Jumat, kumpul pertama. Gedung CED, pukul 15.30. Saya ke CED habis shalat Ashar. Alhamdulillah CED nggak sejauh MU dari Milan. Di perjalanan ke CED saya udah nawaitu mau bikin tulisan selama dapet bimbingan dari para coach GMIF, doakan ya biar istiqomah nulisnya. Btw, GMIF itu tiba-tiba terdengat seperti TGIF, hehe. Efek hari Jumat kali ya. Tau kan, TGIF itu Thanks God It's Friday.
Saya orang kedua yang sampai di sana-selain Mbak Birrul tentunya. Orang yang pertama saya kenal adalah Mbak Mila, Kedokteran Hewan 2011. Mbak Mila ini ternyata nggak tau kalau salah satu syarat daftar GMIF adalah second year student, tapi entah apa rencana Allah Mbak Mila lolos seleksi. Kemudian satu per satu yang lain pun datang Ada Imad anak Elektro, Ibnu anak Kimia *btw saya satu fakultas sama Ibnu tapi baru kali ini tau Ibnu, sebelumnya bahkan liat orangnya di kampus juga belum pernah, Devi anak Teknologi Pertanian, Nabil anak Mesin, Sekar anak Kehutanan, Putri anak Geografi, Hanif anak Psikologi, Ino anak Peternakan, Mbak Chaye anak Farmasi. Kalo Mbak Chaye juga 2011 tapi cerita daftarnya pas Jumat ini saya nggak tau, jadi dipending dulu aja ya sampe ceritanya pas waktunya sama ketika saya beneran tau. Oya, beberapa orang nggak datang.
Di pertemuan pertama ini, Imad sama Nabil cerita mimpinya masing-masing. Lebih mimpi ke Indonesia ke depannya mau gimana, sih. Terus ini agak menohok diri saya gitu deh, halo Fitri, mimpimu Indonesia ke depan itu pengennya seperti apa? Jujur, saya belum pernah mikirin matang-matang. Ketauan banget ya ini mereka berdua pasti punya track experience yang bikin mereka mikir tentang Indonesia dan upaya apa yang sedang merea tempuh saat ini guna kebaikan Indonesia kelak (yang mereka ceritakan juga -> Mimpi saya Indonesia itu nant....makanya sekarang saya...). Super sekali.
Selain peserta komapres yang hadir ada Mbak Birrul serta Mas Maul. Mas Maul ini anak Geofisika sebenarnya, sefakultas sama saya tapi -maafin saya Mas- sedihnya saya baru tau Mas Maul ini selama oprek GMIF. Padahal kalo kata Mbak Birrul "Kalo Maul udah tau semua lah ya." Oleh mereka berdua kami diceritakan kenapa Komapres bentuk GMIF *angkatan ini GMIF angkatan pertama. GMIF ini salah satu project para mapres selain
inspirasi.ugm.ac.id Kagum ya, sama orang-orang hebat yang saya yakin sebenarnya mereka pun pasti punya kesibukan masing-masing. Tapi mereka tetap meluangkan waktunya demi sharing-sharing info buat adek-adeknya ini *terharu. Subhanallah, bener deh emang sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat buat yang lainnya. Semoga kalian mendapatkannya Mbak, Mas :)
Selain Mbak Birrul dan Mas Maul, ada juga Mbak Rida (FEB *lupa angkatannya), Mas Muhsin (Peternakan 2010), dan Mas Obi (Peternakan 2010). Ketiganya para peserta seleksi Mapres tingkat Univ tahun ini -yang otomatis sudah melalui seleksi fakultas sebelumnya. Berhubung catatan di notes saya rada acak-acakan, tapi intinya saya pengen nyampein apa aja yang mereka sampaikan pas kumpul pertama itu yang merupakan hal baik yang bisa diambil maknanya juga :)
"Untuk menjadi hebat, banyak challengenya, banyak tantangannya"
"Saya mungkin termasuk mahasiswa yang salah jurusan," kata Mbak Rida di awal pertemuan. Jadi manteman, Mbak Rida ini anak Akuntansi, tapi aktif pake banget di dunia lingkungan. Bahkan pengalaman ke luar negeri juga karena keaktifannya di dunia lingkungan. Mbak Rida cerita kalau dulu waktu -kalo nggak salah ingat- di Amerika, ada project bikin semacam tempat pengolahan sampah. Ngebangunnya itu pake batubata, semen, dan sebagainya. "Di antar kami nggak ada anak teknik sipil, kami ngaduk semen sendiri, bangun sendiri." *terus di kepala saya ingat tukang yang waktu itu bangun rumah pas jaman saya masih kelas 3 SD. "Saya juga kadang diledek teman di kampus. 'Kamu emang masih kuliah?' Karena saya mungkin lama nggak keliatan di kampus kalau ada agenda ke luar negeri atau kegiatan lingkungan lainnya. Atau diledek 'Aktivis lingkungan kok masih naik motor? Saya juga sekarang naik sepeda walau pada saat tertentu masih naik motor.'"
"Hidup itu harus berimpact. Jangan sekali-kali membawa kerusakan di muka bumi."
-Rida Nurafiati
Mas Muhsin cerita kalau dia adalah ketua BEM Fakultas dengan masa jabatan terpendek yang pernah ada di UGM. Hanya 3 bulan. Jadi ceritanya pas itu ada info tentang belajar sapi di Australi-dalam jangka waktu yang cukup lama. Nah sayangnya anak Peternakan ini nggak ada yang daftar. Teru ada dosen yang nyuruh Mas Muhsin daftar. Awalnya nggak mau, tapi akhirnya terpaksa *mungkin nggak enakan gitu kali ya sama dosen. Nah seleksi awal lolos, selanjutnya wawancara. Udah niat nggak mau datang untuk wawancara, dipaksa-paksa sama senior buat datang. Lucunya, pas wawancara kan ada dua orang, satunya yang orang bule satunya semacam orang Indonesia yang ngarahin gitu. Mas Muhsin di awal bilang saya nggak bisa Bahasa Inggris. Terus orang itu bilang udah jawab sebisanya aja, yes no yes no, jawab pake Bahasa Indonesai juga nggakpapa. Eh pas udah dijawab secukupnya, campur pake Bahasa Indonesia, orang itu malah bilang 'Nih bule kagak ngerti nih, jawabnya pake Bahasa Inggris' -________- Rencana Allah meloloskan Mas Muhsin dalam tahap itu. Galau deh, soalnya Mas Muhsin saat itu emang baru menjabat jadi ketua BEM Fapet. Akhrinya setelah urus banyak hal, Mas Muhsin diturunkan secara terhormat dari jabatannya. Ciaaaat, pergilah Mas Muhsin ke Australi belajar sapi.
"Yang paling baik adalah yang paling bermanfaat buat orang lain. Jangan mau masuk surga sendirian!"
-Muhsin Al Anas
Mas Obi, saya nggak begitu ingat cerita apa *maaf Mas. Tapi yang jelas Masnya ini baru pulang dari India dan akan ke Jepang Senin besok istilahnya kalo ngebahasain Jumat itu mah. Karena harus ke luar negeri itu akhirnya Mas Obi nggak bisa datang seleksi Mapres. Kalo kata Mbak Birrul sih 'Hdup adalah pilihan dan bagaimana memanajemen pilihan itu'. Oya teman-teman Mas Obi nyaranin kita buat follow
@twitkuliah *alhamdulillah udah follow. Jadi di sana banyak info exchange, summer school, conference, lomba, dan lain-lain. Mas Obi ini pas ke India kemarin ketem langsung sama pemilik akun tersebut, anak Hukum UI.
"Kalian perlu ke luar negeri. Karena dengan ke luar negeri kalian bisa mencintai megeri sendiri"
-Mas Obi
Selanjutnya kami para anggota GMIF dikasih project buat jadi panitia teknis acara seleksi Mapres. Nabil jadi ketua seleksi pertama dan yang kedua ketuanya Ibnu. Para coach bilang GMIF punya waiting list, jadi kami yang nggak disiplin pada kumpul GMIF bisa jadi kemudian digantikan oleh peserta waiting list. Jadi ingat, Mas Maul sama Mbak Birrul bilang, mereka sukses juga mengorbankan banyak hal. Jarang masuk kuliah, misalnya.
"Ada yang harus ditinggalkan, tapi titik beratnya adalah komunikasi."
Ketika mereka sering gak masuk, absen gak mencukupi syarat ikut ujian, dan lain sebagainya. Komunikasi itu penting, makanya mereka bisa ikut ujian. Mbak Birrul juga menekankan ke kami tentang pentingnya konfirmasi. Jadi ingat dulu kata Mas Dimas di Medinfo
"Konfirmasi itu bukan hanya sekadar memberi kabar, tapi juga mempererat silaturahmi".
Panjang banget ya tulisannya, hehe. Semoga bisa diambil manfaatnya ya. Oya saya lupa siapa yang bilang, kata-katanya begini :
"Gerbang kesuksesan itu saat kuliah, bukan saat sekolah. Organisasi, nulis *kayanya ini maksudnya paper/jurnal ilmiah gitu deh*, aktif kegiatan. Fase tahun pertama kedua itu fase investasi. Investasi dulu untuk jalani sesuatu sedikit demi sedikit."
Sudah dulu kok ceritanya. Semoga bisa menginspirasi, membakar semangat, atau sekedar diambil hal baiknya. Ga ada fotonya tapi no pict gak hoax kok :P. Sampai jumpa di cerita SuperCampI Seleksi Mapres ;)
Jumat, 21 Maret 2014