Orang bijak bilang dalam hidup tidak ada yang kebetulan. Semua adalah rencana Tuhan. Aku percaya sampai suatu ketika aku duduk termenung dan memikirkan.
Apakah benar tidak ada hal yang merupakan kebetulan? Tiba-tba aku jadi berpikir bagaimana kalau pernyataan itu punya prasyarat. Dan entah mengapa, aku kemudian meyakini bahwa dalam hidup ada syarat yang membuatku memercayai adanya kebetulan.
Apakah pertemuan tak disengaja, kesamaan yang tak disengaja-bahkan pada waktu yang sama, dan hal-hal lain yang tidak disengaja bukan merupakan kebetulan? Jika memang semua rencana Tuhan, lalu apa maksudnya? a-p-a-m-a-k-s-u-d-n-y-a?
Kemudian aku memaksa diri bahwa aku memang harus memercayai kebetulan. Agar langit-langitku tidak usah menampung tanya akan hal yang terlalu ingin aku ketahui alasannya pada Tuhan. Agar aku tidak kembali belajar mengeja hal yang memang masih belum jelas terbaca. Agar aku tidak usah terus-terusan menebak-nebak maksud Tuhan.
Agar aku bisa membiarkannya sebagai angin lalu : ketidaksengajaan yang memang tercipta hanya untuk sejenak disapa. Lalu tak usah ditebak-tebak apa maksudNya. Agar kehidupan dapat kembali berjalan sepertimana seharusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar