Kamis, 08 Maret 2018

08/03/2018

8 Maret mengingatkan saya pada teman yang ulang tahun tanggal segini. Tapi baiklah itu tidak terlalu penting. Tanggal ini sejujurnya juga mengingatkan saya pada usia saya sendiri. Dan nampaknya kerap kali begitu di 8 Maret. Bulan ini pun saya perpanjang SIM, which means ternyata 5 tahun sejak saya bikin SIM itu sudah berlangsung dan terlewati, dengan banyak hal yang terjadi sepanjang saya asudah legal berkendara di jalanan rupanya. Dan lagi-lagi, karena batas expired SIM itu sama kayak kartu identitas cem KTP, maka perpanjang SIM itu juga menadarkan soal usia sih. Orang-orang di ruang tunggu perpanjang SIM aja ngeh soal hubungan usia ini. Ada yang nyeletuk, "Ini paasti semuanya pada lahir bulan April." Saya nyengir, walau saya yakin gak semuanya lahir Maret juga sih. Tapi mungkinn memang sebagian besar.

Bertepatan dengan tanggal ini juga adik bungsu saa sakit. Asmanya kambuh. Saya masuk setengah hari. Gantian dengan Ummi yang mulanya ada agenda pagi dan kemudian digeser agendanya jadi siang (karena agenda pagi saya yang ngga bisa diundur). Pulang saya ke rumah jadi mikirin beberapa hal sih. Tentang posisi keluarga, tentang sakitnya keluarga, tentang menjaga.

Saya sampai rumah dan Ummi sudah berangkat. Adik saya tadinya hendak dititip tetangga. Tapi ternyata dia nggak mau dan nunggu sendirian di rumah. Mulanya sampai rumah dia masih terlihat bisa disehat-sehatin sama badannya Walaupun nafasnya masih terlihat tersengal dan masih batuk. Menjelang satu jam kemudian, saat saya minta dia istirahat mulai keliatan deh kalau dia makin sesak dan nggak enak mau ngapa-ngapain. Khawatir juga sih soalnya nafasnya sudah lebih pendek daripada pas pagi. Sampai akhirnya dia baru bisa tidur dengan posisi duduk dipangku dan kepalanya nyender menghadap ke arah belakang pundak. Setelah dia struggling dengan berbagai posisi di kursi dan posisi sekadar menyender. Pikir saya, bisa ya ngerasa nyaman dengan posisi dipangku. Padahal dia udah segede itu dan kalo saya mikirnya kayaknya jg enakan tidur atau nyender (karena kalau sesak posisi tiduran gitu akan bikin lebih ga enak sih jadi enaknya tidur yg bantalnya ditinggiin atau posisi duduk) gitu. Tapi ternyata ini masih terjadi, ya, di usia dia yang segini. Biasanya kan yang nemplok ibu-ibu yang maunya digendong yang bayi-bayi gitu. Ternyata sampe usia 3 SD gini masih ada hawa-hawa begitu. Heu, jadi terharu.

Posisi begini membuat saya ndak bisa ngelanjutin hal-hal yang mestinya dikerjain. Ngga bisa pegang laptop juga. Maka kemudian dipasrahkan saja akhirnya. Ikutan lah tidur. Alhamdulillah kerjaan bisa ditunda malamnya. Tapi hal demikin bikin mikir juga sih. Strong banget ya ibu-ibu yang bisa bagi waktu dan perhatian antara aktivitasnya (saya ngga bilang aktivitas kerja doang, karena banyak aktivitas ibu-ibu lainnya). Dan nggak cuma waktu dan perhatian, tapi juga melibatkan emosi, perasaan, kesabaran, pikiran, tenaga, dan lainnya. Apalagi yang anak-anaknya banyak dan kecilnya barengan (jarak usianya ngga terlalu jauh). Masya Allah :"))

Siang menjelang sore ini juga (saat Fatih kemudian beringsut dari pangkuan dan duduk tidur dengan posisi yang tidak lumrah itu), Maryam, sahabat baik saya yang baru saja menikah menelepon. Menyenangkan sekali bertukar cerita dengan Maryam kemarin itu. Kayak udah lama ga ketemu. Ssebenarnya terakhir ketemu Februari kalau nggak salah, tapi yang bikin kerasa lama adalah karena dia baru saja menjalani hidup barunya yang serba baru:")

Atas segala hal yang terjadi pada hari ini, maka ya ini postingan hanya random menyaut apa-apa aja yang terlintas di 8 Maret. Mohon maaf jika nirfaedah. Tapi memang ingin menuntaskan apa yang mengendap di kepala. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar