Sabtu, 02 Juli 2016

Maryam Zakkiyyah

*barangkali juga mau buka tulisan ini



Maryam Zakkiyyah
Teman Sabtu-kalo dulu selama di IC mah

Kita nggak pernah sekelas, nggak pernah sekamar,  bahkan segedung asrama cuma pas kelas tiga aja.
Tapi kita satu pilihan seni. Seni lukis-yang saya terplot tanpa bisa milih karena pas itu tipes dan pulang. Seni lukis setiap Sabtu. Terus pra kelas lukis kita suka beli gorengan saung 5000 dapet 7. Gantian tiap minggu jadwalnya siapa yang beli. Yang biasanya mesti terbeli adalah bakwan. Tidak lupa disiram kuah kacang encer yang lezat. Dan semuanya dikantongin kresek putih bening.

Sama-sama lebih menyukai malam Sabtu daripada malam Minggu karena kalau malam Sabtu, rasanya masih ada libur lagi. Kalau malam Minggu kan dekat sekali ke hari Seninnya :"
Terus kalo Jumat malam-dan ingat-kita akan mengucapkan, "Selamat Malam Sabtu!"

Maka karena kesempurnaan Sabtu itu kita menyebut satu sama lain Teman Sabtu.

Waktu bergulir. Maryam menjadi orang-yang kalo kata Himeh-yang seantero ITB pasti tau, hahaha.
.
.
Hingga suatu waktu pasca keseharian Sabtu yang dirindukan itu-saat kuliah-kami pernah cerita banyak via telepon.

Kemudian September 2015 lalu Maryam ada acara internasional di UGM. Kita sempat ketemu beberapa kali. Di Hotel UC. Di Fakultas Teknik.

Saat itu, saya tahu banget Maryam sangat ingin ke Jepang dan aku tau banget nangisnya dia pas program 10 hari sama mahasiswa ASEAN dan Jepangnya itu mau berakhir.

Saat itu juga Maryam pernah ngasih kartu yang isinya link buat exchange ke Tokyo Tech.

Actually link itu sering di pos di grup fb dosen-mahasiswa jurusan. Jadi saya udah tau sebenernya. Terus saya berpikir, seru kali ya kalau bisa exchange bareng Maryam.

Kira-kira November saya daftar program itu. Tapi ternyata Maryam nggak daftar. Dia daftar program lain di Universitas Ritsumeikan.

Akhir Desember 2015 di walimahan Nadia di Bandung, Maryam ngabarin kalau dia lolos program exchange ke Ritsumeikan. Antara bahagia karena dia keterima dan sedih karena aku belum jodoh sama Jepangnya :"

Maryam akan berangkat perengahan Maret 2016.
.
.
Saat itu aku berpikir, harus ke Bandung sebelum Maryam berangkat.

Tapi apa mau dikata. Karena hidup berasrama, saya harus punya izin yang layak dong buat ke Bandung. Izin layak itu semacam lomba atau...ada yang nikahan lagi#eh.
Terus jadinya beneran nggak bisa ke Bandung sebelum Maryam berangkat.

Akhir April kemarin kabar lolos summer program di Tohoku. Maryam adalah salah seorang yang saya kabari hari itu juga. Tapi saya nggak kebayang apakah akan ketemu Maryam atau nggak. Karena ke negara orang itu nggak kayak kamu ke Jogja terus bisa ada aja yang jemput.

Hunting tiket dan ternyata tiket kalo langsung ke Sendai mahal banget. Kalo via Tokyo ke Tokyonya aja 4jutaan :(. Akhirnya lewat Osaka terus nyambung Sendai. Selanjutnya ada pertanyaan, tinggal di mana di Osaka?

Ada alumni IC di Kyoto. Hmmm tapi mayan jauh juga katanya. Terus di tengah-tengah kebingungan itu, Annisa, teman saya yang kuliah di Nagoya bilang ada alumni IC di Osaka. Kontak-kontakanlah saya sama kakak itu. Kak Lia namanya. Di Osaka sama keluarga kecilnya. Angkatan jauuuh banget. Kak Lia lulus IC 2002. Kak Vero suaminya lulus IC 2000.

Sebulanan kali ada udah kontakan sama Kak Lia, Maryam nanya. Nanti tinggal di mana? Saya bilang, di Ibaraki. Ada alumni IC di sana. Maryam kaget. Ibaraki itu kampusku Fiiiit! Saya kaget. Haaaa berarti deket dong. Bisa ketemu :") Saya juga kaget. Bener-bener nggak nyangka :"

Maryam bilang Selasa 28/6 dia cuma kuliah pagi jadi akan mengajak keliling Osaka. Dan pada akhirnya keterusan hingga Rabu 29/6 nganter-nganter ke Kyoto dengan bolos groupworknya :". Bahkan nyamperin juga pas saya baru datang tanggal 27.

Dear Maryam,
Semoga kita nggak sekadar jadi teman Sabtu atau #SahabatSampaiJepang ya. Lebih dari itu, semoga kita bisa jadi #SahabatSampaiSurga.

 :")

nb : kata Maryam kemarin pas likenya 153, ini foto terbanyak like sepanjang dia maenan instagram *tambahan foto laon menyusul ya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar