Actually, semuanya jadi terasa menumpuk. Mulai dari mau cerita tentang PAS masa persiapan, sampe pasca PAS. Mulai dari gue kangen living, sampe kekaguman gue sama anak kecil generasi penerus bangsa. Mulai dri fiksi ngaco *uhuk* tentang NAMA *wakakak, pengen ketawa sendiri* sampe monolog tentang peluk perjumpaan yang melelehkan segala cerita yang ngin dicurahkan. Tapi selalu :
saya rindu banyak hal.
Bailah, kalau dilihat timing yang AKAN berlangsung, mungkin wisuda IC. IC yang penuh kenangan, penuh cerita, penuh buncah rasa. IC yang selalu sesuatu banget.
Dulu keinginan buat cerita tentang wisuda adalah pas baca blognya Nadia. Terus niat juga bikin pas kapan gitu. Gara-gara niatnya gak kesampaian terus akhirnya dipendem sampe sekarang, hehe.
Adik-adik Foranza, besok-sudah-wisuda-ya?
Uh, saya kebayang deh galaunya kalian. Pulang kali ini rasanya jadi nggak menyenangkan, iya kan? Dulu kak Urfa bilang di gambar yang di-tag ke kami -IAIC baru-di FB, bilang "selamat bergalau ria karena IC".
Ah, itu benar sekali teman-teman.
Semalam saya ngobrol sama Maryam. That we realize that IC is very comfortable zone, right? Maryam bilang dia pernah baca tulisan di web gycen kalo IC itu nyaman karena semua didalamnya baik, yang masuk baik, didalamnya kita dibuat baik, dan keluar dalam keadaan baik. :)
Kemarin juga kami ngobrol tentang komunikasi. Saya cerita tentang betapa sulitnya jadi koor padahal kita udah gampang banget pegang gadget macam laptop maupun HP, juga tentang betapa sulitnya menghadirkan hati di acara yang sumpah saya harapkan banget bakal jadi kayak Sonlis. Ah, ternyata adanya gadget bahkan nggak mempermudah semuanya ya. Dan gedenya acara nggak menjamin hati saya nyangkut kayak saya mencintai sonlis :)
Semalam bahkan kami memisalkan Nida' yang dipanggil di asrama. Salah deng, itu diteriakin, hehe. gini Maryam nyontohinnya,"Nidaaaaa' dipanggil Saejuu di depn wakamaaad".
Hahaha, eh tiba-tiba saya inget pernah dicariin juga depan wakamad. Secara event, it happen a year ago. cuman urusan beda J-6 :)
Selamat menempuh hari penghujung masa sekolah kalian, masa putih abu kalian, masa-masa yang saya yakin nggak akaaaaaaaan kalian lupain.
Selalu. IC selalu terlalu berkesan. Ukhuwahnya mengukir terlalu dalam. Aaaah, saya inget banget doa Rabithah yang sering dibacain Qonta kalo kumpul/shalat berjamaah di asrama. Saya kangeeeen banget.
Di luar tantangannya terlalu banyak ternyata. Nggak se-madani-IC. Kak Iim dulu pernah bilang, coba Indonesia kayak IC, pasti makmur. Hahaha, mungkin sedikit berlebihan ya. Tapi itulah, kami terlalu mencintai IC :"). Nanti di luar dijaga ya segala kebiasaannya. Saling mengingatkan, termasuk mengingatkan saya juga. Saya belum merasa bisa menjadi saya dulu di IC, apalagi lebih. Tapi kalau terus bergantung gitu,
berarti namanya bergantung sama keadaan. Dan kita nggak boleh gitu. Harus menjadi diri kita sendiri. Diri kita yang masih menjaga segala nilai yang sejatinya sudah pernah kita pelajari sebelumnya. Sejatinya, itulah buah dari belajar. Di IC, semuanya proses. Dan proses itu nggak akan berhenti sampai situ. Sambil mencoba memetik buah yang baik, kita juga kembali belajar dari sekitar.
Selamat menjalani kehidupan sebenarnya :") !
Ada saran ga kak, buat menghadapi galau karena ic nya?
BalasHapusya Allah, alaaaan, kamu sampe minta tips yaa, aaah aku aja masih susah move on laaan ><
BalasHapus