Kamis, 27 Agustus 2020

Keajaiban

Kemarin ibu menangis karena lelah-ibu harus jujur pada setiap perasaan kan?
Hari ini Ibu pikir Ibu tidak akan menangis lagi, tapi rupanya Ibu salah.
Hari ini Ibu menangis karena memikirkan keajaiban saat menatap wajah Kaisa. 

Dulu Kaisa kecil sekali, dalam tubuh Ibu. Lalu Allah tumbuhkan perlahan. Disempurnakan anggota tubuhnya.
Dulu kepala Kaisa pernah di atas, pernah di samping.
Tapi Kaisa hebat sekali. Dengan izin Allah, Kaisa akhirnya posisi kepala di bawah. Kaisa memudahkan Ibu menuju persalinan.
Kaisa juga bantu Ibu dalam banyak hal. Pintar sekali. Hebat kamu, Nak.
Tadi juga, sepanjang perjalanan kontrol ke bidan, Kaisa anteng sekali di perjalanan. Saat pulang menangis sedikit, tapi sedikit saja. 
Allah izinkan Ibu menjadi sumber makanan Kaisa. Meski masih terasa berjuang, Allah mudahkan produksinya dan Kaisa mengonsumsinya. Masya Allah.

Ibu menangis, betapa hebat Allah izinkan ini semua terjadi pada kita. Allah tumbuhkan Kaisa sempurna. Allah bantu Kaisa ada pada posisi optimal. Allah bantu proses persalinan dengan baik. Kalau dipikir-pikir semua ini kayak keajaiban. Kaisa yang tadinya kecil sekali itu, sekarang ada dalam dekapan Ibu. Bisa Ibu lihat dan Ibu ajak bicara walaupun belum merespon yang gimana karena Kaisa masih kecil sekali baru satu minggu. Tapi Ibu yakin, Kaisa mulai mendengar, mencerna, memahami, dan belajar mengerti. Setidaknya tubuh Kaisa yang meresponnya.

Nak, terima kasih ya, telah jadi keajaiban yang luar biasa. Telah menjadi salah satu bentuk kasih sayang Allah pada kami. Telah menjadi bukti nyata perwujudan ke-Maha Besaran-Nya. 

Terima kasih telah memudahkan Ibu ya Nak. Terima kasih ya Allah. Terima kasih telah mengizinkan keajaibanMu hadir dalam hidup kami. Terima kasih telah memudahkan kami. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar