Kamis, 09 Januari 2014

Bisakah?

Bisakah kita duduk berhadapan di meja ini sejenak? Atau mungkin di bawah atap empat kaki. Atau di ruangan dingin yang menyebabkan kita harus berbisik ketika mulai untuk berbicara. Atau di manapun selama kita sama-sama bertemu, dan memulai cerita yang kita sama-sama tahu tidak jelas arahnya mau mengalir ke mana seperti biasanya. Ah, tapi kali ini aku tampaknya tahu akan mengalir ke mana.

Sejenak? Ah, sekali lagi, kita sama-sama tahu makna sejenak yang sebenarnya. Sejenak mungkin hanya alasan agar diijinkan keluar dari ruangan. Sejenak yang tak terasa bergulir lama namun kita sama-sama berkata, "Perasaaan baru sebentar," ke satu sama lain. Sejenak yang tak terasa telah mengubah diri kita. Menjadi seperti sekarang.
Sekarang? Ah, aku jadi ragu. Mungkin lebih tepat kalau kusebut mengubah aku menjadi seperti waktu terakhir bertemu denganmu, setelah jangka pertemuan yang bisa dibilang lama.

Bisakah kita kembali membicarakan tentang mimpi, cita-cita, atau apalah itu namanya. Sesuatu yang membuat kita sama-sama ketagihan untuk mencicipi dunia yang lebih luas. Idealis, mereka bilang. Tanpa peduli akan ada ranting macam apa yang bisa saja menyandung di tengah jalan. Dan tanpa peduli, bahwa kita...tak akan mudah lagi untuk bertemu.

Dan mungkin ini yang orang bilang namanya rindu. Ia selalu bermetafora dan menyelinap dalam rupa apa saja.

2 komentar:

  1. bisa aja ko fit. iya sekarang, haha... *peace

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang aku duduk di suatu meja yan, dan di depan aku...ga ada siapa-siapa...
      haha~

      Hapus