Minggu, 08 Juni 2025

LPDP Substansi Preparation Takeaway - Catatan Persiapan Tes Wawancara LPDP

Alhamdulillah, terlewati juga ujian substansi LPDP kemarin. Aku berterima kasih kepada banyak pihak yang membantu seluruh proses, memberi tips, dan saling mendoakan dan menyemangati :")

Di sini aku mau list ide pertanyaan apa aja dari teman-teman yang menemani prosesku bertumbuh dalam persiapan interview kemarin. Siapa tahu berguna juga buat orang lain.

Nisa PS

  1. Gimana persiapan di dunia akademik -> baca jurnal tiap bulan 1, iu jawaban versi dia. Jujur aku pas ditanya ini panik, padahal kalau diinget-inget aku udah pernah tahu ada pertanyaan ini. Tapi ya emang hectic pisan ternyata yah jeda TBS ke Substansi tuh ya Rabb
  2. Bentar nis...kita kemarin ngobrolin apa lagi yahhh, udah hampir 1 bulan deh ini kayaknya, mesti buka catetan lagi

Yara

  1. Ditanyain tuition fee -> jadi mesti tau, karena kita kayak dimodalin segini besar nih, aware nggak sih dengan hal tsb, apakah bener bisa mengembalikan investasi ini ke Indonesia
  2. Bawa portofolio (ini aku pertama tau dari mentor RK, Mas Hanif)
  3. Eksplor satu poin kelebihan/kekurangan, dijelasin

Mockup Grup-grup gitu (bukan aku yang dimockup, niat nonton eh malah jadi panelis). Insight dari Kak Anastania Mellinda.

  1. Sapa panelis duluan, ini membantu mencairkan suasana di awal
  2. Siapkan closing
  3. Udah pernah ke luar negeri sebelumnya? Ngapain/dalam rangka apa ke sana?

Riri

  1. Tema 
  2. Topik tesis
  3. Dampak penelitian itu ke Indonesia
  4. Kenapa mau ambil topik itu
  5. Kamu tertarik dengan banyak isu pada topik tersebut, mana yang paling kamu tertarik, kenapa? 

Mbak Rani

  1. Apa value yang kamu pegang dalam hidup? Jujur aku tuh udah baca pertanyaan ini tapi aku bingung jawab pertanyaan semacam ini. Sampai akhirnya aku dapet dan paham kalau ini kayak prinsip/motto dalam hidup gitu. Akhirnya aku ambil hal yang pernah aku taroh di motto pas aku jadi pembiacara wkwk, Lakukan kebaikan walaupun kecil, karena kebaikan apapun akan berbalas kebaikan pula. Itu inspirasinya dari ayat terakhir Surah Al Zalzalah, bahwa Allah akan membalas kebaikan/keburukan walau hanya sekecil biji dzarrah.
  2. Saat nyebut tujuan S2 untuk apa, mention secara jelas kalau kamu butuh ilmu/titel/skill/ itu nantinya untuk berkontribusi ke Indonesia, karena meski dalam kepala kamu tujuannya emang untuk kontribusi, ya tanpa dikatakan, para panelis belum tentu bisa menangkap itu
  3. Jangan terlalu teksbook sama essay, karena tujuan interview beasiswa tuh ya mereka pengen lebih kenal kamu, 
  4. Ketika ditanya hal apa yang disesali selama hidup, kalau bingung bisa jawab yang agak normatif misal "Saya selalu berusaha tidak menyesali apapun dalam hidup saya." Atau bisa disambungkan dengan keberhasilan dengan mengemasnya begini: casenya aku bertahun-tahun ikut lomba yang sama ga pernah lolos. Akhirnya di tahun ke-6 aku lolos. Nah bisa dikaitkan bahwa aku menyesal di tahun sebelumnya aku pakai strategi yang sama. Padahal ternyata kalau aku mencoba cara lain dan menberanikan diri menanyakan dan meminta saran dari orang yang ahli, masukan itu akan sangat bermanfaat untuk karyaku. 
  5. Kalau ditanya studi plan bisa eksplor ke aktivitas nonakademik juga
  6. Kalau menjawab pertanyaan mata kuliah apa jangan berhenti mentioning aja, tapi bahas juga mata kuliah ini kenapa sih, bisa belajar apa, bisa dukung kamu jadi apa, dst

Karena Mbak Rani ini guru writing IELTS, jadi memang POV semua jawaban harus ada penjelas, harus punya alasan ini bikin kesadaran komprehensif untuk kasih jawaban yang utuh, dan bukan mengandalkan asumsi semata kalau orang paham apa yang ada di kepala kita. 

Teh Afi

  1. Aku lupa dapet insight untuk harus mempersiapkan teori-teori sastra dari siapa. Terus nanya teh Afi. Meski beliau nggak ditanya ini, akhirnya dari Teh Afi dapet insight buat cari tahu teori sastra atau minta rangkumannya via mesin cerdas.
  2. Dapet pengalaman secara umum soal cari kosan etc karena aku dengar-dengar memang ada yang ditanya persiapan teknis soal kalau udah keterima nanti gimana
  3. Dapat pengalaman beliau persiapan apa aja dalam rangka ninggalin anak, plan seperti zoom/read aloud sama anak, plan timeline penting seputar sekolah, dsb.

Kak Nita                           

  1. Sebisa mungkin sebut nama panelis agar mereka merasa dilibatkan dalam percakapan yang kita lontarkan
  2. Bawa alur wawancara seperti ngobrol santai, dengan nada bicara yang santai tapi bisa ngasih penekanan-penekanan di keypoint penting dalam jawaban kita
  3. Wawancara beasiswa sebenarnya lebih mudah daripada wawancara kerja, karena di wawancara beasiswa panelis mencari orang yang mau belajar, bukan orang yang se-ber-kapabilitas itu.
Mbak Alva
  1. Dapat gambaran periode pengerjaan tesis dan apa preferensi kampus terkait pengerjaan tesis. Misal di CLL UofG, dalam jangka waktu 3 bulan, mereka prefer yang tidak perlu mengambil data karena berkaitan dengan pengurusan ethics yang bisa memakan waktu.
  2. Dapat gambaran pengembangan sastra di era digital, gimana memang gambaran sastra saat ini tuh butuh disesuaikan dengan generasi saat ini yang merupakan digital native. Adaptasi sastra ke versi digital tetap bisa dibuat untuk menggenerate critical thinking, misal anak bisa memilih step atau alur selanjutnya. 

Hem, segitu dulu aja ya nampaknya ini udah nggak efektif aku nulisnya. Kalau aku keinget lagi poinnya insya Allah akan kuedit dan kuperbarui. Insya Allah bagian interviewnya aku tulis di postingan lain.


Terima kasih khususnya untuk nama-nama yang kusebutkan di atas, karena sungguh kalian banyak memberiku wawasan seputar interview. Semoga Allah balas kebaikan kalian dengan yang lebih baik lagi. 

Dan untuk kalian yang datang, terima kasih sudah mampir!