Selasa, 01 Mei 2018

Makan di Kantor

Ini super latepost sih. Kalau tau postingan saya yang judulnya Bekal, ini adalah part lanjutan dari tulisan itu.

Tidak lama setelah saya menuis soal Bekal, suatu hari di Badr, Pak Yatno, seseorang yang punya peran penting pada urusan yang berhubungan dengan keperluan kantor dan karyawan, pamit keluar pintu Badr (yang waktu itu masih ngelewatin ruang Tebi) Terus sebelum bener-bener keluar, Pak Yatno mengenalkan seseorang di belakangnya.

"Ini Ibu Yeti, nanti yang bakal masak di sini."

Kita yang baru tau akan ada wacana 'masak di sini' sebenarnya bingung juga mendefine apa itu 'masak di sini'. Belakangan kita baru tau kalau di Badr selanjutnya ada makan siang setiap Selasa, Rabu, sama Jumat (biar Senin sama Kamisnya pada shaum).

"Oh, waah Ini istrinya Pak Yatno?"
"Iya."

"Nanti mau minta apa aja, Ibu bisa," tambah Pak Yatno. Yakin. Sorot matanya menunjukkan kebanggaan. Tangannya mengacungkan dua jempol. Ibu Yeti tersipu.

Aih, saya terharu. Membayangkan perasaan Bu Yeti dipuji begitu. Melihat sorot tatap bangga Pak Yatno.


-Tulisan ini telat dibikin walau idenya udah mblunder lama sejak hari H (dulu masih 2017), tapi alhamdulillah tulisan judul Bekal itu saya bisa posting pas belum ada makan siang di Badr :')


p.s: belakangan tau dari Ima yang sempet ngobrol sama Bu Yeti; Bu Yeti dulu kerja di warung nasi padang, Pak Yatno suka beli di sana. Emang, dari perut tumbuh cinta ya *pesanapalahinikenapainikesimpulannya wqwq


Tidak ada komentar:

Posting Komentar