“Kita itu tidak
bisa membandingkan waktu, timeline kita dengan orang lainnya.” Tiba-tiba Abidah
bicara.
“Aku bisa
bilang waktu ini adalah waktu ideal dan terbaik buat aku S2.” Abidah
menyebutkan banyak alasan. Tentang teman keberangkatan, kakaknya yang mau
pindah ke UK, tema yang diambil oleh rata-rata awardee tentang bisnis, aplikasi pendaftarannya yang ketiga, ibunya
yang mau berangkat ke UK waktu Kak Lili lahiran tapi sendirian. Dan banyak lagi
katanya.
Lalu Abidah
menambahkan. “Tapi kalau maunya Allah nggak ngasih izin aku S2 Chevening tahun
ini, aku nggak bisa bayangin apa yang lebih baik dari Allah untuk aku ini.
Padahal secara waktu sudah baik sekali. Alasan penndukungnya juga banyak.” Ia berkata sambil tersenyum. Ringan sekali. Segala usaha dia merawat mimpinya,
terutama akhir-akhir ini sudah jauh lebih mendewasakannya.
Begitu
katanya.
Lalu ia jeda
sebentar.
“Juga, kalau
Allah sudah menetapkan sesuatu untukmu, itu berarti yang kata Allah baik buat
kamu. Yang nggak bisa kamu bandingin lagi apa yang lebih baik dari itu bagi
Allah untukmu.”
Abidah menangkapku
sedih malam ini.
Kemudian
Abidah menambahkan lagi.
“Bersyukur
itu ahsanu amala.
Dia ayatnya
muncul setelah 'Sesungguhnya Allah menciptakan mati dan hidup.' Mati duluan lho
yang disebut, bukan hidup duluan. Artinya yang dibandingkan kehidupan setelah
mati, dan di sana dikatakan akan dibandingkan supaya menguji siapa yang baik
amalnya, bukan bandingin ke orang lain, tapi dengan diri sendiri di masa lalu.
Bukan ahsanu
amala di antara kalian. Tapi diri sendiri dengan sebelumnya . Itu ahsanu amala-nya.”
Abidah tidak menyebutkan ayat. Aku tahu itu Al Mulk ayat 2. Tadi pagi baru saja aku membacanya bersama adik-adik.
"Terima kasih ya Bid."
"Tidak lebih banyak dari apa yang kamu katakan padaku di mushala waktu itu," katanya.
"Tidak lebih banyak dari apa yang kamu katakan padaku di mushala waktu itu," katanya.
Ah Bid, ini terlalu relate apa yang kamu sampaikan. Padahal kamu tidak tahu apa yang sedang kupikirkan sepanjang tadi bertemu sampai tiba dan menghabiskan malam di sini.Juga apa yang tidak aku dengar setelahnya meski tidak seperti yang tadi,
“Nikmat
sekecil apapun disyukuri. Allah kan sudah janji, kalau bersyukur, sekecil
apapun, nanti akan ditambah nikmatnya.”
“Pada
akhirnya kita akan ketemu suatu kesimpulan, kalau yang bikin hati nggak tenang itu
sumbernya cuma dua: manusia atau jin. Makanya kita disuruh baca surat An Nas,
karena kita akan selalu berpikir apa yang orang liat ke kita. Di surat An Nas,
kita minta perlindungan Allah tuh sampai tiga kali. Beda dengan di Al Falaq
yang hanya sekali. Kalau jin, ya sebagaimana jin yang bertugas menggoda
manusia.”
“Dan...jangan
salah, kita ini manusia juga.”
“Berarti kita juga diuji diri sendiri, ya?”
“Berarti kita juga diuji diri sendiri, ya?”
“Iya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar