Lihat, Jogja sepi di hari Senin. Parkiran vokasi sepi. Bahkan Milan tutup. Transjog sepi, sekalipun sore-sore. A, B, C yang entah sudah pulang dari hari apa. Hanya dua orang dikosan sepanjang siang. Lihat.
Sudah keenam atau ketujuh nggak di rumah pas Idul Adha, saya sampe lupa ini yang keberapa. Tidak apa .
Malam ini, semua orang melewatinya dengan cara masing-masing.
Sebagian bertakbiran di masjid, sebagian berkeliling. Ah, mau nggak mau saya jadi ingat lomba takbiran pas masih jaman-jaman di IC, jadi kangennnnn pake banget :"). Sebagian bertakbiran di tanah suci. Mungkin untuk bener-bener membangkitkan lagi rasa ingin dan harapan buat haji itu, nonton berita emang salah satu cara yang pas buat itu semua. Ngeliat gambar secara riil, juga jamaah haji yang thawaf ngelilingi ka'bah. Ah, betapa...siapa yang tidak mau?
Malam ini, semua orang melewatinya dengan cara masing-masing.
Betapa seorang Ayah tetap berjuang agar bisa pulang meskipun shift malamnya yang menyebalkan tidak bisa ditolak. Betapa seorang kakak tetap menyebrangi lautan demi janji pada adiknya. Betapa bis malam pun rela dinaiki demi keluarga. Betapa antri tiket dua jam tetap tak ada harganya dibanding hari raya bersama keluarga.
Malam ini, semua orang melewatinya dengan cara masing-masing.
Pengamen terminal tetap mengamen seperti biasa. Tak peduli penumpangnya tengah bersiap hendak buka puasa. Seseorang terbawa ingatan pada masa lalunya. Merogoh receh hanya untuk berterima kasih telah membangkitkan ingatan-ingatan itu. Lalu membisikkan doa kecil. Pelan saja, ia tahu Yang Kuasa tak pernah tak mendengar.
Sebelahnya lelah pulang bekerja. Masih saja bekerja di hari kejepit seperti ini, gerutu kecil dalam hati. Tapi toh, hari sudah berlalu. Biarlah, setidaknya besok hari raya dan ia tak perlu masuk kerja. Sebelahnya lagi, mahasiswa yang terlihat lelah sekali matanya. Sepertinya ia punya berurusan dengan bertumpuk tugas yang harus dikerjakan dengan komputer. Lihat, sepanjang perjalanan ia melepas kacamatanya, berusaha tidur namun apa daya, tak bisa. Bis ini penuh. Semua orang ingin kembali, pulang, ke pelukan hangat dan nyaman keluarga.
Malam ini, semua orang melewatinya dengan cara masing-masing.
Sebenarnya, setiap malam juga begitu. Bukankah tiap orang melewati tiap detiknya dengan cara masing-masing? Tapi idul adha jelas membuat semua perasaan dan pilihan terhadap dengan apa waktu akan dihabiskan menjadi berbeda. Setidaknya, sedikit berbeda.
Selamat Idul Adha,
setidaknya saya kangen idul Adha bareng keluarga; rumah maupun Gycen :)
banget .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar