Selasa, 28 November 2017

Waktu (yang Cepat Berlalu)

Kita tentu familiar sekali dengan selentingan-selentingan kalimat, "Lho, udah jam segini? Perasaan tadi baru jam sekian" atau "Lho, udah zuhur aja" atau "Cepet banget sih, kayaknya tadi baru datang/mulai". Pada beberapa aktivitas yang dilakukan, ada waktu yang rasanya berjalan cepat sekali tanpa terasa. Hingga tau-tau sudah sore atau bahkan sudah malam. Hingga tau-tau sudah sampai pada batas deadline.

Sama halnya dengan selentingan kalimat "Cepet banget ya udah sekian tahun kita lulus sekolah" saat reuni atau bertemu teman lama. Atau ketika mengunjungi sekolah kembali atau membaca berita dari sekolah yang baru saja menerima/meluluskan siswa angkatan sekian, yang rasanya jauh sekali dari angkatan semasa sekolah kita dulu.

Juga saat kita mengingat-ingat dulu sekolah tahun sekian. Terus tersadar, lho, itu ternyata sudah tujuh, sepuluh, dua belas, atau lima belas tahun yang lalu. Sekarang teman-teman sepantaran sudah banyak yang bekerja, menikah, kuliah lanjut, punya anak -bahkan sudah dua- dan lain sebagainya. Begitu cepatnya waktu berlalu.

Atas semua hal, setelah saya pikir-pikir, yang paling merasakan perubahan waktu ini tentulah orang tua kita. Orang terdekat yang tahu kita bukan hanya sejak kecil, tapi sejak dalam kandungan. Yang masih ingat kejadian-kejadian semasa kita kecil sampai saat ini. Saat lahir, ketika mungkin sakit yang membuat panik, ketika mulai berjalan, ketika barangkali jatuh dan luka, dan ketika-ketika lain yang terus orang tua rasakan sampai pada titik kita sekarang yang telah melalui berbagai hal-yang itupun sudah sering kita akui dengan frase 'cepat sekali' sebagaimana tadi dituliskan.

Ingatan itu semua jauh melampaui ingatan kita yang paling-paling ingat kejadian masa kecil pun tidak terlalu banyak. Yang mengingat masa sekolah menengah atas saja sudah merasa waktu begitu cepat. Bisa dibayangkan, bukan, bagaimana perasaan waktu berlalu cepat yang dirasakan orang tua kita?

Bagi orang tua kita, tentu saja, waktu sungguh cepat sekali berlalu. Pada waktu-waktu yang (akan) cepat berlalu itu, akan kita isi apa? Sebagai hal-hal yang kelak akan keduanya ingat di masa (barangkali) kita tidak lagi bisa selalu ada di sisinya.


ditulis di rumah, diselesaikan di Badr
Cibinong-Depok
tadi pagi hujan
-yang entah dari kapan rintik pertamanya turun itu-
nya awet sekali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar