Sabtu, 28 Juli 2018

28 Juli

Ada banyak hal yang terjadi seputaran 28 Juli. Tahun lalu.

1. Aku mengirim paket ke Tangsel untuk Maryam. Mengirim kemarinnya, sampai 28 malam. Aku masih mengingat bertanya soal nama kecamatan atau kelurahan di sekitaran Ciputat, karena aku memastikan kode pos alamat Maryam yang kucomot dari buku tahunan. Buku tentang kota karena terpikir Maryam anak planologi. Sempat kupos di IGstory dan ada dua DM yang aku ingat lahir dari situ. Tentang buku anak obrolannya.

2. Kabar duka Shofi.
Rasanya masih sedih mengingat kabar duka sore itu. Hari ini, saya masih mengingat semangat Shofi yang terpancar jelas di wajahnya. Yang kalau kata Indah, Shofi nggak melewatkan kesempatan berbuat kebaikan begitu saja. Dia akan ambil. Seseorang yang bercita-cita tinggi yang bukan peragu. Shof, semoga Allah mengizinkan aku untuk meneladanimu. Semoga Allah memberi rahmat tak terhingga serta kasih sayangNya jadi pelindungmu.

3. Kelahiran Migu, putri Ammah Intan.
Sebagaimana lawan kata, Allah tunjukkan kuasaNya hari itu. Ada garis kabar kehidupan yang selesai. Dan ada yang baru dimulai. Masih teringat cerita Ammah Intan soal membangun bonding keluarga (bertiga antara Ammah Intan, suaminya, serta putri kecilnya) pasca melahirkan (masih di RS). Semoga tumbuh menjadi anak shalihah ya Migu :)

4. Bekup-Perpustakaan Kota Depok-Menerabas Genangan untuk Servis HP
Di bulan pertama setelah lebaran, Tebi udah mulai daftar-daftar agenda-agenda startup. Kalau dipikir-pikir ternyata cepat juga ya. Agenda pertamanya semacam sosialisasi sama materi awal di perpuskota Depok. Aku dan Abidah jadi bagi tugas, Abidah takziah ke rumah Shofi, aku ke agenda bekup ini. Lalu baru pertama kali ke perpuskota Depok dan cukup membuat tertarik. Pulangnya hujan dan aku kira ngga segede itu, jadilah aku  ke tempat servis HP dan cukup basah sampai lokasi. HP ditinggal dan karena tanpa kabar, rupanya cukup membuat khawatir.

28 Juli tahun ini,
poin 1, aku mengirim lagi untuk Maryam. dan surprisingly aku ndak perlu mencari alamat Bandung dan alhamdulillah kiriman dadakan kemarin bisa sampai tepat hari ini. Aih jadi refleksi juga karena tahun lalu Maryam belum ada kabar-kabar menikah (selanjutnya dia menikah Februari ini). Kemarin aku terharu sekali waktu nulis doa yang lain dari sebelumnya; semoga jadi istri shalihah :"
poin 2, aku sedih mengingat setahun belakang, progress baik apa yang sudah kulakukan yang kubenchmark dari Shofi? Sudah seberapa serius mengingat kematian?
poin 3, lama nggak menjenguk Ammah Intan, dan refleksi juga soal berkeluarga jadinya. Aku masih ingat cerita Ammah dari soal proses, kemudian menikah, galau karena jam kerja yang berbeda denga suaminya, perjuangan buah hati, sampai akhirnya dikaruniai Migu.
poin 4, baru nambah sekali sih ke perpus kota depok lagi, sisanya, aku jadi mengingat bahwa banyak juga yang terjadi di sebulan pertama development tebi rupanya

sekian.

Ada Allah.

"...Apa yang engkau kira dengan nasib dua orang, sementara yang ketiganya adalah Allah?" 
Kata Rasulullah pada Abu Bakar dalam Gua Tsur, ketika bersembunyi dalam perjalanan hijrahnya, sementara ada orang Quraisy di depan gua yang sedang mencari keduanya.

-sebuah penggalan hadits Muttafaq 'alaih

Jumat, 27 Juli 2018

Beberapa Hari Belakangan Ini


"Fitri senyum dong...."
.
.
"Yeeey Fitri akhirnya senyum..."
.
.
"Sehat Fit?"
.
.
"Ummi, ummi lagi di mana?"
.
.
"Mi, kalo aku ngaji aku jadi inget Ummi. Paling ngerti emang...."


Terima kasih sudah meminta senyum, padahal aku tahu yang bertanya lebih runyam pikirannya. Terima kasih untuk tidak pernah menyerah mendapat kabar baik, juga sepotong senyum. Terima kasih sudah memberi kejutan yang menyenangkan. 


Aku,
Yang kadang di Depok ini merasa asing
Terima kasih telah menjadi begitu bersahabat
Terima kasih untuk beberapa hari ini
Nasehat-nasehat yang pernah kutulis memang sulit untuk diimplementaskan rupanya

p.s : Ummi di situ bukan bermakna ibuku dan bukan kata-kataku

Selasa, 24 Juli 2018

Menahan

Hidup ini sejatinya menahan. Menahan diri dari rasa enggan melaksanakan perintahNya. Dan menahan diri melakukan laranganNya. 
--seseorang, Jumat kemarin
Fitri,
sedang menahan tiga pertanyaan pekan lalu

Sabtu, 21 Juli 2018

The Little Prince; A Heartwarming Movie

Le Petit Prince, salah satu film yang berkesan. A heartwarming movie. Film yang lebih kumengerti daripada bukunya. Bukunya termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia; konon pernah disadur dalam 230 bahasa asing. Aku sendiri punya versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris; yang Bahasa Inggris dikasih Arum, koor Jurnalistkku masa Aliyah sekaligus roommate dan salah satu tempat nebeng kalau ke Bandung. Waktu lihat terjemahannya di toko buku Jepang juga sempet foto. Padahal waktu itu belum tahu ceritanya.























































Ditonton 1 September 2017. Kayaknya waktu itu idul adha deh. Libur. Lalu tak lama kemudian ke Tasik nikahan Kak Kai dan Kak Wahyu. Padahal diceritain film ini sama temen-temen FLP udah lama, mungkin belum ambil skripsi kali ya pas itu.

Time flies, waktu berjalan cepat sekali.