Terasa lagi, sulitnya menyayangi orang yang dibutuhkan banyak orang ketimbang menyayangi orang baik.
Entahlah, mungkin memang menyayangi orang itu susah ya.
Di tengah perasaan campur aduk, kecewa, dan merasa tidak penting, Aku teringat Nabi, lalu para sahabat Nabi. Gimana ya rasanya dulu para keluarga sahabat, istrinya, anak-anaknya. Kalau ada panggilan jihad, kalau ada panggilan amanah dakwah. Yang mesti segera, yang sulit jika ditunda, yang tak bisa dikalahkan hawa nafsu inginnya manusia. Karena kontribusi untuk ladang dakwah adalah amalan yang tiada batasnya, mahkota kewajiban.
Benarlah kata Kak Big semalam. Kalau beliau bilang, akar dari perasaan bersyukur adalah perasaan tidak pernah memiliki. Mungkin menyayangi orang pun demikian, sekalipun itu keluarga, terdekat sekalipun.