Selasa, 24 September 2019

Aku pulang. Tidak ada yang membukakan. Rumah sepi. Aku cek hp, rupanya seisi rumah yang tersisa pergi ke abang nasi goreng ujung perbatasan komplek perumahan.


Rasanya sama seperti ketika terakhir sebelum meninggalkan kantor tadi. Sepi. Sendiri.

Rupanya itu kak, yang sepertinya menjadi jawaban pertanyaan kakak soal apa yang dirasa sekarang. Dirasa, bukan dipikir. Harusnya sudah tahu soal itu, karena pernah searena dengan gertakan orang-orang gang akan mengingatkan, kalau menjawab pertanyaan apa yang dirasakan dengan berpikir terlebih dahulu.e

Terlalu banyak sepi usai senja tadi. Entah mengapa. Orang-orang yang berharga mengubah waktu jadi diskusi. Aku mengubah waktu dengan memikirkan hal yang tiba-tiba dan entah apa ujungnya. Sulit sekali fokus akhir-akhir ini. Temanku terjebak oleh pertanyaan. Aku, semakin ikut memikirkan, kesadaran dan rasa syukur atas jawabanlah yang datang, dan menyadarkan. Terima kasih Allah, telah memberi jawaban atas banyak pertanyaan. Semoga Engkau ridhai perjalanannya. Dan tunjuki kami jalanMu yang lurus. Sambil merasakan perasaan sempit yang menghimpit, harap yang tak perlu, dan pengenyahan soal hal-hal yang menggugu-bernama rindu.

Aku, menciptakan obrolan-obrolan monolog dan imaji dalam perjalanan pulang. Yang satu dua buatku sedih dan berkaca-kaca.

Rasanya, masih, sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar