Sampai semalam tadi, haflah masih jadi topik hangat yang diomongin di asrama putri. Entah karena pesonanya, karena perjuangannya, karena bahagianya, karena ke-bareng-barengannya, ke-amazingan-nya, atau kesederhanaannya. Tapi yang jelas, bicara soal haflah masih menjadi kebahagiaan tersendiri buat kami-kami yang susah move-on ini. Terbukti, video haflah masih diputer dan ditonton bareng-bareng semalem.
Ada yang membahagiakan soal haflah. Saya juga bingung kalau ditanya apanya. Bahagia saja. Senang saja. Sayang saja. Rasanya menyenangkan memperjuangkan haflah bareng temen-temen. Kalau via Ara dari Kholqi, haflah itu yang membuktikan kekompakan kita.
Saya yang masuk tim naskah (meski dari awal menolak mentah-mentah kalau ditawarin buat bantuin tim awal Ara-Kholqi) merasakan kejumudan banget-banget pas rapat nentuin alur dan apa yang akan dibawa. Rapat berkali-kali yang ujung-ujungnya bahkan bisa melupakan secara tiba-tiba konsep kemarennya. Belum lagi pelurusan-pelurusan ketika konsep udah di
floorin. Dan karena ada urusan yang mengharuskan saya pulang, saya kepikiran banget ini gladi haflah kayak apa, pengen liat bangetlah intinya.
Dan sampailah Jumat itu. Ketika siang tadinya mau kumpul tapi kayanya terlalu mendadak. Ketika yang putri istirahat, ternyata yang putra latihan *terharu*. Sorenya pas kumpul lagi, saya baper ngeliat lingkaran ini kumpul. Semacam ada perasaan sedih karena menyadari kalau ini kumpul akhir-akhir. Karena abis ini, alasan apa yang reramean bakal bikin kita kumpul lagi?
Kemudian latihan per
scene. Bangga dan haru rasanya liat temen-temen yang ngebela-belain tampil padahal sakit, rela jadi pengganti padahal baru dibriefing, kompakin gerakan, padahal mah itu gerakan apa banget (thx to AKBri48 ;), you made it awesome guys). Juga saya merasa sangat berutang ketika tau perjuangan tim kostum yang detil dan bahkan tim perkap yang sangat prepare. Saya kagum banget waktu tau keseriusan Ifdhal ngumpulim anak perkap dan minta keseriusan mereka, "Tolong sini sekarang semuanya fokus, aku minta sekarang aja kita fokus bareng-bareng...." :"
Juga terharu kalau ingat penampilan Jogja yang sebenernya mah sederhana. *brb terimakasih pada daster yang dipake pemain X)
Karena saya nggak ikut gladi akhir-akhir yang it means gladi yang lebih matang daripada yang saya liat, saya cukup takjub liat tampilan stage panggung awal. Saya (yang jarang ngestatus ini) sampe pengen ngepos sesuatu dan akhirnya terposkan di line sesaat sebelum tampil. Entah ya, rasanya sayang banget sama seluruh kerja keras dan anak-anak ini. Dan karena tampil terakhir serta sudah liat penampilan yang lainnya, saya ngeposnya dengan berupaya membesarkan hati. Intinya, apapun yang terjadi di panggung, kita udah bareng-bareng menikmati prosesnya dari awal. Saya tahu persis kita belum pernah ngukur waktu penampilan (yag mestinya cuma 12 menit), beberapa hal belum serapi regional lain, dan saya tau kalo unsur budaya (sebagaimana tema haflah adalah tentang budaya nusantara) belum sekental regional lain karena memang lebih ke meaning soal fenomena masa kini yang mau diselipkan. Saya merasa pesimis sebenernya pas liat tampilan haflah awal-awal. Yasudahlah, maka saya mikir pokoknya apapun yang terjadi di panggung, ini hasil kerja kerasa dan kebareng-barengan kita bersama. Apapun yang terjadi, let it flow. Usaha maksimal bareng-bareng ini sudah membayar semuanya bukan?
Daaaan. Ketika Ibnu Fajri selaku ketua oprec turun panggung setelah mengambil penghargaan untuk Jogja yang indeks pendaftarnya paling tinggi. Pengumuman haflah adalah hal paling mengharukan-membuat bangga-bahagia-dan tidak terdefinisi lagi. Saya inget banget ada yang langsung sujud syukur pas denger bahwa Jogja adalah haflah terbaik :")
Ibnu Fajri, someone behind all about the sound (baca : DJ-literally DJ)
Dan haflah actually nggak berakhir sampai disitu aja. Grup putri yang masih aja bahas soal banyak hal yang terjadi di haflah, dari yang cuma di panggung sampai yang filosofis. Dari pertanyaan retoris yang bagi saya itu bermakna, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang ingin menjaga satu sama lain di antara keluarga Nasri7. Semacam : koe ki koncoku, yo ojo sampe koyo ngono juga *hahaha bahasa saya amburadul banget :P
Karena kalian semua, matter :")