Kamis, 21 Januari 2016

Ada Bunga yang Menghias Malam

saya sedang memutar otak untuk menemukan kata-kata yang pas untuk menggambarkan sejenis perasaan yang rasakan dini hari. tadinya saya mau menulis dengan gaya ala-ala pemilik akun ditapalbatas. sampai akhirnya saya mengingat lagu ini.


"...
Di malam hari
menuju pagi
sedikit cemas
banyak rindunya
..."
-Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan, Payung Teduh

/saya mau belajar menulis dengan mode seperti pemilik akun ditapalbatas/

Ada bunga yang berhasil menghias malam. Beretorika dan bermain drama. Melibatkan emosi yang tengah merindu. Melibatkan orang-orang terdekat. Hampir tidak percaya. Saya pun bertanya-tanya. Pada Tuhan tentang maksud, pada langit-langit tentang jawaban, pada waktu meminta kejelasan, dan pada kamu yang tak mendengar apalagi bisa menjawab karena telingamu tak disini-tapi barangkali hatimu tahu.
Barangkali malam adalah rekan baik bagi perenungan. Soal tanya yang melayang-layang di udara layaknya balon gas merah kesukaan adik kecil yang lepas dari genggaman. Genggaman itu periode waktu. Bedanya, kita bisa melacak balon gas itu kemana pergi, dan kempisnya sewaktu-waktu bisa kembang lagi.
Usahlah kau tanya, atau barangkali aku yang seharusnya diberi tahu begitu. Karena seringkali tanpa bertanyapun, pak pos seperti selalu mengantar surat yang sudah aku harap-harap. Meski datang sekali waktu, aku selalu bahagia tiap ia datang mengantar kabar. Sederhana, namun ajaib tak terkira.
Barangkali periode yang selama ini aku pun sulit menyangka. Makanya aku sering bertanya pada Tuhan soal maksud. Tapi mungkin Ia tersenyum mendengarnya lalu membiarkan aku berenang-renang mencari jawaban. Aku menyenangi kerlip cahaya malam dan remang lampu oranye taman kota. Semoga kamu juga bisa merasakan syahdunya.
Kembali pada soal bunga. Bagaimana jika mahkota bunga itu kelak benar adanya. Menghias kepala, menjadi saksi kuluman senyum yang sulit ditahan-tahan-juga haru. Tidak tidak tidak, Tuan. Tentu saja aku bukan berbual berlebihan, aku hanya berlatih mendeskripsi. Karena seorang Nona di pinggir jalan yang terlalu takut untuk menyeberang cuma butuh ditemani agar ia percaya : ia tak sendiri.

Dan barangkali, kamu serendipiti.

--
Terima kasih Tuhan, Terima kasih malam. Terima kasih untuk bunga dan cerita perjalanan kakak-kakak berdua yang membangkitkan kisah ini bermula :")

Ada yang dirindu. Ada. Karena barangkali, ini tentang kita.

/ah, tetap saja tidak bisa menyamai diksi ditapalbatas :")
harusnya gue kik, yang minta lo ajarin nulis :"

4 komentar:

  1. Balasan
    1. waaa Ririii :")))
      sejujurnya aku selalu terharu setiap tau kamu habis baca blog aku :""

      Hapus
    2. Bagus fit tulisannya ๐Ÿ‘

      Hapus
    3. wah, terima kasih fath . terharu dikomen sama mahasiswa kayak Al Fath :""

      Hapus