Jumat, 13 Juli 2018

Kesetiaan pada Prinsip

halaman pembuka Rembulan Tenggelam di WajahMu
"....Kesetiaan anak ini ada pada prinsip,  bukan pada orang atau kelompok. Di masa-masa sulit, hanya prinsip seperti itulah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya...."Salonga pada Tauke Besar, Buku Pulang, halaman 187.

Bahwa kesetiaan terbaik adalah pada prinsip-prinsip hidup, bukan pada yang lain.

Kalimat-kalimat itu yang begitu membekas pada saya selepas membaca Pulang.
Kesetiaan pada prinsiplah yang terbaik, yang bahkan dikatakan akan menjaga pada masa-masa sulit.
Saya langsung ingat obrolan dengan Teh Nijma, mungkin awal tahun ini atau akhir tahun lalu. Saat itu Teh Nijma sedang hamil. Terus kita ngobrol-ngobrol tentang rumah tangga, parenting, dan lain sebagainya. Sampai ketika Teh Nijma bilang kurang lebih begini, "Orang kalau liat anak kecil itu gemas, lucu gitu kan. Di sisi lain, orang tuanya yang menghadapai anak itu dari bayi banget sampai besar. Tahu kapan dia mulai rewel, banyak keinginan, satu dua hal bikin kesel, menguji kesabaran, tahu sisi gemas lucu dan juga sisi bikin marahnya. Kalau bukan karena Allah yang memerintahkan orang tua untuk mendidik anaknya menjadi anak yang shalih shalihah. Bisa jadi nggak akan awet kasih sayang orang tua ke anaknya. Atau bisa jadi keselnya orang tua terlampiaskan ke anak pda waktu yang tidak tepat. Pasangan juga. Suami pengen istrinya A, B C, padahal ada kewajiban suaminya juga dalam mewujudkan keinginan itu. Dan kalau dari sisi suami atau istrinya masing-masing mau bantu mewujudkan ditambah menjalaninya lewat syukur dan sabar, sebagai bentuk menjalani tuntunan Allah dalam berumah tangga, itu yang akan menjaga mereka."

Kesetiaan pada prinsip. Dalam case muslim, adalah kesetiaan pada prinsip-prinsip agama, yang telah Allah breakdown pada Al Quran dan haditsnya. Yang telah disebut dalam hadits, "Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Alquran) dan Sunnah(hadits)ku."

Apa-apa, balikin lagi ke agama. Islam melihatnya bagaim
ana. Seringkali, hal-hal sulit dalam hidup memang hanya perlu diselesaikan dengan merefleksi kembali bagaimana agama mengaturnya.

Tidak perlu berpanjang-panjang. Sebagai penutup, silakan baca kembali potongan gambar di atas. Saya suka kutipan itu :")

tulisan ini sebagai pengingat untuk hari-hari ke depan

laptopnya mulai sulit dipakai
semoga ndak kenapa-napa ya
Jumat, 13 Juli 2018
tebi lagi ngejar landing page dan memulai inventori management, 
yawme lagi fase backend persiapan redesign dan home

Tidak ada komentar:

Posting Komentar