Penulis : Azhar Nurun Ala
ISBN : -
Penerbit : Lampu Djalan
Ketebalan : 251 halaman
Ukuran : 13 x 17,5 cm
Harga : 60.000
“Ketika ekspresi
rindu adalah doa, tak ada cinta yang tak mulia.”
Rijal Rafsanjani, jatuh cinta pada kakak tingkatnya di universitas
yang baru dimasukinya, Annisa Larasaty. Ketertarikan pertama ketika melihatnya
membacakan puisi pada suatu senja, di hari pertamanya melihat-lihat kampus
Universitas Indonesia.
Mereka ditemukan kembali di Teater Daun, sebuah forum sastra
di kampus. Suatu kesempatan memaksa keduanya membacakan interpretasi terhadap
puisi terkenal karya Sapardi, Hujan Bulan Juni. Lambat laun, Rijal mulai
merasakan perasaan lain pada yang kian tumbuh terhadap Laras. Ia jatuh cinta. Namun
keyakinan dan pengertian bahwa Laras bukanlah perempuan sembarangan membuatnya
menjaga perasaannya dan bertekad hanya akan menyampaikannya ketika saat yang
tepat tiba. Baginya saat yang ditunggu itu saat Laras wisuda.
Hari wisuda Laras, saat Rijal ingin mengutarakan lamaran,
malah justru menjadi hari di mana ia kehilangan jejak Laras. Tidak ada kabar
sama sekali. Laras menghilang, entah ke mana, sesaat setelah wisuda. Dirinya gamang.
Mau mencari, tapi ke mana? Nomor yang tidak bisa dihubungi. Media sosial yang tiba-tiba
tidak aktif. Tidak ada cara bahkan untuk mengontak Laras sama sekali.
Waktu terus bergulir. Orang tua Rijal yang kian menua pada
akhirnya membuat Rijal memutuskan untuk segera menikah dengan perempuan pilihan
ibunya, Aira. Perempuan yang baik, meskipun hati Rijal masih tertuju pada
Laras. Sampai suatu ketika Rijal bertemu kembali dengan Laras. Kala itu Rijal
memang belum menikah, tapi lamaran sudah dilakukan. Bahkan Laras pun terkesiap
melihat cincin yang sudah terpasang rapi di jari Rijal. Pertemuan singkat
mereka meninggalkan kegamangan di hati keduanya.
***
Novel Tuhan Maha Romantis merupakan novel cinta yang penuh
dengan kalimat puitis. Barangkali karena Azhar, pengarangnya masih terbawa oleh
suasana penulisan buku pertamanya, Ja(t)uh. Puitis ini tidak mengurangi isi dan
jalannya cerita, namun sayangnya penggambaran detail latar tempat dan suasana
jadi kurang maksimal, meskipun suasana hati tokoh utama cukup mendominasi. Namun
kalimat-kalimat puitis ini juga tentu dapat menyentuh hati pembaca dengan baik.
Kalimat-kalimat puitis ini tidak melulu bicara soal perasaan cinta Rijal pada
Annisa, namun juga antara ayah maupun ibu Rijal ketika putranya hendak merantau
ke tanah Jawa. Tergambar sekali bagaimana cinta orang tua pada anaknya lewat
kalimat puitis Azhar.
Novel ini cocok dibaca oleh remaja sampai dewasa. Semoga para
pembacanya dapat menangkap pesan kebaikan yang hendak disampaikan oleh penulis,
tidak hanya kisah cintanya semata. Meski akhir cerita terkesan terburu-buru dan
alasan Laras menghilang terkesan janggal, cerita ini dapat menjumpai akhirnya
dan tidak meninggalkan ending yang
menggantung bagi pembacanya. Novel yang dipersiapkan dengan cukup matang versi
Azhar ini bahkan dilengkapi dengan soundtracknya yang dapat diperoleh dari
website resmi Azhar Nurun Ala. Selamat menikmati J !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar