik itu dengan arti yang berbeda.
Satu kata mewakili canda pintu musim penghujan. Satu kata mewakili romansa di teras kenangan. Kata lain menyesakkan air mata di jalanan.
~
Hujan adalah rintik kata-kata yang turun di atas kita. Berbahasa sama tentang zaman pijakan kita.
Bercerita tentang kelaparan malam dan esok hari. Berkisah tentang jualan yang tak habis hari ini. Atau esok, dimana bumi hanya mimpi-mimpi bau terasi.
~
Aku adalah lelaki di emperan toko itu.
Menikmati rintik kata-kata dan menuliskannya bersamamu.
Kutuliskan keroncong perut penambal ban.
Kutuliskan rintihan nyawa tukang becak yang meregang.
Kutuliskan air mata pengamen yang sakit ibunya.
Aku lelaki di emperan toko itu. Ingin kutampung rintik kata-kata dimukamu. Agar jelas kau lihat kisah-kisah berbeda itu sejati adanya.
Hujan adalah rintik kata-kata...yang bercerita tentang saudara kita.
(Rintik kata-kata/H.H-11-2014)


Puisi Mas Haris. Seminggu yang lalu. Saat hanya lilin yang menerangi ruangan. Saat teater Monolog Sunyi Mas Agus. Benar-benar memecah sunyi yang tercipta karena kami hanya mampu diam tercekat menatap panggung sebagai layar utama.

terima kasih Mas Halama Haris, saya, kami semua suka puisinya :'). Puisi ini dibacakan benar-bear saat hujan, dan entah mengapa gaya Mas Haris, yang duduk di kursi pinggir jendela benar-benar menggambarkan lelaki di emperan toko. Saya benar-benar berhasil memvisualisasikan lelaki di emperan toko yang benar-benar memperhatikan bahwa banyak realita sosial yang terjadi dari emperan toko...dan tentu dari rintik hujan yang seringkali membolak-balik perasaan dan merekam jejak banyak hal. Termasuk keluh, dan kadang sesak yang mendominasi perasaan. Juga barangkali menjadi jeda sejenak bagi orang-orang yang sedang rusuh isi hatinya.

Terima kasih FLP Wilayah Yogyakarta :'). Terima kasih telah membuat hujan kali ini...begitu bermakna :")

seharusnya ditulis hari H saat usai mendengar puisi Mas Haris.
Malam selepas Isya, 6 Desember 2014.

gambar dari sini

Toko Buku (Lagi)


Hari ini, aku baru menyadari : entah sudah berapa kali aku eprgi ke toko buku tanpa membeli buku apapun.
Dan kemudian tanpa sadar perasaan-perasaan itu membuncah. Hadir. Aku jadi berpikir pergi ke toko buku semacam upaya menghadirkan perasaan-perasaan itu lagi. Entahlah, aku tidak pernah secara sadar memikirkannya. Dan tidak pernah secara sadar perasaan itu terlintas di benakku.

Hari ini aku pergi ke toko buku dengan rencana untuk membeli. Buku apa biar kupikirkan nanti sesampai di sana. Bukan pilihan yang bijak sebenarnya karena aku tahu aku masih punya stok buku yang belum dibaca di box bawah ranjangku di asrama.

Tapi sampai sana. Entah, seluruh perasaan itu lenyap seketika. Padahal aku mengantongi voucher pemberian Fahri. Voucher seratus ribu. Maka bukan karena tidak ada uang atau harga buku yang ingin kubeli terlalu mahal untuk kujangkau karena adanya voucher itu.

Entahlah. Entahlah. Entahlah.

Aku memikirkan banyak hal : yang tiba-tiba bermunculan di kepala.

harga buku mahal sekali, ya

buku ini desainnya bagus

buku ini menarik

wah ini buku Rene Suhardono yang waktu itu ngisi seminar Kompas di UGM!

Buku Ollie yang itu belum ada ya? Masih 0 stoknya…

Seri buku Why…. Wah yang ini temanya menarik! Ah, satu saja harganya tujuh puluh lima ribu. Kapan aku bisa beli seluruh setnya?

eh ini buku yang popular dulu di asrama. Belum baca sampe sekarang L kapan ya bisa baca…

aaaah pengen beli serial supernovanya Dee yang masih kover lama. Ah Fit, buku yang sekarang aja masih banyak yang belum dibaca!

eh ini ada 99 Cahaya cover lama. Coba dulu Abi beli di sini, bukan cover film itu yang nantinya ada di rumah.

Waaaa ini buku cerita karyawan Microsoft yang mendirikan Room to Read. Aku baru tahu kalau pendiri Room to Read itu awalnya karyawan Microsoft. Amazing sekali dia memberantas buta aksara di belahan dunia *mupeng pengen beli*

Buku biografi Steve Jobs masih segini harganya. Dulu Arum pernah punya dan bikin pengen baca. Eh tapi kayanya kemarin di Toko Mizan yang di penerbit Bentang ada duadua serinya.

Wah ini buku biografi Hatta satu set sampai tiga buku *habis kagum gara-gara DT nonton MataNajwa tentang Hatta*

Aaaaah ada buku tentang Habibie yang warna-warni *tertarik*

Ah, kapan bisa beli dan disiplin baca banyak buku kayak gitu ya… L
.
.
.
Saya rindu zaman SD di mana saya sering sekali meluangkan waktu untuk baca buku…
.
.
.
Saya ingin jadi penulis
.
Dan untuk jadipenulis harus banyak baca. Saya tahu itu. Ahaha, baca Fit. Baca yang banyak. Liat tuh Kiki. Liat tuh Ditta. Lihat wawasan Mas “Multitalented” Dhama. Contoh Bang Bahtiar. Lihat tuh Andwi dengan bacaan 25 buku dan karyanya yang nyastra. Berguru sama anak-anak sastra. Masih ngimpi jadi penulis kalo bacaan cuma segini?

Mbak Arkandini bilang, kangen kan sama era Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia kala sastra islami tumbuh dan sedang pada puncak-puncaknya?

Belajar Fit. Kamu sudah banyak ketinggalan.

:”

ditulis di Rumah Cahaya, 
dengan banyak buncahan selepas dari Toko Buku dan Perpus Kota Jogja
pukul empat sore entah lebih berapa

Jumat, 05 Desember 2014

[Resensi#16] Kamu Bukan Bintang : Melejitkan Diri dengan Memahami Kesalahan Diri

Judul Buku          : Kamu Bukan Bintang
Penulis                 : Ragil Romly
ISBN                      : 979-1397-46-5
Penerbit              : Afra Publishing (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Ketebalan           : 176 halaman
Ukuran                 : 20,5 cm

Kamu Bukan Bintang, merupakan buku motivasi yang akan membawa penulisnya pada refleksi diri dengan cara khas sang penulis. Bagaimana penulis tidak ingin mengajarihal apa yang harus dihindari, namun lebih pada memandu pembaca agar enjadi seorang pribadi yang bahagia dengan menunjukkan sepuluh kesalahan yang digambarkan untuk membuka pikiran pembaca. Penulis akan mengawali buku ini dengan kisah yang akan membuat pembacanya menghargai usia dengan bersegera melakukan kebaikan yang disebut sebagai langah awal untuk menjadi dewasa sebelum memelajari kesalahan-kesalahan yang akan dibahas di buku ini.

Sepuluh kesalahan, sepuluh bahasan. Membahas soal kita : manusia yang masih sering berpikir gagal sehingga menimbulkan pikiran negatif yang justru menstimulasi diri untuk menghadapi kegagalan. Bertindak asal, bertindak tanpa perencanaan yang tanpa sadar menunjukkan harga diri. Tak berani mengkhayal, bicara soal pemimpi agar kemudian dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin. Berotak bebal, menilai berbagai masalah dapat diselesaikan dengan cara yang sama. Merasa kesal dan sering menyesal, lebih pada persoalan cara pandang agar tidak melulu menghadapi masalah dari satu sisi yang membuat kita melihatnya sebagai persoalan negatif.

Selanjutnya kesalahan bercita-cita dangkal, mengajak pembaca agar bercita-ita tinggi dan focus mencapainya dengan beraksi nyata. Tak berkeinginan kekal, harus dipahami bahwa tidak ada yang hilang ketika kita memberikan usaha terbaik pada hal-ha yang kita pahami. Berperilaku nakal, kesalahan yang sejatinya bermula pada kesalahan pola pikir. Berpihak netral, agar kita belajar untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya dan sesuai dengan kapasitasnya. Serta yang terakhir tak punya mental, poin yang membuat kita tersadar bahwa masing-masing diri kita merupakan penyembuh terbaik bagi diri sendiri.

Bahasa yang komunikatif serta berbagai cerita yang disisipkan pada tiap babnya akan degan mudah membuka  pikiran pembaca. Cerita yang disisipkan dapat mentransfer nilai pada pembaca dengan halus sehingga pembaca tersadar akan hal-hal yang terkandung dalam cerita. Ragil Romly dengan piawai menggiring pembaca denganbuku motivasi karangannya dengan model yang anti mainstream dengan kebanyakan buku motivasi lainnya. Kalau buku-buku motivasi lain biasa diisi dengan tips untuk mendapatkan kesuksesan, buku ini justru ada dengan membahas kesalahan apa yang sering dilakukan manusia dan bagaimana mengatasi atau menghindarinya. Buku yang cocok bagi segala usia, terutama-sebagaimana yang penulisnya katakan-bagi orang-orang yang merasa selalu butuh mencari bacaan dan training motivasi karena hal tersebut seumpama candu yang hanya penghilang rasa sakit sesaat bagi setiap pribadi.

Mango


thankyou Jeden a.k.a Zahratul Iftikar Jadna Masyhida
Somehow talk to 'died thing' is so...boring :""



Pelangi




halo @temaya_ , aku dapet foto pelangi yang jelaaas
ini motonya pas banget harinya sama kayak foto pelangi yang kamu pos di blogmu itu :')


Rabu, 12-11-14

Gunting

ini guntingnya unyu sekali nggak siiih :3 ?

Kedatanganmu


Hari itu kamu datang menjawab segala pertanyaan yang entah kapan dia simpan sejak lama. Aku tidak pernah tahu karena dia tidak pernah bicara. Dan seperti biasa, aku mengambil kesimpulan sendiri, karena aku mengamatinya dan tak berani menanyakan perasaannya.

Aku tahu sekali bahwa rasanya ia belum pernah sesemangat ini bertemu orang. Satu dua aku ajak bertemu dia tampaknya tidak sebahagia ini. Lalu ketika kemudian kamu datang, ia segera mengajak dan emosinya seolah melonjak-lonjak. Aku tahu ia berusaha mengendalikannya agar tak terlihat aneh di depan mataku. Dan aku akan tersenyum menyadari bahwa mungkin semua orang pernah merasakan hal yang sama : rindu bertemu seseorang tertentu.

Kamu datang. Dan ia hanya duduk diam dengan manis di sudut meja. Lalu satu dua ikut masuk dalam percakapan. Selebihnya diam. Kadang ia hanya bicara pada teman di kanan kirinya. Tapi itu sedikit. Ia lebih banyak diam. mengaduk-aduk jus isi gelasnya yang nampak hanya sebagai pemanis meja. Formalitas memesan bangku.

Pada waktunya ia angkat bicara, mengajakku pamit lalu kami berdua membelah jalanan. Ia bilang ada banyak hal yang ingin didiskusikan. Namun sayang waktu terlalu tega pisahkan. Pisahkan pertanyaan-pertanyaan dan biarkan ia menggantung tanpa jawaban. Tapi ia menggeleng, ia meyakinkan diri bahwa ia akan menanyakannya suatu saat nanti. Kemudian aku tergelak dalam hati. Membatin, "Ia tidak seperti aku."


gambar dari sini


perpustakaan kota Jogja,
5 Desember 2014

Rabu, 03 Desember 2014

Untung Ruginya Perjuangan

"Untung ruginya perjuangan harus dilihat dari untung ruginya Islam."
-Prawoto, Ketua Umum Partai Masyumi 
dipos M. Retas Aqabah di suatu grup WA

Senin, 01 Desember 2014

Mengenal Hatta

Baginya, kehebatan bukan untuk dirinya, tapi untuk memuliakan Tuhan. 
Hatta : ia tidak pilih kasih dengan Indonesia.
"Dibuang di manapun asal itu di Indonesia, aku bahagia."
#DialogTokoh-via-MataNajwa
14 November 2014
banyak hal menarik lainnya, saya jadi pengen baca biografinya :"

Orang yang Mimpinya Kecil

Orang yang mimpinya kecil itu betah libur.

*uh menohok banget*

#masih materi Pak Arief
karena resume L&L begitu panjang dan belum selesai
mengejar 1-23:59

Parameter Mimpi

3 parameter yang menunjukkan kualitas mimpi : People. Transformation. Contribution.

  1. Di dalamnya memiliki orientasi yang kuat terhadap orang lain, semakin luas dampaknya pada orang lain, makin berkualitas mimpi itu
  2. Sejauh mana mimpi itu punya nuansa keinginan dan punya nuansa transformasi perubahan mendasar : berkaitan nggak sih dengan melakukan perubahan besar? Adakah dorongan itu?
  3. Kontribusi : apakah dalam mimpi itu anda ingin bermanfaat buat orang lain? Memberikan sesuatu yang berarti. 
Hidup adalah sekadar seni untuk mempersiapkan kematian. Orang yang memiliki banyak keterbatasan akan berpikir bahwa waktu saya pendek sehingga ia akan bekerja lebih keras dari orang lain yang tidak punya keterbatasan.

Yang menentukan kita kayak apa itu bukan kejadian di luar kita. Keyakinan kita terhadap makna dari kejadian itulah yang menentukan kita jadi apa. Karena kita menganggap kita tidak bisa kita bilang tidak bisa. Anak muda gagal karena kebanyakan mikir. Energi dan waktu itu pakai buat kerja. Jangan dipakai mengingat, menimbang. Jangan pikirkan kalau gagal gimana? Pikirkan kalau berhasil gimana?

Kalau dibilang buat di 2015, kita harus bikin Indonesian New Leaders Summit 2015. Kemudian kalian tanya, “Bisa nggak ya Bang?” maka jawaban saya adalah, “Nggak bisa, pasti nggak bisa.”


Cita2 setinggi apapun kalau beliefsnya kacau ya jatuh. Maka kita harus mengetahui dahsyatnya keyakinan. Keyakinan positif bisa membuat orang biasa menjadi hebat. Keyakinan negatif bisa melumpuhkan orang yang paling hebat sekalipun. Hindari kebiasaan berdialog yang negatif terhadap diri sendiri

DR. Arief Munandar
Leaders and Leadership
8 November 2014

Quality of Leadership


The quality of leadership cannot be separated from the quality of leader.
Orang yang abai terhadap waktu, kualitas hidupnya akan rendah. 
Kenapa jaga quality of life? Karena tugas leader adalah menaikkan quality of life orang-orang yang dia pimpin. Makanya Stephen Covey bilang private victory precedes public victory
Hidup itu pilihan. Yang kita pilih mindsetnya karena kadang realita tidak bisa kita pilih. Mindset untuk menyikapi segala sesuatu itu yang dapat kita pilih.  
Mimpi merupakan bagian dari spiritual capital. Ia adalah lifegoal, tujuan hidup yang tanpa sadar mencerminkan keyakinan dasar dan sistem nilai. Tidak jadi masalah apa mimpi anda. Yang jadi masalah kalau anda tidak punya mimpi. 

Naikkan kualitas hidup kalian! 
Soal bangun, tahajjud, yang dicontohkan sosok pekerja keras yang satu ini,
Bapak Arif Munandar 
:")

perbaiki diri, Fit.

#resumetugasbulanan

Jika Manusia Tidak Pernah Melakukan Dosa

Jika manusia tidak pernah melakukan dosa pasti ia pernah memiliki keinginan untuk melakukannya. Jika ia tidak pernah memilki keinginan untuk melakukan dosa, maka ia pasti pernah lalai dari mengingat Allah. Jika ia tidak pernah lalai dari mengingat Allah, ia pasti tidak  mampu memberikan hak Allah sepenuhnya. 
--KIP, materi dari Ammah Intan, tentang Taubat
10 November 2014
#edisi kejar deadline tugas bulanan 1-23:59

liat aja, mungkin akan nyusul postingan-postingan berikutnya yang sayang jika hanya dibaca sendiri

karena tugas yang teralu banyak, harus dibagi manfaatnya
setidaknya . 

Jumat, 28 November 2014

[Resensi#15] Girls and Tech : Bahwa Perempuan juga Bisa Berkarya dengan IT

Judul Buku          : Girls & Tech
Penulis                 : Ollie
ISBN                      : 978-602-7975-64-4
Penerbit              : Bentang Belia
Ketebalan           : x + 186 halaman
Ukuran                 : 20,8 cm
Harga                    : 49.500

Teknologi informasi (information technology/IT) semakin mudah diakses oleh manusia. Internet yang membuat dunia kehilangan batas antar negara pun makin mudah diakses manusia. Terbukti bahwa IT memudahkan hidup manusia, perkembangan IT pun begitu pesat belakangan ini. Sayangnya, mayoritas orang yang berkecimpung dalam dunia IT adalah laki-laki. Perempuan dengan teknologi informasi, adalah hal yang sampai saat ini masih dominan sebagai konsumen, bukan sebagai sosok yang turut berperan aktif sebagai pengembang. Padahal, peluang IT yang sangat besar bukan berartitidak mampu dihandle oleh tangan multitasking perempuan.

Melalui buku ini, Ollie memulai dari alasan dan poin-poin penting yang menjawab pertanyaan kenapa perempuan pun harus ada yang berani untuk berada dalam dunia IT. Ollie pun bercerita perihal pengalamannya selama ini sejak masih di bangku sekolah sampai bekerja di bidang IT yang akan memberikan pandangan baru bahwa tidak selamanya perempuan akan tertinggal jika ia memiliki passion yang besar dalam dunia IT. Penulis juga memberikan cukup suntikan bagi pembaca agar dapat terus semangat dalam berada di dunia IT.

Memiliki perspektif yang khusus ditujukan bagi perempuan, penulis menyebutkan segala keunggulan perempuan yang dapat membantunya di dunia IT ini. Sebagai pelengkap, disampaikan juga tokoh-tokoh perempuan Indonesia yang maju dalam dunia IT seperti Shinta Danuwardoyo, seorang pioneer Woman in Technology dan masih banyak tokoh lainnya yang dapat menginspirasi para perempuan untuk berkarya di dunia IT.

Berada di dunia IT tidak berarti perempuan harus menjadi orang yang terus-terusan mengerjakan suatu program di depan layar komputer. buku ini akan mengajak perempuan melihat lebih luas lagi, melihat bahwa IT yang memudahkan berbagai persoalan kehidupan dapat menjadi peluang di berbagai kesempatan. Septi Peni Wulandari, salah satu tokoh yang disebutkan dalam buku ini merupakan pengelola situs http://ibuprofesional.com. Berkat bantuan IT, situs ini dapat menjadi lokasi belajar online yang cukup diminati oleh para ibu-ibu. Bu Septi memanfaatkan IT sebagai sarana media belajarnya, juga sarana berbagi untuk mengembangkan kapasitas para ibu di Indonesia.

Buku ini juga membahas langkah-langkah membangun startup. Kemudian juga membahas  berbagai tips dan trik agar perempuan tetap dapat survive bergelut di bidang yang masih didominasi oleh kaum pria ini. Berbagai komunitas yang dapat saling membantu dan memberi masukan bagi siapapun yang berminat pada IT pun dikenalkan di dalam buku ini. Sebagai tambahan, Ollie juga menceritakan kesehariannya dan apa-apa yang terkait dengan dirinya sebagai sosok yang sangat berkembang dalam dunia yang disenanginya, dunia IT.
Girls and Tech sangat cocok untuk dibaca oleh semua perempuan, tidak terkecuali yang tidak memiliki latar belakang IT sekalipun karena IT merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia sampai detik ini. Berbagai aspek kehidupan dapat menjai mudah dengan memasukkan bantuan IT di dalamnya. Buku ini kaya akan informasi dan memberi motivasi agar perempuan tak mudah patah semangat dalam menjalani kesehariannya yang dimudahkan oleh IT, tentunya tidak hanya sebagai pengguna (user), namun juga pengembag (developer).


Selamat membaca J !

Senin, 24 November 2014

Mainkan Saja Peranmu

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika masa yang semestinya kamu sudah menjadi seorang mahasiswa, tapi nyatanya kini masih harus berjuang lagi untuk menjadi mahasiswa.
Mainkan saja peranmu dengan sebaik-baiknya, bahwa Allah menakdirkan kebaikan untukmu, dari jalan perjuangan ini, lagi dan lagi.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika skripsi atau tesismu terbengkalai tersebab kamu mengurus amanah Allah yang akan menjadi bintang. Mainkan saja peranmu dan Allah akan tunjukkan jalan keluar yang spesial untukmu.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika ijazah S1 sudah di tangan, teman-temanmu yang lain sudah berpenghasilan, sedangkan kamu, dari pagi hingga malam sibuk membentuk karakter bagi makhluk yang akan menjadi jalan surga bagi masa depan. Mainkan saja peranmu, dan tak ada yang tak berguna dari pendidikan yang kau raih, dan bahwa rezeki Allah bukan hanya tentang penghasilan kan? Memiliki anak-anak penuh cinta pun adalah rezeki-Nya.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika pasangan lain mengasuh bersama dalam cinta untuk buah hati, sedang kau terpisah jarak karena suatu sebab. Mainkan saja peranmu, suatu hari percayalah bahwa Allah akan membersamai kalian kembali.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika nyatanya kondisi memaksamu untuk bekerja, meninggalkan buah hati yang tiap pagi melepas pergimu dengan tangis. Mainkan saja peranmu, ya mainkan saja, sambil memikirkan cara agar waktu bersamanya tetap berkualitas.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika katamu lelah ini seakan tiada habisnya, menjadi punggung padahal rusuk. Mainkan saja peranmu, bukankah semata-mata mencari ridha Allah? Lelah yang Lillah, berujung maghfirah.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika belahan jiwa nyatanya bukan seperti imajinasimu dulu, mainkan saja peranmu, bukankah Allah yang lebih tahu mana yang terbaik untukmu? tetap berjalan bersama ridha-Nya dan ridhanya, untuk bahagia buah cinta.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika timbul iri pada mereka yang dalam hitungan dekat setelah pernikahannya, langsung Allah beri anugerah kehamilan, sedangkan kau kini masih menanti titipan tersebut. Mainkan saja peranmu dengan sebaik-sebaiknya sambil tetap merayu Allah dalam sepertiga malam menengadah mesra bersamanya.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika hari-hari masih sama dalam angka menanti, menanti suatu bahagia yang katamu bukan hanya untuk satu hari dan satu hati. Mainkan saja peranmu sambil perbaiki diri semata-mata murni karena ketaatan pada-Nya hingga laksana Zulaikha yang sabar menanti Yusuf tambatan hati, atau bagai Adam yang menanti Hawa di sisi.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika ribuan pasangan pengantin mengharapkan amanah Ilahi, membesarkan anak kebanggaan hati, dan kau kini, membesarkan, mengasuh dan mendidik anak yang meski bukan dari rahimmu. Mainkan saja peranmu, sebagai ibu untuk anak dari rahim saudarimu.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ya, taat. Bagai Nabiyullah Ibrahim, melaksanakan peran dari Allah untuk membawa istri dan anaknya ke padang yang kering. Kemudian, rencana Allah luar biasa, menjadikannya kisah penuh hikmah dalam catatan takdir manusia.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ya, taat. Bagai Nabiyullah Ayub yang nestapa adalah bagian dari hidupnya, dan kau dapati ia tetap mempesona, menjadikannya kisah sabar yang tanpa batas berujung surga.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ya, taat. Bagai nabiyullah lainnya. Berkacalah pada mereka, dan jejaki kisah ketaatannya, maka taat adalah cinta.

Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Taat yang dalam suka maupun tidak suka.Taat yang bukan tanpa keluh, namun mengupayakan agar keluh menguap bersama doa-doa yang mengangkasa menjadikan kekuatan untuk tetap taat.
Mainkan saja peranmu, dalam taat kepada-Nya, dan karena-Nya.

---
repost, dipost Hapsari di suatu grup WA entah beberapa minggu yang lalu

Happy Gemastik7 :D

Selamat Gemastik bagi yang menjalankan :) maaf ya ini logonya logo Data Mining karena ceritanya emang dibikin khusus buat anak Data Mining a.k.a Tim Sae a.k.a Amirah Farah, Rochana, dan Nur Rista. Semoga besok miningnya dilancarkan teman-teman :')

Sabtu, 15 November 2014

Laki-laki Hujan dan Perempuan Senyum

"
Laki-laki hujan (mungkin) tidak pernah tahu, bahwa perempuan senyum pada akhirnya berani bercerita karena suatu hal menyebabkan hilangnya senyum pada wajahnya.

Setelah pertahanan yang begitu lama membuatnya menghindar, berusaha agar bukan ia yang memulai percakapan.


Usaha yang melelahkan karena tidak ada obat rindu terbaik selain doa.

Setidaknya sampai saat ini.
"

-5 Oktober 2014

Kamis, 13 November 2014

Sebab Nanti... | Ayo Terus Mendaki


Seandainya kau tau bahwa, kau sungguh  berharga. kau bisa jadi apa saja, asal kau berupaya.
Seandainya kau tau apa, doa ayah dan bunda. tak mungkin sampai engkau tega, mematahkan mimpinya.

-
Teruslah bergerak hingga rasa lelah, sendiri kelelahan mengikutimu.
Sebab nanti suatu hari, kau akan tersenyum setiap pagi, menikmati jerih diri, dan segala yang telah kau lalui.
Sebab nanti suatu hari, kau punya cerita tuk dibagi, tentang mimpi yang tak pasti, namun kau membuatnya terjadi.
Belum saatnya berhenti, ayo terus mendaki, sudah tak jauh lagi kini, ayo terus dekati.
-
Seandainya kau tau apa, dibalik gunung sana, terhampar padang bunga-bunga, kau akan bahagia.
Seandainya kau tau bahwa anak-anakmu kelak, inginkan sebuah cerita pahlawan dihidupnya.
Teruslah bergerak hingga rasa lelah, sendiri kelelahan mengikutimu.-
Sebab nanti suatu hari, kau akan tersenyum setiap pagi. Menikmati jerih diri, dan segala yang telah kau lalui.
Sebab nanti suatu hari, kau punya cerita tuk dibagi, tentang mimpi yang tak pasti, namun kau membuatnya terjadi,
Belum saatnya berhenti, ayo terus mendaki, sudah tak jauh lagi kini, ayo terus dekati... semua mimpi.
---


dapet dari link http://sepuhseger.blogspot.com/2014/03/untitle-ayo-terus-mendaki-by-unknown.html , langsung googling habis denger Devi buka tumblr orang yang muter lagu ini. Jatuh cinta sama liriknya. Inget percakapan tadi sama @arumadin, inget Gycen, inget Kak Suci :")

sumber lagu : https://drive.google.com/file/d/0B0YmKcIKLgW_MG1PNTRoM3Nlc3c/edit?usp=sharing

Minggu, 09 November 2014

Andini

 Andini baru saja sampai kos-kosannya saat hujan tiba-tiba turun deras.
Seperti tadi pagi saat ia baru saja berangkat. Jam enam kurang dua puluh, atau lima belas.
Andini berjalan menghampiri kasurnya. Menghela nafas panjang. Ada yang mengerti? Bahkan dirinya pun tidak mengerti,
Andini tahu, dirinya sedang dalam titik tertekan. Bahkan ia tidak merasa lapar walau makan terakhirnya kemarin siang. Dan ini sudah malam pada hari berikutnya. Padahal, kadang-kadang malah jam sebelas pagi dia sudah lapar walau sudah sarapan. Andini tahu dia sedang stress.
Andini mengendarai motornya hanya kisaran kecepatan 30-40. Jarang sekali sesungguhnya ia mengendarai hanya dengan kecepatan itu. Tapi rasa-rasanya ia ingin lebih lama duduk di motor. Biar ia menjalaninya pelan-pelan. Biar ia bisa memarahi dirinya sendiri sepanjang perjalanan. Biar ia bisa bebas berteriak tanpa seorang pun tahu. Biar ia menangis tanpa ada yang peduli.
Sepanjang jalan.
Bahkan rasa-rasanya ini setelah sekian lama ia menangis tanpa langsung diseka. Air matanya mongering sepanjang pipi. Rasanya pipinya menjadi kaku. Aneh.
Kalau kalian tanya Andini kenapa. Dia pasti tidak menjawab. Ia malu sekali menjawab. Takut menjadi keluh yang berlanjut peluh.
Ia hanya butuh doa, mungkin sampai saat ini. Sampai kalian berhasil menebak dan tangisnya pecah di bahu kalian. Doakan saja agar kuat dan sabar selalu Allah anugerahkan untuknya.

Sabtu, 08 November 2014

Terima Kasih :")

Terima kasih untuk hari ini Allah. Terima kasih atas pulang jam setengah sembilan malam. Terima kasih atas guyuran hujan yang membuat basah bahkan hingga kering lagi. Terima kasih atas segala keresahan hati. Terima kasih atas gelisah berkepanjangan (yang entah kapan berhentinya aku bahkan tak tahu).Terima kasih atas ketidakbisaanku menghadiri acara penting yang terutama malam ini. Terima kasih atas materi setadi pagi. terima kasih atas perasaan bersalah yang masih muncul karena tidak ada di sekre pagi ini. Terima kasih Allah. Terima kasih.

Apapun yang terjadi izinkan aku agar senantiasa berterima kasih :""
Karena setidaknya, aku masih punya hidup yang jauh lebih beruntung dibandingkan banyak orang di luar sana.

"Semoga Allah menguatkanmu Fit...." (Hap, nggak sengaja tadi ketemu di mushala MU, dengan kostum basah kehujanan yang nggak banget yang aku pake)

and surely, aku rindu banyak hal. Bukan hanya orang, tapi keadaan. Bukan sekadar keadaan, tapi semangat yang ada :"

Maaf, untuk pihak yang senantiasa aku repotkan dan belum bisa aku ajak senyum akhir-akhir ini. Sungguh aku ingin sekali senyum sepanjang waktu seperti dulu itu. Akhir-akhir ini berat sekali rasanya. Padahal kalau begitu artinya tidak mensyukuri apa yang Allah beri, ya?

Ah, masih saja Fit. Kamu kayak anak kecil.

Rabu, 05 November 2014

Oktober

Hello,
i do really miss this blog.

Sejak Oktober yang superhectic *mulainyalahin*, uts, tugas asrama, tugas tambahan karena hukuman, oprec ini itu (sayanya panitia sih), rapat, seminar, SME, ngerjain bisnis game sama sok googling ksj, dan tugas tiada akhir yang udah kayak kasih sayang ibu : tak terhingga sepanjang masa .

Saya bahkan sampai yang dulunya mungkin nulis enggak tapi buka dashboard blog hampir tiap hari, sampai lupa caranya buka dashboard blog *naon*

i don't know what to say actually. saya kangen sama kebiasaan menulis ini. Oktober disamping kehecticannya memberi saya kesempatan ditegur Allah dengan cara yang sangat sopan, memberi kesempatan saya untuk ada dekat anak-anak 2013, membuat saya sedih karena nggak bisa masak bareng MII *mutung ke BKK~ampuuun*, membuat saya mengamati berbagai cara orang memimpin, membuat saya BT banget sama sesuatu, membuat saya kehabisan uang, membuat saya terharu denger cerita Ummi tentang Fatih sama Fahri, membuat saya menyadari bahwa saya belum benar-benar menyadari apa yang benar-benar ingin saya capai dan bagaimana saya harus menempuhnya.
Oh iya di bulan ini juga saya pengen inisiasi gerakan sapa teman. Jadi ceritanya teh saya pengen banget nanyain kabar satu-satu temen SMA-SMP-SD saya bahkan kalo bisa, tapi baru lewat medsos dulu. Sapa-sapa minilah intinya yang penting nyapa lagi. Nggak enak euy kalo lama ga komunikasi Doanya ya semoga istiqomah *yuk ikut gerakan sapa teman ini hehehe.

Super October. It was. Even banyak yang menurun sebulan belakangan ini. Harus saya akui. Nggak ngerti lagi kenapa kondisi diri bener-bener bisa drop dalam segi emosi. Kecewa, iri, kagum, ah...banyaklah :""

Dear Allah, bimbing saya atas banyak hal, ya. Izinkan saya bisa menuai hikmah dan kebaikan yang selalu ada tiap harinya. Semoga apa-apa yang telah saya kerjakan jadi berkah dan manfaat. Bantu hapus keluhnya, bantu hapus cemberutnya....

Terima kasih, Allah :")


----
actually saya pengen posting beberapa foto *yang belum difoto* see ya!

Sabtu, 04 Oktober 2014

Untuk Perempuan yang Sedang Berada dalam Pelukan




 
Semua orang di kampus ini sepertinya kenal kamu. Mahasiswi tahun ketiga yang aktif di ranah politik kampus. Seorang kadep di BEM, dan penggiat aktivis sosial melalui lembaga peduli buruh luar kampus. Kamu menyuarakan suara kaum kecil. Mengadvokasi mereka. Mengajarkan mereka bagaimana memperjuangkan hak-haknya.

Sejak di kampus, kamu belajar begitu banyak hal. Kami tahu itu. Kamu berkembang banyak sekali. Meski titik perubahan itu bermula saat kamu SMA dulu. Kamu menyebutnya titik balik. Sekarang kamu benar-benar berbeda dengan masa sekolah dulu. Lihatlah, buku bacaanmu sangat banyak sampai kamu bingung hendak meletakannya di mana lagi. Pola pikirmu makin meluas. Kamu bukan tipe orang yang akan dengan menjudge ini salah dan itu benar. Kamu adalah si ahli analisa, begitu kami menyebutmu. Kamu memelajari makna golongan kanan dan kiri dengan baik. Tanpa mendiskreditkan salah satu pihak. Kerudung panjangmu bisa membuat siapa saja nyaman bicara denganmu. Kamu bisa tertawa bersama mereka, dan juga membahas hal-hal serius. Kadang kamu membicarakan permasalahan bangsa. Tapi kadang kamu juga berfilosofi bersama mereka. Bahkan kamu juga berdiskusi masalah filosofi cinta. Itu yang kami lihat.

Segudang aktivitas tidak membuatmu menjadi orang yang serius. Kamu menjadi pribadi yang begitu menyenangka di antara kami. Kamu santai, dan harus kuakui kadang terlalu santai. Tapi pada waktu tertentu kamu bisa jadi sangat disiplin. Kamu pandai olah vokal, juga bermain gitar. Kamu kadang menjadi orang yang sangat asal dan urakan. Makanmu banyak. Terlihat sekali kamu suka pesan menu jumbo saat kita makan bersama di warung mi favoritmu. Kadang kamu begitu malas mandi. Kamu perempuan, namun sesekali menginap di warnet karena kamu tidak berani pulang ke rumah. Aku tidak begitu tahu kau beralasan apa pada ibumu. Yang jelas kala itu pasti rapat-rapatmu begitu panjang dan melelahkan. Mungkin sampai larut malam. Dan aku yakin tentu kau izin karena ada urusan BEM, sampai akhirnya ibumu berpikir bahwa kau tentu menginap di kos temanmu yang paling dekat kampus. Entahah, aku tidak tahu apa yang membuatmu bisa senekat itu.

Kamu tampak begitu tegar dan berpendirian di luar. Semua orang yang mengenalmu sebagai aktivis BEM kampus pasti tidak akan menyangka bahwa ada masalah yang kamu sembunyikan. Jauh di sudut hatimu. Jauh dibalik kerianganmu. Jauh di balik segala tindak urakanmu. Ada sudut hati yang merasa rindu, tapi juga takut. Pada hal yang hanya kamu sendiri yang tahu. Pada hal yang tidak kamu ceritakan pada siapa-siapa. Pada hal yang kamu simpan rapi di sudut hati.

Baiklah, kita seumuran. Kadang aku berpikir dan menerka-nerka apa yang menjadi masalahmu. Karena pada usia kita, masalah yang ada mungkin secara umum sama. Kemudian aku dengan keyakinanku sendiri menyimpulkan, mungkin perempuan setangguh kamu juga bisa merasakan masalah orang-orang kebanyakan.

Senin, 08 September 2014

[Resensi#14] Be A Brilliant Writer : Belajar Menulis Secara Menyeluruh dengan Menyenangkan

Judul Buku          : Be a Brilliant Writer
Penulis                 : Afifah Afra
ISBN                      : 978-602-8277-41-9
Penerbit              : Gizone Books (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Ketebalan           : 272 halaman
Ukuran                 : 20,5 cm

Buku ini diawali dengan cerita penulis tentang latar belakangnya bahwa siapapun bisa menjadi penulis..bagaimana perjuangannya san jatuh bangnnya di awal-awal masa kepenulisan. Kemudian penulis juga menambahkan apa-apa saja yang harus ada pada penulis. Ditambah motivasi-motivasi lain ala Afifah Afra untuk menambah semangat siapapun pembaca yang memiliki keinginan untuk menjadi penilis. Baik untuk menambah wawasan san bagaimana memperkaya ide.

Secara umum, buku ini merupakan handbook yang baik bagi pemula. Di dalamnya, diperkenalkan berbagai jenis pembagian wacana, serta elemen-elemennya. Memperkenalkan diksi dan gaya bahasa serta bagaimana lokalitas dapa menjadi titik pijak perhatian penulis. Pembaca akan dipaparkan mengenai jenis-jenis teks seperti cerpen, novel, artikel, esai, berita,d an lain sebagainya lengkap dengan karakterisik, unsur-unsur, serta contoh teks yang mendukung agar pembaca dapat mengetahui contohnya secara langsung. Tak lupa setiap bagian diakhiri dengan kiat sukses yang membuat penulis berlatih.

Tak hanya soal menuliskan, buku ini juga membahas masalah publikasi karya dan kiat-kiatnya melalui media massa dan buku. Pembaca juga akan diperkenalkan dengan jenis-jenis royalti dan bagaimana internet memberi peran penting bagi penulis, baik untuk riset saat menulis, media publikasi, maupun promosi. Penuis juga semestinya akrab dengan blog yang dapat menjadi sarana publikasi karya murah meriah.

Buku karangan Afifah Afra ini sangat bagus untuk penulis pemula dan cocok bagi siapapun yang ingin menjadi penulis, tidak terbatas kisaran usia. Wawasan yang diberikan bersifat meluas dan lengkap membahas sedikit-sedikit namun cukup untuk menambah wawasan. Bahasa yang digunakan penulis merupakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami sehingga pembaca tidak akan merasa bosan dalam membacanya.

Afifah Afra, sebagai penulis senior juga memberikan pengalamannya dalam kepenulisan, suatu contoh langsung yang diberikan sosok yang berpengalaman terhadap asam garam yang dilaluinya. Pengalaman biasanya lebih mudah dalam menguatkan pembaca dalam mengadopsi semangat juang yang dimiliki penulis.

Selamat membaca dan tersengat oleh seangat yang ditularkan buku ini!

[Resensi#14] Be A Brilliant Writer : Belajar Menulis Secara Menyeluruh dengan Menyenangkan

Judul Buku          : Be a Brilliant Writer
Penulis                 : Afifah Afra
ISBN                      : 978-602-8277-41-9
Penerbit              : Gizone Books (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Ketebalan           : 272 halaman
Ukuran                 : 20,5 cm

Buku ini diawali dengan cerita penulis tentang latar belakangnya bahwa siapapun bisa menjadi penulis..bagaimana perjuangannya san jatuh bangnnya di awal-awal masa kepenulisan. Kemudian penulis juga menambahkan apa-apa saja yang harus ada pada penulis. Ditambah motivasi-motivasi lain ala Afifah Afra untuk menambah semangat siapapun pembaca yang memiliki keinginan untuk menjadi penilis. Baik untuk menambah wawasan san bagaimana memperkaya ide.

Secara umum, buku ini merupakan handbook yang baik bagi pemula. Di dalamnya, diperkenalkan berbagai jenis pembagian wacana, serta elemen-elemennya. Memperkenalkan diksi dan gaya bahasa serta bagaimana lokalitas dapa menjadi titik pijak perhatian penulis. Pembaca akan dipaparkan mengenai jenis-jenis teks seperti cerpen, novel, artikel, esai, berita,d an lain sebagainya lengkap dengan karakterisik, unsur-unsur, serta contoh teks yang mendukung agar pembaca dapat mengetahui contohnya secara langsung. Tak lupa setiap bagian diakhiri dengan kiat sukses yang membuat penulis berlatih.

Tak hanya soal menuliskan, buku ini juga membahas masalah publikasi karya dan kiat-kiatnya melalui media massa dan buku. Pembaca juga akan diperkenalkan dengan jenis-jenis royalti dan bagaimana internet memberi peran penting bagi penulis, baik untuk riset saat menulis, media publikasi, maupun promosi. Penuis juga semestinya akrab dengan blog yang dapat menjadi sarana publikasi karya murah meriah.

Buku karangan Afifah Afra ini sangat bagus untuk penulis pemula dan cocok bagi siapapun yang ingin menjadi penulis, tidak terbatas kisaran usia. Wawasan yang diberikan bersifat meluas dan lengkap membahas sedikit-sedikit namun cukup untuk menambah wawasan. Bahasa yang digunakan penulis merupakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami sehingga pembaca tidak akan merasa bosan dalam membacanya.

Afifah Afra, sebagai penulis senior juga memberikan pengalamannya dalam kepenulisan, suatu contoh langsung yang diberikan sosok yang berpengalaman terhadap asam garam yang dilaluinya. Pengalaman biasanya lebih mudah dalam menguatkan pembaca dalam mengadopsi semangat juang yang dimiliki penulis.

Selamat membaca dan tersengat oleh seangat yang ditularkan buku ini!

Sabtu, 06 September 2014

Menangkap Senja

Sejak dulu, aku tidak berniat menangkap senja untuk foto khusus pin kebanggan Gycen itu. Aku punya rencana lain yang justru tidak kesampaian liburan kemarin. Iya, liburan singkat kemarin.

Hingga beberapa hari lalu, ide itu ada. Saya ingin memfoto pin Gycen dengan latar belakang senja. Karena rencana awal udah nggak mungkin didapat di Jogja. Kabar dari adik kos, senja dari lantai paling atas alias lantai enam perpusat itu senja yang teramat indahnya. Sempurna warna perpaduan jingga dan lembayungnya. Ia beberapa kali ke sana dan melihatnya dengan jelas. Saya yang dioleh-olehi barang fotonya saja sudah mupeng pengen ke sana.

Hingga pagi Jumat lalu, saat saya agak terburu ke kampus dan memastikan bahwa pin Gycen serta kamera sudah masuk tas, saya bertanya pada adik kos itu jalan ke puncak perpusat demi matarahari terbenam.

Sayang seribu sayang, pintu menuju sana katanya sudah ditutup. Dan...saya malah dituduh galau karena mencari senja.

Satu lagi kesalahan, selepas Fuzzy yang melebihi pukul lima, saya malah terlalu lama ada di sekre. Seharusnya saya mencari spot bagus untuk menangkap senja. Dan mengabadikannya dalam lensa. Pulang-pulang, adzan sudah berkumandang.

Senja di atas gedung D3 Elektro sebenarnya indah. Tapi entah mengapa saya tidak suka suasana ramai di sekelilingnya. Saya galau, bingung, mau tangkap senja di mana?

Saya memutuskan ke perpusat dan hanya bisa sampai lantai empat. Langit tidak lagi jingga, hanya lembayung yang tersisa. Ah sudah, biarlah. Daripada tidak sama sekali. Toh foto ini sudah diniati sejak lama, meskipun dengan background yang berbeda kala niat iu terbersit.

Kamera lawas Ayah kurang bersahabat. Berkali memotret, hasil jepretan jadi dengan tangan menekan tombol berbeda beberapa detik. Goyang, tidak pas, kabur, ah....

Hingga akhirnya saya menyerah mungkin setelah jepretan ke dua puluh. Saya memutuskan pulang. Mengejar pukul tujuh sampai asrama. Berharap sampai di asrama ada gambar paling mending buat dikasih ke gycen hari ini :")


Selamat 5 tahun Gradiator, tetap solid dan menyenangkan :'D
Semoga bisa menebar kebermanfaatan lebih banyak lagi dari waktu ke waktu di muka bumi dan tetap menjadi generasi yang membanggakan almamater, agama, nusa dan bangsa. Aamiin :')
*foto diambil saat senja, karena senja adalah saat ketika hari semakin menua dan beranjak ke ujungnya, namun ia menjadi indah dilihat bahkan dinanti banyak orang, semoga kita, GYCENTIUM CREDAS DISORATOR pun begitu, ya :")
*satu lagi, semoga bisa kumpul full team lagi, ya :")
love you as always, love you to the moon and back :') 


Jumat, 05 September 2014

Halo, Sudah Lama Tidak Bercerita Ya?

Halo, sudah lama tidak bercerita ya. Ahaha, kadang aku bermonolog untuk pura-pura ciptakan dialog. Apa kabar kalian?

Kalian tahu, belakangan aku merasa sedikit tertekan. Aku merasakan kultur kiasu di sekitarku yang entah mengapa melebihi kultur kiasu di sekolah kita dulu. Mungkin sebenarnya tidak, hanya perasaanku saja yang berlebihan. Kalian apa kabar? Ajarin aku kiasu lagi dong. Sampai kapanpun kita nggak akan bisa menyimpan situasi ya?

Kalian tahu, belakangan aku jadi ingin cerita banyak, juga ingin tahu banyak cerita kalian. Tentang kebiasaan, anak-anak TPA yang kalian ajar sepulang kuliah, kumpul bareng di masing-masing regional, organisasi-organisasi yang kalian ikuti, apapun. Aku terlalu kepo, ya? Ahaha begitulah, aku mencintai detil yang tentu tidak semua orang suka. Mungkin kalian tahu itu. Maafkan kebiasaan ini, ya.

Kalian apa kabar? Masih suka puasa daud? Masih suka dhuha ke masjid di sela kuliah? Apa kampus kalian dekat masjid yang cukup besar? Atau mungkin kos-kosan kalian. Kudengar dari teman perempuan yang bahkan tidak satu sekolah dengan kita, tapi sekampus dengan kalian, kalian jadi jarang shalat fardhu ke Masjid. Dia tahu dari teman lain yang katanya sayang sekali dengan kalian. Kuharap kebiasaan-kebiasaan dulu masih tertanam di benak kita. Ah, ini tamparan keras buatku juga sih sebenarnya.

Kalian apa kabar? Masih suka begadang sampai malam? Aku disini lemah banget sama ngantuk. Belakangan aku ngantukan banget di kelas. Entah mengapa. Sekalipun masih jam-jam awal masuk kelas. Payah banget ya. Kalian mungkin nggak. Doain ya biar aku juga nggak ngantukan kayak kalian, hehe...

Kalian apa kabar? Bangga dan bahagia rasanya melihat kalian mulai bersinar dengan cara kalian sendiri. Kagum, juga senang. Kalau bisa rasanya pengen main dan ketemu deh. Terus denger cerita-cerita kalian yang banyak. Yang bikin kita nggak pengen melewatkan malam dengan sedetik pun mata terkejap.

Hei, masih ingat delivery? Masih ingat traktir-traktiran giliran yang harus delivery karena kita susah buat keluar asrama? Masih lah ya. Lama banget nggak kayak gitu lagi. Dunia kuliah jauh lebih bebas daripada pagar dijaga satpam itu.

Senang rasanya kalau lihat aktivitas kalian di dunia kalian yang sekarang. Kuliah, organisasi, dan hal lainnya. Aku melihat kalian banyak belajar dan berproses di dalamnya. Seru yah tentu di sana :") Hihi, tahukah kalian kadang mau nggak mau kalian bikin aku ciut juga loh. Makin merasa butiran debu, atau kalo kata salah seorang teman, kayak butiran jasjus *kenapa yah jasjus banget, ahaha.

Eh, tiba-tiba aku ingat segala ramai dan pojok sekolah itu. Ah kapan terakhir ke sana? Kalau aku November lalu. Terhitung baru kalau dibandingkan dengan kalian yang ada di Sumatera atau region Indonesia Timur. Kumpul yang banyakan terakhir Januari lalu. Ah, kapan ya bisa kumpul ramean lagi? Tapi yang lengkap. Bahkan masih banyak orang yang terakhir kali ketemu ya pas wisuda itu. Dan...kapan bisa memulai percakapan dengan baik dan lancar ya?

Kadang aku takut. Aku takut ingat dan aku sendirian. Meski kita nggak boleh terjebak masa lalu, tapi kadang kangen itu menyergap. Dan rasanya seneng aja kalau baca tulisan-tulisan kalian atau tiba-tiba ada yang sms kalau lagi kangen. Kangen kita bertemu pada doa, ya :")

Kalian kalau lagi banyak pikiran biasanya ngapain sekarang? Di dunia yang tanpa ada batas pagar asrama dan sekolah, banyak hal yang bisa dilakukan, bukan?

Sudahlah, sudah cukup larut sekarang. Aku berharap ada kesempatan di mana Allah mempertemukan kita pada satu titik berseratuslimabelas lagi. Tidak kurang siapapun. Nambah keluarga masing-masing boleh deh. Tapi seratuslimabelasnya lengkap ya *maksa.


nggak sengaja kebikin, tadinya bukan mau bikin ini, serius deh.
lantai dua rumah yang cat dan tangganya mirip gedung Z, 0.19 AM




Minggu, 31 Agustus 2014

Implikasi Merasa Allah Hadir

"Merasa Allah hadir ketika shalat tapi tidak merasakan kehadiranNya saat piket asrama, itu juga bentuk sekulerisme. Sama halnya dengan IP, apa masih kuliah asal-asalan dan setengah hati?"

Bang Arief, NLC 2014

Ah, super makjleb. Apa kabar IP? Apa kabar drive to be excellent ? Baiklah, IP emang bukan segalanya, tapi apa emang iya usaha udah maksimal? Yakin sudah adil menempatkan semua sesuai porsinya menurut kacamata Allah?
Liat tuh Fit, temen sebelah selama empat semester yang udah dijalani ini (Baca : status Retas).

Ah ya Allah, apa seperti ini termasuk mendustakan nikmatMu?

Sabtu, 30 Agustus 2014

Wishlist

sedang tertarik baca buku ini :"

[img:Sabtu Bersama Bapak]

sumber gambar dari sini. Penasaran sama isinya bisa liat celoteh orang-orang di sini.

Kamis, 28 Agustus 2014

Ibu Rumah Tangga, Ph.D

"Anak saya suatu ketika pernah bertanya, 'Pa, aku boleh nggak jadi ibu rumah tangga?' 
Saya jawab, 'Boleh, Nak. Tapi kamu harus sekolah setinggi-tingginya.'
Mengapa demikian? Istri saya, dia dosen dan sudah kuliah sampai S3. 
Kalau untuk mengajar orang lain saja  S3, logikanya, masa untuk mengajar anak sendiri tidak dengan kualitas pendidikan tinggi?  
Logika saya masuk, tidak?"

Kami tercekat sejenak. Kemudian riuh tepuk tangan terdengar.

Pak Arief Munandar, suatu ketika saat NLC2014

Jangan Cintai Aku Apa Adanya

"Satu hal, jangan cintai aku apa adanya."

Kami terdiam, menunggu kalimat itu tuntas setuntas-tuntasnya.

"Karena aku nggak mau kalian memaklumi kekurangan-kekurangan aku. Kalau aku salah, kalian bilang, biar aku juga belajar memperbaiki diri. Kita sama-sama membangun. Kita harus saling belajar dan mengingatkan."

Ah...Ammah Tika :')


27 Agustus 2014
"waktu itu aku duduk di belakang kalian, terus tiba-tiba perasaan itu hadir. Saat itu aku menyadari bahwa aku...mencintai kalian :')"
semua kutipan disini kata-kata Ammah Tika, mungkin redaksinya nggak plek blek sama *baiklah, saya gabawa recorder btw-_-, tapi isinya, insya Allah saya pastikan sama :)