Halo, apa kabar....diri?
Pagi ini memulai hari dengan perasaan tak nyaman dan tak tenang entah kenapa. Padahal semestinya pikirianku bilang aku bisa lebih tenang memulai hari pekan, dan bulan ini dengan segala hal yang terjadi di bellakang dan sudah lebih ringan menerimanya. Seperti banyak hal yang dikerjakan namun bingung mesti gimana. Entah, rasanya janggal sekali. Jadi kenapa aku menulis di sini ingin meruntuhkan segala beban dan ganjalan. Kadang aku takut tulisanku saat moodku buruk mempengaruhi orang lain. Aku sampai berpikir mau buka tutup blog saja, kayak jalur ke puncak. Mungkin aku protect lalu aku buka di akhir hari atau di akhir pekan, agar tak merusak mood orang yang membacanya. Kalau di awal atau di tengah hari, kan, gawat, masih banyak sisa hari itu yang perlu dijalani dengan perasaan yang baik. Pun aku juga pernah merasakannya. Jumat lalu, siang-siang, malah baca sesuatu, lalu jadi nggak enak perasaannya Sampai Kak Fahry bilang, Fit kayaknya ada beban yang besar-setela Kak Dimen, Laura, dan Abidah Senin lalu menanyakan hal yang mirip. Haha, orang-orang aja jadi nanya gitu ya.
Kuartal dua berakhir, semester satu berakhir. 2019 tersisa separuh.
Mengingatnya, membuat banyak ingatan lain. Seperti pertanyaan kuartal satu dan dua di kuartal tiga tahun lalu. Atau juga pertanyaan-pertanyaan di akhir tahun.
Sudah terlewat sekian purnama, rupanya.
Aku kangen melakukan sesuatu dengan semangat dan antusias. Rasanya sekarang kayak bingung. Bingung mulai dari mana. Bingung harus apa atau ngapain. Bingung bingung gakjelas yang bikin sebel. Padahal ya mau ini itu tinggal lakuin aja kan mestinya, biar kelar. Kenapa dibawa riweuh sendiri, terus nanti kesel sendiri. Ya Allah, bocah amat sih Fit. Kerjaan juga, aku jadi ngerasa polanya akhir-akhir ini penumpukan. Di akhir hari, di akhir pekan. Entah kenapa.
Pikiran juga jadi suka nggak tertata. Mungkin bener, muroqobatullahnya perlu, eh udah harus lagi inimah. Kadang aku jadi inget este dan environtmentnya, inget waktu sedemikian ngejar targetnya. Bareng-bareng, saling ingetin, saling support, saling tegang juga karena takut nggak kecapai atau didorong yang gak kira-kira targetnya. Tapi di sisi lain aku nggak mau tergantung sama orang juga. Kenapa hidup ini dijalani harus nunggu orang lain. Kenapa semangat untuk hidup sendiri tergantung orang? Kadang aku suka mikir, katakkata yang aku lupa dari siapa. Katanya kurang lebih, kalau nunggu orang lain untuk melakukan ini itu, pada akhirnya tidak akan tercapai. Ngubah sesuatu itu mulai dari diri sendiri. Itu yang bisa kamu kendalikan. Lalu aku jadi ingat materi niat 100% waktu siaware. Apa aku tu gak niat ya ini. Kenapa rasanya berantakan banget ntara apa yang emang aku butuh lakukan sama yang harusnya enggak. Entahlah....
Akhir-akhir ini pun banyak sekali yang mau kutulis. Dan bukan yang random-random sebenernya. Mayan berfaedahlah untuk ukuranku buat diri sendiri, haha. Pelajaran dari lingkungan, ayah ibu, ketenangan dari teman, dan lain sebagainya yang membentuk diriku hari ini. Tapi terhenti sampai draft baik di blog maupun di kepala. Ada juga yang baru judul doang. Ah momennya nanti udah gak asik banget kayak pas baru muncul di kepala. Tapi entahlah..
Kadang aku nanya sama diri sendiri, apa sih prioritas hari ini Fitri? Kok kamu kayak gak semangat, bingung, nunggu momen dan waktu mulu bukannya menciptakan, padahal baru buat diri sendiri loh. Katanya mau berubah jadi lebih baik.
Juga fase transisi tim. Menantang tapi khawatir. Hahaha. Hidup kadang lucu untuk menertawakan diri sendiri. Perbanyak sabar dan syukur selalu jadi kunci, ingat itu Fit. Inget kamu tuh makhluk Allah. Dikasih waktu hidup di dunia nanti ada pertanggungjawabannya, ada penghitungannya, ada skema dosa pahalanya, ada kasih sayang Allah yang dikasih ke hamba yang dipilih, ada juga istidraj yang melenakan. Kamu sadar nggak Fit? Emang hidup kamu udah diisi yang baik-baik aja?
Baterainya sudah lowbat. Terima kasih kolam belakang yang menyenangkan namun tak ada colokan. Pamit sejenak. Mungkin nanti aku terapin fase buka tutup blognya. Entahlah, atau harusnya setiap diri yang memblock dirinya sendiri dari konten tak perlu dan tak nyaman ddibaca seperti postingan kali ini. Aku sungguh tak ingin merusak perasaan dan mood siapapun.
Dear Allah, kuminta kekuatan ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar