Minggu, 24 November 2013

Karena Terkadang, Bertemu Hanya Menggandakan Rindu

Aku terbangun dan kamar sudah gelap. Itu artinya aku baru bangun dari tidur tidak sadar ketika langit mulai menggulita. Menyadari hal itu membuatku sadar bahwa saya bertemu kembali dengan perasaan itu : perasaan sendiri dan udara yang semakin sesak terasa. Aku benci perasaan ini.

Aku sudah tahu sebelumnya. Tapi aku nekat untuk melanggarnya. Sudah tahu bahwa bertemu hanya akan menggandakan rindu. Bahwa kalian memang berharga dan aku seakan tak rela melepasnya. Tapi waktu berjalan, dan aku harus menghadapinya.

Maryam bilang, rindu yang tak terucap hasilnya menyesakkan. Aku tidak bisa untuk bilang tidak. Karena memang begitulah adanya. Masa lalu adalah sesuatu yang paling jauh dari kita. Aku tidak bisa menyesap hangatnya lagi, bukan? Tapi untuk beralih pikiran rasanya sulit, sulit sekali akhir-akhir ini. Sekali lagi, aku benci pikiran dan perasaan ini.

Aku sadar, seminggu terakhir ada pola hidup yang berubah. Ada monolog-monolog yang kembali menghujani isi kepala, lebih dari sebatas monolog yang biasanya hanya terucap ketika aku pulang malam dan sendirian di jalan. Kata favorit yang kuketikkan di laptop. Juga ke-riweuh-an sepanjang satu minggu terakhir. Minggu terbolak-balik yang pernah ada : Jogja-Jakarta-Serpong-Jakarta-Jogja, dan Jogja-Bandung-Jogja dalam satu minggu. Lelah fisik dan ternyata juga...lelah hati :". Harapan tentang pembatas jalan. Rasa bosan pada tugas dan jadi mengutamakan hal-hal yang tidak utama. Persiapan makrab IAIC Joglosemar, perang hati yang akhirnya sedikit kuceritakan pada teman. Hal-hal di luar kebiasaan.

Kepada hujan, kepada jarak, kepada angin, kepada laju kereta, kepada bulan, kepada malam, dan terutama kepada doa. Kutitipkan rindu untuk mereka semua. Mereka-mereka yang aku sayang, mereka-mereka yang aku buatkan harapan agar semuanya baik-baik saja --dan tentunya harapan yang tidak bisa aku tulis di sini :"). Sekali lagi, itu yang selalu aku takutkan, aku takut bila bertemu hanya menggandakan rindu. Tapi lebih dari itu, rasa sayang pada kalian selalu ada di atas rasa takut itu. Kepada beberapa hal mungkin ada pengecualian. Tapi di atas apapun, aku sungguhan sayang kalian semua. Seperti perbincangan dengan Riri siang tadi, juga tentang tumblr-nya yang sangat menggambarkan perasaan kami.   Hai kalian semua, semoga selalu baik-baik saja, ya :) Semoga Allah selalu melindungi dan merahmati setiap jejak langkah yang sudah dan akan kalian lalui. Meski tidak bilang, bukan berarti tidak sayang kan? Tidak bilang bukan tidak perhatian kan?

-random banget ya, kalo ketemu Pyan dan dia bilang blog elu galau banget, baru aku iya-in. Kalo pas roadshow kemarin dia bilang gitu..aku masih ga terima :P. Huffft, padahal udah janji nggak mau nge-random lagi ._.

3 komentar: