Minggu, 20 September 2020

Satu Bulan

Waktu bergulir, apakah terasa cepat? Relaitf sih. Pas hari ini emang kayak oh udah sebulan berlalu dan udah sebulan umur Kaisa. Tapi jujur rasanya kayak banyak hal yang terjadi baik secara fisik, emosi, maupun perasaan yang berkecamuk dalam diri dan insya Allah kuyakin menjadi sebuah proses yang baik kedepannya, aamiin.

Sudah sebulan usia Kaisa. Biasanya kalau aku isi form onlen atau bilang usia anak aku bilangnya satuannya masih hari. Sekarang sudah tanggal 20 September dari 20 Agustus, sudah sebulan rupanya :")

Kaisa sudah melek, ini gak jauh dari hari kelahirannya sih. Tapi awal-awal berasa banget kok matanya merem terus ya? Atau pas mbuka mata tuh ada kotoran matanya, seolah itu yang bikin lengket dan dusah buka mata. 

Bulu mata Kaisa sudah tumbuh. Pun alis yang menyusul belakangan.

Tangan Kaisa sudah mencengkeram, menggamit baju ayahnya atau bajuku. 

Diajakin ayahnya buat main tangkap jari, kadang bisa juga menangkap jari yang disodorkan. Entah memang dia paham atau memang tahap anak usia segini, atau dia merepetisi saja.

Diajakin ngomong a, Kaisa juga ngomong a walau tidak sering, tapi pernah beberapa kali nurut mau ngikutin, maasya Allah.

Sudah mulai mau meraih buku high contrastnya sendiri.

Besok murottalnya masuk juz 2 ya Nak :)

Masih banyak yang mau dituis rencananya tapi keburu nangis anaknya :"

---

Updated 00.24, 21 Sept 2020

Sementara saya?

Fase sebulan pertama benar-benar mengenalkan seperti apa peran ibu dan bagaimana dunianya menjadi berubah, sangat berubah.

Sebulan yang barangkali mewakilkan bagaimana hidupku selanjutnya dan membuatku berpikir bagaimana harus melewatinya. Rasanya kayak enggak percaya awal-awal lahiran dan adaptasi sama fase punya anak dann masih pemulihan jahitan. Pertama kali seumur-umur dijahit dan di area lahiran rasanya kayak berat banget duduk berdiri biasa aja, apalagi sampe aneka pose. Buang air masih susah, bahkan aku lupa dulu awal-awal perpopokan Kaisa gimana ya pas masih popok kain terus, apa buang airnya belum sesering dan sebanyak sekarang ya? Soalnya kalau mengingat dulu masih kayak begitu pemulihan lukanya, kayaknya aga impossible wara wiri kayak sekarang beresin macem-macem. Terima kasih kepada ummi yang banyaaak banget bantu bahkan sampe sekarang :"

Masih tidak mudah berdamai dengan segala yang baru. Bahkan dalam kondisi belum bekerja seperti sekarang. Fitri just being Fitri yang masih aja overthinking, mikir macem-macem dan ke depan akan gimana tapi berharap banget semoga saja hal ini lekas hilang. Menjadi ibu membuatku semakin ingin banyak didengar karena memang banyak sekali yang terasa di dalam diri dan hati. Pun aku jadi paham kata-kata menjadi ibu kadang pengen ngomong sam aorang dewasa karena terlalu banyak ngomong sama anak kecil. Absolutely agree. Di sini aku paham banget betapa butuhnya dekat, terbuka, dan hangat interaksi dengan pasangan, karena itu barangkali yang akan menjaga warasnya ibu.

Masih tidak mudah berdamai dengan waktu, yang kini tidak lagi fleksibel. Masih tidak mudah berdamai dengan perasaan gak seimbang sama peran ibu yang secara fisik dan emosi kerasa lebih berjuang daripada pasangan apalagi kalau fase-fase melihat pasangan kok kayaknya santai banget dan bisa nana nini. Tapi gak mudah bukan berarti gak bisa. Penerimaan diri ini mungkin memang lebih sulit dibanding biasanya, tapi dengan memohon pertolongan Allah, komunikasi ke pasangan, semua mestinya bisa dilewati kan ya?

Aih, tiba-tiba pusing nulis ini semua. Hahaha.

Kok jadi panjangan isi kepala saya daripada milestone Kaisa ya. Ah sesungguhnya ga gitu-gitu amat sih. Tapi sesungguhnya proses kelahiran mengajarkan keimanan yang begitu dalam. Bahwa hebat sekali Allah menciptakan manusia di dalam rahim denganbegitu detail dan sempurna. Saat mengamati Kaisa, suka takjub sendiri. Masya Allah, hebat sekali Allah ciptakan Kaisa dengan sempurna, dengan kedua mata jernihnya, hidungnya, mulutnya, telinganya, dan jari-jarinya yang sempurna 5 jumlahnya di masing-masing kaki dan tangannya. 

Masih teringat saat USG 17 minggu, dokter menghitung jemari anak kami yang saat itu masih kecil sekali tentu saja. Hebat banget rasanya ilmu dokter dan kemampuannya, serta tentu saja hebat sekali pendetailan yang Allah ciptakan. Itu saja baru yang secara fisik terlihat. Belum yang tak kasat mata seperti organ dalam. Masya Allah.

Kelahiran juga mengajarkan saya tentang melihat semua orang, melihat teman-teman saya, keluarga, orang yang ngeselin nyenengin atau apapun itu, semuanya. Saya jadi agak-agak flashback dan melihat dan mengingat bahwa mereka semua dulunya pun anak-anak kicik yang bergantung penuh dengan ayah ibunya, yang dirawat penuh sayang oleh keduanya, yang dimandikan, digantikan popok, diajarkan a ba ta dan shalat lima waktu, yang diantarkan sekolah, yang kini besarnya sudah menjadi teman-teman atau keluarga besar. Kalau mikir gini tuh ngelihatnya jadi beda banget. Jadi kayak semua orang adalah permata. Permata hati. Permata yang indah dan mengkilau dengan cahayanya masing-masing, sedari dulu.

Ini auto banget mikir gini kalo abis chat sama orang, tetiba inget orang, dsb dsb.

Kaisa hari ini sudah satu bulan. Sekarang pukul 01.05 dan tadiii sebelum saya update tulisan ini waktu dia terbangun dan murattal juz 1 selesai saya ubah ke juz 2 dan direply one agar terulang terus dibulannya yang kedua. Kaisa hari ini sudah satu bulan. Rasanya saya tidak mau bilang tidak terasa karena sesungguhnya semua waktu ini berasa dan berharga sekali. Usia satu bulan memang belum terasa bila diajak komunikasi, tapi kami yakin Kaisa mendengar dan belajar mengenal serta memahami. Kami berupaya hati-hati kalau mau ngomongin kata negatif terutama yang saya rasakan atau misal ayahnya mau cerita apa yang dibaca di media sosial. Ini challenging, bukan karena sulitnya menyampaikan tanpa didengar Kaisa, tapi khawatir ada yang kami kira baik-baik saja untuk didengar tapi ternyata tidak.

Tadi saya dengar kajian Ust. Adriano Rusfi tentang membangun keluarga. Tidak sempat merangkum semua tapi ada hal yang baguuus banget tentang mendidik anak (i'll post later in another post insya Allah). Semakin berasa amanah mendidik anak ini sangat besar dan gak main-main. Bikin mikir kalau ayah ibunya masih melakukan a b c d sepertinya akan beri dampak tidak baik pada Kaisa. Apalagi kalau nanti kontrol kepalanya sudah semakin baik dan makin mudah noleh-noleh. Ketika indra penglihatan dan pendengarannya makin sempurna Kaisa akan lebih mudah tertarik pada cahaya layar atau suara yang terdengar. Benar-benar tidak bisa main-main menyuasanakan suasana rumah.

Doanya supaya kami bisa melaluinya dengan hal yang Allah ridha ya :")

Hari ini Kaisa sudah satu bulan, hampir lebih satu hari jam 04.40 nanti

Kaisa sudah pintar angkat-angkat kepala waktu tummy time, belajar keseimbangan dan melatih kekuatan otot di lehernya.

Kaisa sudah makin kuat njejak-njejaknya.

Kaisa boboknya sudah nggak selama boboknya waktu baru lahir, sepertinya sudah minta ditemani.

Kaisa sudah nyemprot ibu sama semprotan pup hehe, Sabtu sore kemarin, waktu mau dimandiin ternyata masih pup, kirain tinggal dikit eh tiba-tibe nyemprot sampe ke baju ibu.

Kaisa sudah coba-coba latihan olahraga bayi, hehe. Kaki kayak ngayuh sepeda, tangan digerakkan, kaki digerakkan.

Sehat terus ya Nak. Tumbuh kembang optimal. Jadi anak shalihah, pribadi yang sabar dan penuh syukur. 

Ibu dan Ayah sayang Kaisa :")

Rumah, 21-09-20, 01.16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar