Buku Feminitas Jalan Pulang Fitrah Bunda
Halaman yang dibaca: 57-66, Bab Mendidik dengan Cinta dan Kasih Sayang
Insight yang didapat:
- Tingkat perasaan paling rendah adalah takut, paling tinggi adalah cinta/mahabbah
- Rasa takut berlawanan dengan cinta, dan tidak ada jalan pintas untuk tumbuhnya cinta. Banyak orang tua yang tergesa-gesa ingin melihat hasil sehingga menakut-nakuti anak bahkan mengancam atas nama mendidik anak
- Penting bagi kita menghidupkan cinta dan kasih sayang, karena setiap ibu rawan terkikis cintanya akibat kesibukan. Penyakit rutinitas (aktivitas harian ibu) sering membuatnya kehilangan makna.
-Allah adalah sumber cinta, maka mintalah cinta pada Allah, agar kita mendapatkan cinta dari sumbernya. Jika kita mengambil sumber cinta dari Allah, tidak mungkin rasa cinta kita kepada selain Allah lebih tinggi dari pada cinta kita pada Allah. Inilah tanda iman kita benar.
- Jika kita menginginkan diri dan rumah tangga kita serta pendidikan anak-anak dapat dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang, maka kita perlu mendidik diri dan keluarga kita untuk mencintai Allah dulu.
-Jika kita mencintai dan memuliakan Allah, maka cinta dan kemuliaan itu kembali ke kita.
- Iman atau aqidah adalah akar bagi tumbuh tegaknya cinta. Maka, pendidik perlu menjadikan hal ini sebagai prioritas pertama dna utama dalam pendidikan. Ketika pendidikan iman tebengkalai, maka aspek cinta dan kasih sayang ikut terkikis, karena sumber dari subutnya cinta dan kasih sayang dalam diri kita adalah iman.
- Jika kita menguatkan pendidikan cinta kepada Allah, maka sebenarnya ita bisa membuat anak nantinya takut pada Allah. Sebagaimana orang yang jatuh cinta takut membuat orang yang disayanginya marah, sebal, atau tidak suka. Pecinta sejati adalah penakut yang luar biasa. Oleh karena itu kita tidak perlu khawatir mengajarkan cinta Allah pada anak-anak kita.
Syaangnya, salah satu kesalahan pendidikan kita adalah ragu-ragu dan penuh cemas mengedepankan pendidikan penuh cinta dan kasih sayang. Ketakutan kita sebenarnya didahului perasaan buruk sangka pada Allah. Sebagian orang mengutamakan pendidikan dengan menakuti anak agar dalam beragama, juga lebih mengutamakan indikator yang terukur (jumlah hafalan, shalat, dsb-ketika cinta bukanlah sesuatu yang terukur). Sikap menakuti anak akan sulit melahirkan anak yang cinta pada Allah.
-Sumber kedua dari cinta dan kasih sayang adalah rasa syukur. Syukur bukan hanya ucapan, melainkan justru perbuatan mendayagunakan nikmat yang sudah Allah beri agar nilai kebaikannya bertambah. Orang-orang yyang kurang atau tanpa syukur akan kesulitan melahirkan rasa cinta dalam dirinya.
-Dahulukan sykur dan prasangka baik agar tidak terlalu waspada atau mudah berpikir negatif. Apalagi ibu adalah sumber cinta dalam keluarga. Banyak bersyukur akan membuat cinta dalam diri semakin menguat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar