Sabtu, 29 Agustus 2020

Tentang Ayah, Nak (2)

 Tersebab waktu tidak mampu menggambarkan keseluruhan apa yang terjadi hari ini, izinkan ibu menuliskan ini untukmu, suatu waktu.

Kamu mungkin sudah tahu tulisan ibu sebelumnya dengan judul yang sama. Tidak apa-apa ibu beri judul yang sama karena ini memang tentang ayahmu.

Kamu tahu Nak, ibu belakangan sering menangis terharu kalau melihat kebersamaan kamu dan Ayah.

Tiga yang paling ibu ingat sepanjang 10 hari pertama kehidupanmu:

Pertama, saat Ibu sarapan atau baru saja beberes, dan saat ibu kembali, kamu sudah digendong Ayah, yang menyambi sembari rapat kantornya. Tahu apa yang reflek ibu lakukan? Menangis. Terharu. Sebersyukur itu kelak Nak kamu begitu tahu bagaimana ayahmu.

Kedua, saat ibu baru saja beberes sore. Ibu menghampirimu yang baru saja diganti popok kain yang sudah basah pup oleh Ayah. Saat itu Ayah buru-buru keluar kamar untuk membedongmu. Kamar belum dibereskan. Mungkin ayah sedikit panik karena ruangannya kurang dan Ayah mau membedong kamu. 

Ketiga, saat kamu sulit sekali tidur. Ibu makan siang saat kamu anteng dan bisa ditinggal. Tapi kamu menangis keras. Ibu selesaikan makan ibu. Ibu datang padamu dan ada ayah yang sedang mengusahakan segala cara untuk menenangkanmu. Ah, meleleh hati ibu Nak. Ayah letakkan kamu di bouncer hadiah dari keluarga omnya ibu, lalu kamu masih menangis. Entah mengapa hari ini kamu cukup banyak menangis dan tidak tidur. Lalu ayah angkat kamu, ayah ajak berputar-putar dalam gendonganya. Ayah bergerak mengikuti irama dari bouncer. Kalau saja kamu sudah melihat dengan jelas dan tidak blur, mungkin kamu akan tertawa. Ibu saja jadi tertawa sambil menangis. Lama ayah angkat kamu dan ajak kamu ikut dalam gerakan-gerakan (aneh) Ayah danekspresi wajahnya yang sedemikian rupa. Kamu tenang dalam gendongannya. Sampai-sampai Ibu iri kamu bisa setenang itu (dalam joget-joget gak jelas ayah hihihi) :")

Nak, tentang Ayah, ialah manusia yang paling tidak pernah bosan melihatmu. Ialah manusia yang selalu ingin menempel denganmu. Ialah manusia yang sangat mencintaimu.

Kelak besar kalau kau kesal padanya karena satu dua urusan, ingatlah selalu kebaikan Ayah pada kita ya Nak :")

Ibu, yang menyayangi mudan ayahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar