Selasa, 09 Oktober 2018

Cemas

Suatu hari aku cemas. Cemas sekali sedari pagi, sedari subuh. Muncul banyak pertanyaan di kepalaku. Dan aku takut dengan pertanyaan-peranyaan itu. Aku takut dengan kemungkinan-kemungkinan.

Mulanya aku mau konfirmasi ke temanku karena kupikir dia bisa menjawab pertanyaan yang muncul. Tadinya mau ke X, urung. Terus aku pikir apa ke Y aja ya, urung lagi.

Maka mulailah aku menjalani hari dengan perasaan cemas dan perasaan bertanya-tanya karena aku tidak menemukan jawaban sementara diriku bahkan mulai memunculkan pertanyaan lainnya.

Sampai ada akhirnya yang kutanyakan Pertanyaannya bukan pertanyaan awal sedari subuh yang muncul. Tapi ternyata aku salah bertanya. Ternyata malah menimbulkan masalah baru, yang bikin aku tambah nggak tenang.

Lalu aku menchat dua teman, salah satunya Kak Shanin. Aku bertanya bagaimana mengatasi cemas. Kak Shanin nanya beberapa hal, sampai akhirnya menjawab ini;

dan ada beberapa chat setelahnya, tapi yang kucopy ini aja ya

Aku pernah stress juga. Bahkan sampe maag kambuh, padahal udh lama gak kambuh.
Sampe waktu ngaji aku baca ayat : "Segala yg ada di langit dan di bumi milik Allah. Allah maha berkehendak atas segala sesuatu". Dulu kalau baca ini yaudah selewat aja. Tp waktu itu aku coba renungin. Allah maha berkehendak atas segala sesuatu. Bahkan daun yg jatuh aja atas izin Allah. Habis itu belajar ikhlas buat menerima semua ketentuanNya.
Kemudian aku jadi berpikir. Pertama, dari skrinsut yang dishare Kak Shanin; apa yang  menjadi responku ketik cemas? Pada hati, pada lisan, pada tangan. Apa aku jadi melayangkan doa, jadi sibuk dengan kebaikan, jadi sabar, jadi meyakini bahwa balasan untuk kebaikan adalah kebaikan pula? Atau aku malah sibuk kesel sendiri, marah, protes, masih sibuk melakukan dosa? Menyadarinya akan membuat saya tahu harus bagaimana setelah ini. Seharusnya

Kedua, dari sharing Kak Shanin.
Kalau Allah nggak berkehendak, nggak akan terjadi apa yang terjadi itu.
Bahkan kalau yang aku khawatirkan itu terjadi, mungkin memang Allah pengennya itu terjadi ke aku. Nggak mengenakkan, mungkin. Tapi kalau Allah sudah berkehendak mau bagaiana? Allah inginnya gitu kok.
Kabar baiknya, apa yang dari Allah insya Allah selalu ada kebaikannya. Tinggal manusianya aja yang perlu melebarkan jangkauan pandang.
Bayangan-bayangan buruk muncul. Tapi terus ada konsep, kalau Allah nggak berkehendak juga nggak akan terjadi kok; kalau berkehendak, kayak gimanapun, pasti jadi. Terus bener yang Kak Shanin bilang. Lalu jadi lega. Jadi pasrah. Jadi berserah.

Esok lusa, semoga aku bisa mengingat apa-apa yang aku dapat di atas ini. Belajar nggak cemas berlebihan yuk Fit! Juga belajar untuk menahan diri mengonfirmasi kalau memang tidak seurgen itu. Jangan-jangan setelah dapat jawaban konfirmasinya malah bikin makin cemas.

ini chat  20-21 oktober 2018


3 komentar: