Senin, 18 November 2024

Juggling

 Juggling with, juggling without. 

Afraid with, afraid without. 

All of this needs struggling, in many different forms.

Just keep faith in Allah's way.

##menahan diri enggak nyamper Kaisa huhu

Sabtu, 09 November 2024

Gagal

Gagal itu enggak apa-apa. 

Merasa sedih juga enggak apa-apa. 

Gagal juga bisa dirayakan, kalau kamu mau. Menghabiskan waktu bersama yang kamu sayangi, menikmati makanan murah meriah pinggir jalan. Ditemani bersama-sama, ada mereka yang kalah-menangmu tetap mendukungmu, kadang-kadang lebih dari cukup. 

Aku ngerti kamu punya keinginan, yang di saat yang sama, hadir bersama ketakutan, kekhawatiran, rasa minder, 

tapi aku juga tahu kamu enggak mau nyerah tanpa nyoba, 

buat orang-orang yang kamu sayang, kalah-menang, lulus-enggak, nggak akan mengubah definisi menyayangimu.

dari POV-nya Allah, usaha dan proses menjalani seluruh proses punya nilai yang lebih berharga ketimbang hasil. 

Kalau kamu tahu, dan yakin, bahwa memasrahkan semua kekhawatiran dan kebingungan pada Allah sudah jadi puncak pengalihan kegelisahan

dan mau terus berusaha berjuang, meski suka banyak kerikil menghadang, 

dan kamu paham betul yang kamu perjuangkan bukan buat dirimu sendiri, you have your own bigger purpose, to show Islam's light in your own way. 

Somehow, masa Allah nggak akan bantu? 

Kalaupun bukan jalan yang lagi diperjuangin saat ini, Allah akan kasih jalan lain. 

Tugasmu hanya yakin. Berserah, pasrah, berusaha, sebaik-baiknya. Memohon, seberat apapun rasanya. 

Sejauh ini masa mau nyerah? Capek nggak apa-apa. Istirahat nggak masalah. 

Tapi jangan pernah lelah buat terus berusaha ditemenin Allah, dalam segala lika-liku perjalanannya. 

  -Aku yang takut, November 2024. 


Minggu, 03 November 2024

Random

 "I am tired of being strong." 

A thought came to my mind. Not for the first time, I guess. However, this sentence wraps up the past two weeks. Despite the ups and downs of struggling, unstoppable activities, and feelings of keep trying and did not get the result yet. *sigh

#####

Bagaimana bahasa menyampaikan rasa? 

Bagaimana gabungan kata terima dan kasih bisa menyampaikan ungkapan syukur sekaligus penerimaan di saat yang sama. Bagaimana dua frasa ini, dalam versi terjemahannya di seluruh dunia, bisa punya keterikatan rasa dan pemaknaan yang dalam jika tidak sekadar diucapkan sambil lalu, tetapi diresapi, terutama ... jika diucapkan untuk diri sendiri. 

Terima kasih. 

It sounds like, please accept my expression, how I  love you expressed a combination of keep going, no matter how hard the day is, how tired your body is to maintain your energy, and how noisy your brain is. Furthermore, how to always try to accept every role and every surprise thing, especially those that are beyond your control.  

And you and I are the same person: still, yourself.




Senin, 28 Oktober 2024

Kehidupan, dan sawang sinawangnya.

Kehidupan, dan perjuangan tiap orang yang nggak pernah kita tahu detailnya. 

Kehidupan, dan rasa syukur yang perlu terus diupayakan.


Kamis, 19 September 2024

Kecil

Setelah merasa tidak banyak membandingkan hidup dengan orang lain kecuali urusan karya, datang juga hari ini. 

Nggak tahu bagaimana mulanya, tapi kayak, tiba-tiba aku auto merasa kecil, bahkan miskin. 

Ih geura padahal mah banyak nikmat yang udah Allah kasih. Manusia, manusia. Malu sebenarnya nulis dan merasa gini juga. 

Tapi, perasaan kan valid. Dengan seluruh dinamika yang aku rasakan. Aku benar-benar gak nyaman merasa seperti ini. Tadi page ini sudah kututup. Tapi tak tenang. Kubuka lagi akhirnya. Aku butuh memproses perasaan ini agar tidak jadi singa tidur dalam diri. Kalau belum kulepaskan, aku hanya cari pelarian dengan aktivitas lain atau memaksa tidur.

Di tengah kesepian dan kesibukan fana yang kubuat-buat, kalimat-kalimat itu datang juga. Menjadi dewasa di era kapitalisme memang persoalan besar. Sudut pandang manusia, cap 'pinter cari uang' skala manusia. Ah, capek. 

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya diam. Menyiksa diriku sendiri sekaligus menguatkan diri. Kalimat-kalimat yang baru kudengar kuputar ulang di kepala. Bibit-bibit yang merayapi hati kuurai lagi, kuobati lagi, kuurai lagi, kuobati lagi. Sampai memaksa bicara karena takut Kaisa ketiduran di jalan.

Ya Allah, jadikan aku hamba yang selalu merasa cukup dengan memilikiMu.