Rabu, 26 Agustus 2020

Ibu dan Waktu

Nak, menjelang siang tukang perabot lewat. Mobil bak terbuka dengan pengeas suara. Sementara Ibu baru saja baca komen-komen di video Bertaut punyanya Nadin Amizah. 


Ibu jarang baca komen postingan di youtube. Kali ini baca karena rekomendasi seorang teman. Semua orang di sana bicara tentang waktu dan ibu. Ibu menangis, tentu saja, sebagaimana kelak kau bisa tebak. Tapi ibu menangis bukan tentang ibu, tapi tentang kamu. Lalu tentang Ibu.

Ah, perih sekali rasanya menuliskan ini karena hanya akan menerbitkan air mata kembali. Tapi tak apa-apa. Biar saja kita mengenal berbagai jenis emosi kali ini.

Hari ini ibu punya amanah. Juga berhari hari ke depan jika Allah izinkan. Kalau rata-rata komentar di sana membahas betapa inginnya mengisi waktu bersama ibunya dengan baik, waktu adalah apa yang bisa ibu isi bersamamu, dengan baik atau tidak, itu pilihan yang bisa ibu ambil, dari sisi ibu.

Kecilmu hanya bisa menangis syahdu, atau merengek yang Ibu tak mengerti tentangnya. Entah beranjak besarmu seperti apa, tapi menyenangkan dan menggemaskan adalah hal yang selalu ibu bayangkan bersama ayahmu. Kami tahu segalanya tentang sekarang tidak menjadi mudah. Ada banya pengorbanan yang perlu dilakukan. Tapi sekali lagi, tentang waktu, ibu menyadari bahwa itulah yang kini bisa ibu usahakan agar terus terisi dengan hal yang menyenangkan, kepadamu. 

Ibu kini bukanlah sekadar anak-anak yang ketika membaca komentar-komentar di laman youtube itu jadi berpikir bahwa ah aku perlu lebih banyak lagi berbakti pada ibunya ibu, dekat, banyak cerita, membantu, dan lain semacamnya. Kini saat membacanya, terbersit pula keinginan bisa membersamaimu setiap waktu dengan kualitas terbaik. Sehingga tidak pernah ada sesal di waktu kemudian.

Banyak yang cerita kehilangan ibunya atau bahkan kedua orang tuanya saat masih kecil. Baik karena maut maupun karena perpisahan. Tentu saja tidak ada yang memilih maut memisahkan kita dengan orang tersayang, tapi pendek pikiran ibu tadi membersit bahwa, sependek apapun sisa waktu yang jelas kita tak ketahui bersama orang tersayang, semisal denganmu atau dengan ibunya ibu jika dikontekskan dengan lagu itu-dan tentu saja dengan ayahmu atau keluarga besar kita semua,jangan sampai menyesal karena tidak mengisi waktu yang ada dengan kebaikan, dengan rukun, dengan tanpa pertengkaran yang memang bahkan tidak perlu.

Nak, pagi tadi ibu capek sekali. Izinkan ibu belajar menjadi ibu yang lebih baik lagi setiap waktunya ya.

Ibu sayang kamu, selalu.

Rumah, Rabu siang, 26 Agustus 2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar