Meyna diam. Ia bingung, aku tahu. Ia gamang. Ia tak biasa menghadapi situasi seperti ini. Perasaan bersalahnya atas salaman yang tadi itu. Bukan muhrim, ia tahu. Tapi tetap menggugu.
Mey, ada banyak yang rasa-rasanya belum kau tahu. Segala topeng yang kau lihat selama ini dari warna biru yang mereka banggakan. Entah apakah ini hanya masalah persepsi. Kalau kau bilang masalah restu, ini berbeda. Aku yakin jika orang tuamu tahu pun mereka tidak akan pernah mendukung. Mana mau mereka anak gadis kesayangannya ada di tengah lingkungan tidak baik-yang kau kira baik-.
Percayalah Mey, percayalah padaku. Dengarkan kata dua orang itu. Dan maaf, lagi-lagi aku belum bisa menyampaikannya dengan baik padamu.
-H2; Ruang T2.01, kelas ADA yang entah kenapa belum masuk sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar