"Spesial itu...mmm mungkin Nara tahu martabak Mang Ujat di depan gang sana. Ada martabak yang biasa, yang spesial, dan yang istimewa. Dibedakan begitu karena martabak yang spesial atau istimewa itu biasanya punya sesuatu yang lebih daripada martabak biasa lainnya," Bunda mencoba menjelaskan.
"Bukannya sama aja ya Bunda? Sama-sama enak tuh kayaknya. Buktinya Nara nggak pernah tanya Bunda beli martabak yang apa kalau Bunda bawa oleh-oleh martabak buat Nara."
"Mmm, baiklah, mungkin begini. Nara tentu punya boneka barbie yang paling disuka, bukan?"
"Iyalah Bunda. Barbie yang Nara kasih nama Sesilia paling baaaagus diantara semuanya," raut muka Nara terlihat lucu. Menggemaskan sekali.
"Nah itu namanya spesial. Sama seperti Bunda yang seorang guru. Bunda punya murid banyak sekali lho, sayang. Dan semua murid itu rasa-rasanya sudah seperti anak Bunda sendiri. Tapi diantara semuanya tentu Nara yang paling spesial. Nara yang paling istimewa. Sama seperti Sesilia-nya Nara itu. Mungkin spesial selalu dekat dengan kata Sayang, Nak. Ya, spesial selalu dekat dengan kata sayang." Bunda tersenyum. Nara tersenyum. Ia kini mengerti apa arti spesial.
***
Seringkali kita menganggap seseorang itu spesial bagi kita. Padahal dia sesunggunhnya menganggap kita biasa saja. Sedih? Terkadang. Tapi sedih tak pernah mengurangi perasaan spesial itu, bukan?
Hei, cermati. Jangan-jangan justru kita yang seolah tak mau tahu, atau tak menyadari bahwa sesungguhnya dia juga menganggap kita spesial. Kembali ke persepsi dan definisi. Tiap orang punya definisi masing-masing tentang spesial :)
***
Selamat datang di Jogja, teman spesial :)
***
Sesungguhnya selalu ada yang menganggap kita spesial loh, kita saja yang sering nggak sadar, atau tidak sadar tidak mau menyadarinya?
Selamat Sabtu malam semuanya :) !
jleeeb. haha. semangat fit!
BalasHapuswaaah kak suci, kenapa jleb kaaak?
BalasHapussemangat juga kakaak :)