Halo Zahra, apa kabar?
Tulisan ini kumulai pada 6 September 2016. Saat aku kangeeen banget sama kamu, kamunya lagi sibuk urusan Brunei dan banyak hal lainnya. Dan setelah kuobok-obok isi hardisk, satu setengah tahun terakhir kedekatan di asrama tidak pernah menelurkan foto kita yang berdua doang, ya. Padahal kita se-tim-sat lebih dari enam bulan. Dilanjut obrolan pas kamu mau nyiapin KKN dan setelahnya. Diskusi di kasur masing-masing sama teteh Ditta pas di kamar pojok nomor empat. Kamu yang suka numpuk buku, minta bangunin, begadang parah, sampai kamu yang sekarang.
Hari ini aku membaca postingan terakhirmu di blog. Maka aku selesaikan tulisan rindu ini untuk memelukmu dari kejauhan. Menyenangkan sekali membayangkan dirimu yang penuh ide dan sangat semangat memulai ide baru. Walau aku tahu ada saja yang bilang bingung sama kamu yang terlalu banyak ide dan urusan, tapi aku tahu, tahuuuu sekali semangatmu untuk perbaikan umat.
Halo Zahra, apa kabar?
Menyenangkan sekali sepertinya kehidupanmu akhir-akhir ini yang penuh gairah. Senang sekali mendengarnya, karena kalau aku melihat kaca, hal-hal itu yang sekarang kabur dari diriku untuk bersemangat memulai hal baru. Maafkan aku yang belakangan tidak menyapa, bahkan aku ragu menuliskan satu patah dua patah kata komentar di blogmu sebulan belakangan. Padahal kamu sendiri yang bilang, kan, kalau aku orang yang sangat senang komen di sana. Aku ikut mendoakan kebaikan untukmu, semoga Allah menguatkan pundakmu mewujudkan segala mimpi untuk perbaikan umat, beserta menemukan parter hidup terbaik untuk membantu bersinergi mewujudkannya.
Saling mendoakan dalam kebaikan ya Zahra.
Peluk jauh Deresan-Imogiri Timur.
untuk Zahratul Iftikar Jadna Masyhida,
di manapun ia berada saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar