Jumat, 04 April 2014

[Resensi#9] Tuhan Maha Romantis : Ketika Ekspresi Rindu Adalah Doa, Tak Ada Cinta yang Tak Mulia

Judul Buku          : Tuhan Maha Romantis
Penulis                 : Azhar Nurun Ala
ISBN                      : -
Penerbit              : Lampu Djalan
Ketebalan           : 251 halaman
Ukuran                 : 13 x 17,5 cm
Harga                    : 60.000

“Ketika ekspresi rindu adalah doa, tak ada cinta yang tak mulia.”


Rijal Rafsanjani, jatuh cinta pada kakak tingkatnya di universitas yang baru dimasukinya, Annisa Larasaty. Ketertarikan pertama ketika melihatnya membacakan puisi pada suatu senja, di hari pertamanya melihat-lihat kampus Universitas Indonesia.

Mereka ditemukan kembali di Teater Daun, sebuah forum sastra di kampus. Suatu kesempatan memaksa keduanya membacakan interpretasi terhadap puisi terkenal karya Sapardi, Hujan Bulan Juni. Lambat laun, Rijal mulai merasakan perasaan lain pada yang kian tumbuh terhadap Laras. Ia jatuh cinta. Namun keyakinan dan pengertian bahwa Laras bukanlah perempuan sembarangan membuatnya menjaga perasaannya dan bertekad hanya akan menyampaikannya ketika saat yang tepat tiba. Baginya saat yang ditunggu itu saat Laras wisuda.

Hari wisuda Laras, saat Rijal ingin mengutarakan lamaran, malah justru menjadi hari di mana ia kehilangan jejak Laras. Tidak ada kabar sama sekali. Laras menghilang, entah ke mana, sesaat setelah wisuda. Dirinya gamang. Mau mencari, tapi ke mana? Nomor yang tidak bisa dihubungi. Media sosial yang tiba-tiba tidak aktif. Tidak ada cara bahkan untuk mengontak Laras sama sekali.

Waktu terus bergulir. Orang tua Rijal yang kian menua pada akhirnya membuat Rijal memutuskan untuk segera menikah dengan perempuan pilihan ibunya, Aira. Perempuan yang baik, meskipun hati Rijal masih tertuju pada Laras. Sampai suatu ketika Rijal bertemu kembali dengan Laras. Kala itu Rijal memang belum menikah, tapi lamaran sudah dilakukan. Bahkan Laras pun terkesiap melihat cincin yang sudah terpasang rapi di jari Rijal. Pertemuan singkat mereka meninggalkan kegamangan di hati keduanya.
***
Novel Tuhan Maha Romantis merupakan novel cinta yang penuh dengan kalimat puitis. Barangkali karena Azhar, pengarangnya masih terbawa oleh suasana penulisan buku pertamanya, Ja(t)uh. Puitis ini tidak mengurangi isi dan jalannya cerita, namun sayangnya penggambaran detail latar tempat dan suasana jadi kurang maksimal, meskipun suasana hati tokoh utama cukup mendominasi. Namun kalimat-kalimat puitis ini juga tentu dapat menyentuh hati pembaca dengan baik. Kalimat-kalimat puitis ini tidak melulu bicara soal perasaan cinta Rijal pada Annisa, namun juga antara ayah maupun ibu Rijal ketika putranya hendak merantau ke tanah Jawa. Tergambar sekali bagaimana cinta orang tua pada anaknya lewat kalimat puitis Azhar.

Novel ini cocok dibaca oleh remaja sampai dewasa. Semoga para pembacanya dapat menangkap pesan kebaikan yang hendak disampaikan oleh penulis, tidak hanya kisah cintanya semata. Meski akhir cerita terkesan terburu-buru dan alasan Laras menghilang terkesan janggal, cerita ini dapat menjumpai akhirnya dan tidak meninggalkan ending yang menggantung bagi pembacanya. Novel yang dipersiapkan dengan cukup matang versi Azhar ini bahkan dilengkapi dengan soundtracknya yang dapat diperoleh dari website resmi Azhar Nurun Ala. Selamat menikmati J !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar