Kamu pergi.
Aku tak mengapa.
Seperti perasaan yang terlalu biasa.
Sebagimana rasanya pergi sendiri ke kedai-kedai makan yang biasa didatangi orang bersendagurau bersama rekannya.
Seperti kala aku duduk di tempat dengan empat meja. Untuk sendiri. Karena kedai tak biasa menerima tamu yang hanya datang seorang diri.
Ya, seperti itu.
Jadi aku melangkah gontai, melepas penat, mengatur nafas, menguatkan langkah.
Atas peluh yang tercipta atas kemauan sendiri.
Juga upaya pergi dan bertahan sejak pagi.
Melakukan hal yang tak biasa dilakukan orang kebanyakan, terutama di jurusan.
Aku menghela nafas panjang.
Saat ini, mesti ke mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar