Barangkali kita berhutang terlalu banyak syukur pada Tuhan atas segala nikmat sehat yang Ia beri.
Siang tadi saya ke rumah sakit. Menjenguk ibu seorang teman. Ketika menaiki lift dari lantai G, lift berhenti di lantai 1 dan masuklah seorang Bapak yang mendorong kursi roda : ssepertinya istrinya. Bapak itu diiringi oleh seorang gadis kecil yang mungkin baru kelas 2 SD. Langkah si Gadis waktu keluar lift terlihat riaang; walau saya menakar dalam hati seberapa sedih hati anak itu mengetahui ibunya sakit.
Saya memasuki ruang rawat inap ibu teman saya. Wajahnya membengkak, terlihat jauh lebih berisi dibanding ketika kami menjenguknya sekitaran dua minggu lalu di rumah sakit berbeda. Tensinya sempat mencapai angka 220. Suntik insulin sehari lima kali. Saya tidak bisa terbayang bagaimana teman saya begitu sabar menghadapi takdir yang Allah berikan padanya. Entah bagaimana.
Saya berpikir. Bagaimana kalau saya yang ada pada posisi itu. Bagaimana jika Ummi sakit dan saya harus bergantian dengan ayah menjaga, sementara kemudian ada adik-adik yang juga harus dijemput dari sekolah, sebagaimana teman saya itu.
Ah Allah, kalau semua orang diuji sesuai tingkat kesanggupannya, barangkali iman saya masih terlalu lemah untuk diuji dengan cobaan. Membayangkan kondisi itu saja rasanya jerih.
Allah, berilah kekuatan lahir dan batin, fisik dan non-fisik, materi dan non materi, kekayaan hati dan pikiran untuk teman saya dan keluarganya. Sembuhkanlah ibunya. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik penyembuh....
Teman-teman, saya minta doanya ya untuk kesembuhan dan kesehatan ibu teman saya :""
Tidak ada komentar:
Posting Komentar