Sudah lama sepertinya tidak menulis seperti ini. Mengawalinya dengan: Dear, Langit.
Aku mau bilang kalau hidup itu lucu. Tapi otak rasionalku langsung membantah. Sebenarnya tidak begitu, bukan? Allah merencanakan hidup yang sesuai dengan kita, bukan buat lucu-lucuan.
Yah, tapi kamu mengerti kan maksudnya.
Kadang hidup di atas, kadang di bawah. Sering nano-nano.
Cuma satu yang Allah minta: bersabar dan bersyukur. Dua deng jadinya.
Barusan aku telepon satu jam lebih bahas sesuatu sama teman. Kadang, hal yang enggak pernah terpikirkan olehku Allah sodorkan pelan-pelan. Kadang, hal yang diperjuangkan mati-matian gak ada hilalnya. Mungkin ada, tapi belum aja. Mungkin ada, entah kapan. Atau mungkin, tidak ada hilal ini adalah hilal untuk tegaknya diagnosa: belum jalannya.
Manusia punya banyak keinginan. Sementara, rupanya ada masa bosan memperjuangkan keinginan.
Kalau begitu, apa hal tersebut tidak pantas disbeut keinginan, bahkan mimpi?
Bukankah bosan itu wajar? Stuck dan gatau mau ngapain juga mungkin terjadi?
Entahlah, melelahkan memang jadi dewasa.
Gelap terang bergiliran menjelang.
Ya Allah, rasanya aku sangat bodoh, dan masih banyak kurangnya. Tolong bimbing ya Allah, bersamai, bersamai.
Oya, hari-hari belakangan rasanya sepi sekali. Sepi, huhuhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar