Jumat, 05 Desember 2014

Kedatanganmu


Hari itu kamu datang menjawab segala pertanyaan yang entah kapan dia simpan sejak lama. Aku tidak pernah tahu karena dia tidak pernah bicara. Dan seperti biasa, aku mengambil kesimpulan sendiri, karena aku mengamatinya dan tak berani menanyakan perasaannya.

Aku tahu sekali bahwa rasanya ia belum pernah sesemangat ini bertemu orang. Satu dua aku ajak bertemu dia tampaknya tidak sebahagia ini. Lalu ketika kemudian kamu datang, ia segera mengajak dan emosinya seolah melonjak-lonjak. Aku tahu ia berusaha mengendalikannya agar tak terlihat aneh di depan mataku. Dan aku akan tersenyum menyadari bahwa mungkin semua orang pernah merasakan hal yang sama : rindu bertemu seseorang tertentu.

Kamu datang. Dan ia hanya duduk diam dengan manis di sudut meja. Lalu satu dua ikut masuk dalam percakapan. Selebihnya diam. Kadang ia hanya bicara pada teman di kanan kirinya. Tapi itu sedikit. Ia lebih banyak diam. mengaduk-aduk jus isi gelasnya yang nampak hanya sebagai pemanis meja. Formalitas memesan bangku.

Pada waktunya ia angkat bicara, mengajakku pamit lalu kami berdua membelah jalanan. Ia bilang ada banyak hal yang ingin didiskusikan. Namun sayang waktu terlalu tega pisahkan. Pisahkan pertanyaan-pertanyaan dan biarkan ia menggantung tanpa jawaban. Tapi ia menggeleng, ia meyakinkan diri bahwa ia akan menanyakannya suatu saat nanti. Kemudian aku tergelak dalam hati. Membatin, "Ia tidak seperti aku."


gambar dari sini


perpustakaan kota Jogja,
5 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar